Telah lebih dari 19 tahun berkecimpung di industri hiburan Indonesia, Dian Sastrowardoyo memang telah menjadi salah satu sosok wanita Indonesia yang paling menginspirasi. Tidak hanya parasnya saja yang cantik, ketika berbincang dengan Dave Hendrik di seri Brunch With Dave Hendrik dan ditanya mengenai self-concept ketika ia memandang dirinya sendiri, Dian yang saat ini telah menjadi istri dan ibu untuk keluarga bahagianya pun membagikan pandangannya. Mari simak perbincangan Dave dengan Dian di bawah ini:
“So Dian, I’ve known you since early age, di mana elo mekar menjadi idola perempuan Indonesia sebagai perempuan yang cantik, pintar, aktris, pujaan hati banyak perempuan. Yang aku ingin tahu, sekarang elo sudah naik tingkat ke kehidupan berikutnya, apakah ada shifting self-esteem mungkin atau self-worth dari Dian yang single, Dian yang dikenal sebagai aktris menjadi Dian yang menjadi istri, menjadi ibu?” tanya Dave.
“Gue merasa dulu waktu gue started very young, gue secara confident itu merasa sangat-sangat tidak pede (percaya diri), oke kadang-kadang pede, kadang-kadang enggak, cuma naik turun, fluktuaitf. Dan lebih banyak sebenarnya lebih ketakutan gagalnya, lebih ketakutan enggak cantiknya, lebih ketakutannya tidak disukai orang. Cuma kan sekarang sudah jadi ibu-ibu nih ya, basically sudah berkeluarga dan I’m one of the luckiest one yang masih dikasih kesempatan. Jadi gue lumayan bersyukur karena masih bisa kerja, masih ada demand, dan orang masih ingin melihat karya gue walaupun gue sudah berkeluarga. I’m so blessed, bersyukur, tapi sekarang gue ngejalaninnya itu jauh lebih rileks karena I found a new meaning in my own self-concept. Kalau dulu kan self-concept gue tuh sangat ditumpukan kepada penerimaan orang-orang sekitar gue, penerimaan masyarakat terhadap karya gue, atau pekerjaan gue. If I’m popular, then I like myself. If I’m not popular, I don’t like myself. Tapi sebenarnya itu kan agak-agak messed up banget. Orang itu jangan sampai punya konsep baik buruk tentang dirinya sendiri didasarkan dengan bagaimana orang lain suka sama dia atau tidak. Kalau orang lain tidak suka dengan dia terus dia juga ikut-ikutan tidak suka juga dengan dirinya, terus pada akhirnya siapa yang mau suka sama dia dong?” jelas Dian.
Namun dengan seiring berjalannya waktu, ibu dari dua anak ini mengakui bahwa akhirnya ia dapat mengerti dan menerima diri apa adanya. “Nah di sini gue sudah lumayan lebih mengerti oh that’s not how you do it. Even if you work, elo tuh jangan sampai membangun konsep tentang diri elo, atau elo tuh jangan sampai menerima diri elo berdasarkan apakah elo berhasil dalam pekerjaan elo apa tidak karena elo punya pekerjaan atau tidak seharusnya elo punya konsep tentang diri yang sangat sehat. Do you like yourself? You should! Karena everybody should like themselves. Kalau elo tidak suka dengan diri elo, elo tidak akan bisa menyenangkan untuk orang-orang disekitar elo. Karena elo akan secara sadar tidak sadar, consciously, subconsciously meminta orang lain untuk suka sama elo biar gue bisa suka sama diri gue. That’s messed up!” papar Dian.
Dian kemudian melanjutkan tentang keprihatinannya mengenai pemahaman yang benar mengenai konsep self love terutama bagi orang-orang di Indonesia. “Dan jarang sekali orang-orang di Indonesia merasa bahwa konsep diri yang sehat itu sebenarnya bukan narsisme. Tapi sebenarnya hanya elo jadi orang yang nyaman aja dengan diri elo sendiri supaya elo bisa juga nyaman ada bersama orang-orang lain dan tidak jadi annoying. Elo perlu nyaman sama diri elo sendiri, elo perlu sudah suka dulu sama diri sendiri, tapi bukannya berlebihan ya, bukan narsisme. Sehingga pada saat elo mau ngobrol sama orang, mau bantuin orang, itu benar-benar tulus bukan karena ada underlying agenda supaya disukai orang.”
Nantikan berbincangan lengkap Dave Hendrik bersama Dian Sastrowardoyo di seri Brunch With Dave Hendrik yang akan tayang di kanal YouTube Harper's Bazaar Indonesia segera!
(Foto: Dok. Harper's Bazaar Indonesia, Instagram @therealdisastr)