Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Rindu Siaran, Indy Barends Tetap Pilih Prioritaskan Anak

Kepada Dave Hendrik, Indy Barends berbagi cerita mengenai tantangan dalam mendidik anak remaja hingga kerinduannya untuk siaran lagi.

Rindu Siaran, Indy Barends Tetap Pilih Prioritaskan Anak

Dipertemukan kembali dengan Dave Hendrik di seri Brunch With Dave Hendrik yang disiarkan tadi siang, 31 Juli 2020, Indy Barends yang dikenal sebagai salah satu penyiar radio dan pembawa acara kondang dan yang dikenal memiliki karakter ceria bercerita tentang kondisi dirinya yang telah menjadi ibu dari dua putra remaja terutama selama masa pandemi. 


Stres saat pandemi

“Kita tuh sebenarnya penasaran sekali, Indy kan begitu ceria selalu, jenaka selalu, orang tuh lagi pandemi gini pada stres, kita tuh ingin tahu seorang yang jenaka seperti Indy ada stres ga sih?” tanya Dave kepada Indy.

Indy yang mendengar pertanyaan tersebut sontak langsung menjawab “Elo salah nanya sama gue, harusnya sama Rafa. Dia bisa lihat, dia jadi saksi hidup betapa stres emaknya selama di rumah,” ungkap Indy.

Ia kemudian melanjutkan "Iya namanya ibu ya, ibu pasti kan walaupun di rumah, maupun kerja pasti dikepalanya banyak berjuta-juta pikiran. Tangan hanya dua tapi yang mau dikerjain itu pasti banyak. Nah begitu pula di rumah, kita ini kan terutama gue gitu inginnya anak-anak ini tenang di rumah, meskipun bosan. Jadi gue selalu mencoba untuk melakukan berbagai hal supaya anak-anak ini bisa ngobrol, bisa ada kegiatan yang menurut mereka tidak perlu pergi karena ada nyokap-bokap mereka di rumah. Seperti contohnya kasus misalnya ini karena lagi di rumah, ada beberapa hal yang sedikit gue tolerir supaya mereka juga tidak tambah stres, misalnya mereka habis makan snack lalu bungkusnya mereka hanya taruh padahal gue sudah mengingatkan nanti bungkusnya di buang ya. Yang gue ingetin sekali... dua kali... sampai akhirnya ketiga kali gue ingetin ternyata anak-anak itu sudah tidak ada tapi bungkusnya tetap di meja, jadi kan mau tidak mau yang gue ingetin tiga kali jadi tiga belas kali gue ngingetinnya 'Ini bungkusnya tidak di buang-buang ya? kalau bungkusnya punya kaki dia jalan sendiri sih'.Ya itu cuma satu contoh dalam arti kata stres pasti dialami, tapi stres saat ini dialami menurut gue lebih berat karena bukan karena stres menghadapi traffic di jalanan, bukan stres menghadapi cue card yang enggak dikasih-kasih yang sudah lama tidak ada di tangan aku lagi, semua tidak ada apa-apanya selain stres di rumah bagaimana menghadapi seperti menjadi malaikat di depan anak-anak," jelas Indy sambil bergurau.


Tantangan menjadi ibu bagi dua anak remaja 

Dave kemudian kembali melanjutkan perbincangan dengan bertanya tentang tantangan sebagai orang tua yang membesarkan dua putra remaja. "Apa tantangannya mendidik dan membesarkan anak remaja? Rafa kan sudah remaja ya," tanya Dave. 

Sebagai satu-satunya perempuan di rumah, Indy mengakui bahwa ini merupakan tantangan besar menghadapi anak-anaknya yang sekarang telah beranjak dewasa. Terutama anak sulungnya. "Sebenarnya tantangan terberat gue adalah Rafa karena sebenarnya kan dia orangnya juga tertutup. Dan gue juga lihat dia adalah anak yang tidak terlalu banyak minta ini itu. Tapi sebenarnya dia anak yang sensitif, perasa. Jadi sebenarnya tantangan terbesar gue adalah untuk bisa menjadi teman bagi dia karena dia terutup, kalau di korek dia tidak akan kepancing. Tapi kalau kita tahu selanya gimana bisa nempel sama dia, itu akan keluar semua," papar Indy.


Ia lalu mengakui bahwa sifat anak keduanya (Manuel) sangat bertolak belakang dengan putra tertuanya. "Kalau yang kedua elo tahu sendiri ya, yang kedua juga penuh kode. 'Aduh aku udah lama ya tidak beli mainan' itu artinya ingin mainan," unkap Indy.   


Rindu kembali siaran

Setelah berbincang mengenai tantangan menjadi orang tua, Dave kemudian beralih ke dunia karier. "Oke kalau gitu aku juga ingin tanya tentang karier, Indy kan sudah berkarya di industri entertainment sudah cukup lama. Masih ada tidak sih keinginan yang belum terwujud di dalam hal karier? Apa lagi sih yang ingin Indy Barends lakukan dalam hal karier? Siaran radio sudah, punya acara TV udah, MC kanan-kiri sudah, semua sudah, main film sudah," jelas Dave.

"Sebenarnya pekerjaan yang tidak ingin gue lepas adalah siaran. Siaran radio itu buat gue pekerjaan terbaik yang selalu gue kangenin terus semua hidup gue mulai dari situ. Dan menurut gue pekerjaan paling berat itu adalah sebagai penyiar radio. Penyiar radio itu bagi gue adalah 'sekolah terberat' sebelum maju ke step berikutnya di dalam dunia entertainment karena di siaran radio itu elo belajar bagaimana cara mengolah kata, elo mengatur mood elo sendiri untuk orang lain yang penting elo harus happy. Elo harus create theater mind orang untuk tahu bahwa apa yang diomongin dia kok benar ya? I think it's the hardest thing dalam sebuah pekerjaan tapi ada nilai yang sebenarnya sangat membahagiakan kalau kita bisa membuat orang lain terhibur tanpa melihat wajah kita," jelas Indy.

"Balik lagi untuk masalah siaran radio gue inginnya pekerjaan radio ini tidak redup meskipun gue tidak tahu itu kapan ada kesempatan lagi karena Rafa yang minta gue untuk stop dari siaran radio. Waktu itu dia masih kelas 2 SMA dan gue tanya kenapa gue tidak boleh siaran lagi. Jawaban dia cuman satu yang sampai bikin gue tidak bisa ngomong lagi. Dia bilang 'You only have one and a half year to be with me in the morning,'" cerita Indy.

Sesaat setelah Indy mencurahkan isi hatinya, kedua MC kawakan itu terharu biru bersama. Semoga kita bisa menantikan Indy kembali siaran ya!

Nantikan berbincangan lengkap Dave Hendrik bersama Indy Barends di seri Brunch With Dave Hendrik yang akan tayang di kanal YouTube Harper's Bazaar Indonesia segera!


(Foto: Courtesy of Instargram @indybarends)