- Rihanna telah menutup penjualan untuk ketiga merek Fenty-nya sebagai upaya mendukung gerakan #BlackoutTuesday.
- Kampanye media sosial ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran akan pembunuhan yang tidak adil terhadap George Floyd dan korban lainnya yang sudah tak terhitung jumlahnya, serta menunjukkan dampak dari daya beli orang kulit hitam.
Rihanna telah menghentikan sementara produksi untuk tiga mereknya — perusahaan kosmetik Fenty Beauty, lini pakaian dalam Savage x Fenty, dan label mewah yang dikendalikan LVMH, Fenty — sebagai tanggapan atas protes yang sedang berlangsung untuk menuntut keadilan bagi George Floyd dan korban kulit hitam dari kebrutalan polisi di Amerika.
Bintang itu turun ke media sosial untuk berbagi bahwa ia dan bisnisnya akan berpartisipasi dalam gerakan Blackout Tuesday, kampanye media sosial yang mendorong masyarakat untuk berhenti mengunggah konten pribadi dan sebagai gantinya mendidik diri mereka sendiri tentang gerakan Black Lives Matter, memperkuat suara orang berkulit hitam, dan mendukung usaha milik orang hitam. Tujuan dari kampanye ini tidak hanya untuk terus membawa kesadaran akan pembunuhan yang tidak adil terhadap George Floyd tetapi juga untuk menunjukkan kekuatan uang orang kulit hitam dan bagaimana orang-orang kulit hitam Amerika memiliki daya beli yang vital di negara tersebut.
"Kami tidak membeli apa-apa!!! dan kami juga tidak menjual apa-apa!! geng geng! #BLACKOUTTUESDAY AF!!!" tulis Rihanna di Twitter dan Instagram.
Setiap usaha bisnis Rihanna menerbitkan catatan pada halaman media sosialnya masing-masing yang menjelaskan keikutsertaannya dalam kampanye tersebut. Jika seseorang mencoba masuk ke salah satu situs web, mereka akan melihat semua konten asli telah disembunyikan, dengan situs hanya menampilkan pesan yang meminta pengakuan dan dukungan dari gerakan Black Lives Matter.
"Fenty sebagai label yang diciptakan untuk meningkatkan keindahan, kekuatan dan kebebasan! Pada saat ini rasialisme sedang berusaha untuk merobek nilai-nilai itu dari orang-orang kulit hitam dan kami TIDAK akan berdiri dan membiarkan itu terjadi. Kami terlalu kuat, kreatif, dan tangguh," pernyataan ini dikutip dari halaman resmi Fenty di Instagram. "Untuk mendukung komunitas Kulit Hitam, kami akan menyumbangkan dana untuk Color of Change and Movement for Black Lives. Kami meminta Anda untuk berbicara, berdiri, dan melawan rasisme dan diskriminasi dalam segala bentuk."
Pernyataan itu dilanjutkan dengan pesan tentang solidaritas, serta penjelasan tentang Blackout Tuesday. "Kami tidak tinggal diam dan tidak berdiri tanpa melakukan apapun. Pertarungan melawan ketidaksetaraan rasial, ketidakadilan, dan rasisme tidak berhenti dengan sumbangan finansial dan dengan sekadar kata-kata dukungan. Dalam solidaritas dengan komunitas kulit hitam, karyawan kami, teman-teman kami, keluarga kami, dan kolega kami di seluruh industri, kami bangga dapat mengambil bagian dalam #BlackoutTuesday. Fenty TIDAK akan melakukan bisnis apa pun pada hari Selasa, 2 Juni - secara global. Ini bukan hari libur. Ini adalah hari untuk mencerminkan dan menemukan cara untuk membuat perubahan nyata. Ini adalah hari untuk #PullUp," pungkas pesan itu, merujuk pada perusahaan milik Rihanna yang sekarang menjadi ikon dari pidato penerimaan Penghargaan Presiden NAACP.
Ketiga label milik Rihanna telah membawa dampak besar pada industri fashion dan kecantikan dalam beberapa tahun terakhir. Savage x Fenty telah membawa pengaruh besar dalam peragaan busana lingerie yang disiarkan televisi, Fenty adalah lini pakaian mewah baru pertama dari LVMH dalam 30 tahun terakhir, dan Fenty Beauty diperkirakan menghasilkan pendapatan mendapai $570 juta hanya pada tahun 2019.
(Penulis: Bianca Betancourt; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar US)