Sesuai dengan nama dan ciri khas gerai pertamanya di Tokyo, Atmos Pink di Jakarta juga mengusung warna merah muda yang membangkitkan unsur feminin. Namun, nyatanya bukan hanya itu pesan di balik visual merah muda. Rona pink yang identik dengan bunga nasional negara Jepang, sakura, ini juga menggemakan antusias pergantian musim dan sentimen optimisme bagi penduduknya. Hal itu pun terasa ketika memasuki concept store yang satu ini. “Warna pink melambangkan sesuatu yang baru dan fresh seolah menyambut kedatangan musim semi,” tutur Nicholas Schaefer selaku Founder The 707 Company, perusahaan yang dengan sukses telah menghadirkan dua gerai Atmos di Indonesia sebelumnya.
Gerai Atmos kali ini berbeda dari yang sebelumnya melalui kurasi ragam busana, sneakers, dan aksesori dengan gaya urban yang berfokus kepada perempuan. Rangkaian pilihan juga sangat bervariasi untuk setiap pribadi perempuan mulai dari atasan jaring-jaring, sneakers corak macan tutul, hingga celana sweatpants tie dye. Selain kurasi brand yang mencerminkan ciri khas Atmos, mereka juga menghadirkan koleksi tersendiri yang dirancang oleh tim in-house dalam rangkaian T-shirt grafis, setelan co-ord denim, dan hoodies. Brand Manager Oktaviani Abby menekankan bahwa sebagai gerai streetwear pertama di Indonesia yang mengutamakan sosok perempuan, Atmos Pink mempunyai impian menjadi top-of-mind para perempuan ketika mencari busana atau alas kaki yang baru.
Presiden Direktur The 707 Company, Marcel Lukman, menjelaskan bahwa visi gerai Atmos Pink tetap konsisten dengan yang sebelumnya, yaitu untuk menjadi stimulus perkembangan budaya sneakers di Indonesia. Bukan hanya sebatas alas kaki, nyatanya sneaker culture memiliki hubungan erat yang saling menopang dengan industri kreatif. Marcel menekankan bahwa “DNA brand Atmos berbasis kepada komunitas seni visual, musik, dan dansa.” Hal ini dapat dilihat melalui adanya ruang dansa interaktif, deretan figurine seni kontemporer, penerapan teknologi visual, dan kurasi musik yang sesuai dengan ciri khas brand. Alhasil, sebuah pengalaman berbelanja yang terasa unik dan baru.
Tidak asing lagi dengan kolaborasi, kali ini Atmos bekerja sama dengan Agatha Carolina dan tim Bitte Design Studio untuk memancarkan spirit Atmos Pink melalui desain interior. Rona pink terpampang melalui ragam visual dan tekstur. Rak sepatu pink diberikan dimensi melalui pancaran lampu LED yang lembut. Area kasir dan ruang ganti dibalut dengan material semacam crush velvet yang bersifat dinamis terhadap sentuhan. Ada juga penggunaan bahan stainless yang mengundang unsur modern. Kemudian layar LED raksasa dengan visual gerak menjadi latar belakang ruang dansa, dikelilingi oleh tembok cermin yang menggugah ilusi optik infinity room. Sara Calista, selaku Kepala Marketing, menegaskan bahwa setiap pelanggan Atmos Pink sangat didukung untuk menggunakan wadah kreatif ini ketika berkunjung.
Di era digital yang gemar memanjakan pancaindra, unsur customer experience telah menjadi sesuatu yang esensial bagi setiap brand. Atmos Pink mencapai hal ini dengan sukses melalui pendekatan interseksi antara elemen visual, interior, musik, dan teknologi. Untuk acara pesta pembukaannya, Atmos pun melibatkan sederet disc jockey dan kelompok dance perempuan untuk memeriahkan suasana. Ya, sekali lagi menjunjung spirit kolaboratif antar komunitas. Atmos Pink telah resmi membuka pintunya di Jakarta mulai 9 Juli di Grand Indonesia Skybridge lantai 2. Jangan lupa untuk berkunjung!
(Penulis: Hans Hambali; Foto: Courtesy of Atmos Indonesia)