Berbicara mengenai modelling, kompetisi modelling paling bergengsi di Asia, Asia's Next Top Model (AsNTM), tentu tidak luput dari perbincangan. Terlebih saat model asal Indonesia, Ayu Gani, beraksi di babak final dan berhasil keluar sebagai juara pertama.
Model yang akrab disapa Gani ini berhasil mengalahkan 13 peserta lain yang berasal dari berbagai negara di Asia. Wanita kelahiran solo dan besar di Yogyakarta ini telah mencuri hati para juri sejak awal kompetisi dengan memenangkan dua foto terbaik. Para juri bahkan berpendapat Gani sangat ahli dengan pose foto editorial dan dijuluki memiliki kecantikan klasik Asia.
Salah satu reward yang diraih Ayu Gani setelah memenangkan kompetisi AsNTM ini adalah berhasil membintangi cover majalah Harper’s Bazaar Singapura serta mendapatkan kontrak dengan agensi modelling bertaraf internasional Storm Model Managament yang bertempatkan di London. Harper's Bazaar Indonesia berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Gani pasca kemenangannya di ajang kompetisi modelling bergengsi tersebut. Berikut petikan wawancaranya.
HBI: Selamat atas kemenangannya di Asia's Next Top Model. Bisa diceritakan awal mula perjalanan karirmu sebagai model?
Gani: Sebetulnya, saya masih tergolong baru di industri modelling Tanah Air. Saya mengawali karir saya dengan mengikuti kompetisi modelling yang diselenggarakan oleh sebuah majalah di tahun 2011, dan saya berhasil mendapatkan gelar "Model Favorit Pilihan Pembaca" dari kompetisi tersebut. Dari situlah saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi cover beberapa majalah, serta mewarnai sejumlah fashion spread.
HBI: Apa yang mendorong kamu untuk mengikuti kompetisi AsNTM?
Gani: Dorongan terbesar datang dari ibu saya. Dia selalu mengikuti acara America's Next Top Model, Australia's Next Top Model, dan Asia's Next Top Model, dan dia selalu meyakini saya bahwa saya mampu mengikuti kompetisi semacam itu. Ibu saya bahkan yakin betul saya bisa memenangkannya. (tertawa) Meskipun saya beberapa kali tidak mengikuti sarannya untuk mendaftar, pada suatu ketika akhirnya saya turuti saja kemauannya. Ternyata betul, saya dipanggil untuk mengikuti karantina. Dan ketika sampai di tahap final, lalu saya keluar sebagai pemenangnya, ibu saya menangis. Seraya memeluk saya ia berkata, "Betul kan apa kata mama". (tertawa)
HBI: Hal apa saja yang kamu pelajari setelah menjalani proses kompetisi AsNTM tersebut?
Gani: Saya menyadari bahwa ternyata kekuatan saya sebagai model lebih kepada pemotretan editorial atau pemotretan yang high fashion, bukan komersil. Dan saya juga belajar untuk lebih percaya diri, lebih optimis dengan kemampuan dan potensi diri sendiri. Sebelumnya saya cenderung pemalu dan merasa fisik saya tidak menarik, namun ternyata fitur yang saya anggap tidak cantik ini menjadi kekuatan saya di dunia modelling. Kompetisi ini memberikan pelajaran berharga bagi saya, yakni lebih berani untuk mencoba.
HBI: Seperti apa harapan kamu ke depannya sebagai seorang emerging top model?
Gani: Cita-cita saya sebagai model yang belum kesampaian adalah tampil di semua majalah Indonesia, terutama Harper's Bazaar Indonesia. (tertawa) Ketika nanti saya bergabung ke agensi Storm Model Management pun, saya berharap saya bisa mendapatkan banyak pekerjaan dari sana. Semoga saja saya bisa mewarnai runway London Fashion Week.
HBI: Ada rencana lain di luar dunia modelling yang ingin direalisasikan?
Gani: Melansirkan label kacamata karya saya sendiri. Seharusnya sudah saya lakukan dari beberapa tahun lalu, namun selalu tertunda. Semoga bisa saya luncurkan di akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Baca juga: 5 Model Indonesia yang Berkarya di Kancah Internasional
(Chekka & Althea. Foto: dok. Bazaar)