Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Apakah Tren Kantor Baru "Coffee Badging" Bisa Merusak Karier Anda?

Saat semakin banyak perusahaan mewajibkan jam kerja di kantor, karyawan menemukan cara cerdik untuk tetap “menampakkan diri” sambil mempertahankan fleksibilitas, meskipun cara ini mungkin bukan pilihan terbaik untuk karier Anda.

Apakah Tren Kantor Baru
Courtesy of BAZAAR UK

Kapan terakhir kali Anda bekerja seminggu penuh di kantor? Coba tanyakan ke teman-teman Anda, dan kemungkinan besar jawabannya akan berbeda-beda. Namun satu hal yang pasti: Anda hampir pasti mengenal seseorang yang sudah "dipaksa" kembali kerja lima hari penuh di kantor, dan tidak terlalu senang dengan hal itu.

BACA JUGA: Sejumlah Pilihan Tas Kerja Terbaik untuk Melengkapi Gaya Anda

Pandemi telah membuka era baru kerja fleksibel, namun kini banyak perusahaan yang dulunya mendukung budaya kerja dari rumah (WFH) mulai menghapus sistem hybrid. Menurut laporan KPMG 2024 CEO Outlook, lebih dari 83% CEO di Inggris memperkirakan akan terjadi kembalinya sistem kerja penuh di kantor dalam tiga tahun ke depan. Sementara survei dari Virgin Media menunjukkan bahwa sekitar 40% perusahaan di Inggris sudah mewajibkan karyawan masuk kantor lima hari seminggu.

Namun, angka-angka ini tak selalu sejalan dengan keinginan para pekerja. Data terbaru dari majalah HR People Management mengungkap bahwa lebih dari dua pertiga karyawan akan mulai mencari pekerjaan baru jika mereka dipaksa lebih sering masuk kantor.

“Kami melihat adanya benturan antara apa yang diinginkan perusahaan dan apa yang telah dicintai karyawan, saat ini benar-benar ada ketimpangan antara atasan dan pekerja,” ujar Viv Paxinos, CEO AllBright dan Everywoman, organisasi global yang menghubungkan perempuan di dunia kerja. Maka tak heran jika para karyawan menemukan cara untuk menyiasati aturan baru ini: coffee badging, tren kantor yang tengah viral dan mungkin sudah sering Anda lihat di media sosial.

Courtesy of BAZAAR UK

Opsi bekerja dari rumah telah menjadi keuntungan menarik bagi karyawan, namun semakin banyak perusahaan yang kini menuntut kehadiran lebih sering di kantor.

Apa itu Coffee Badging?

Praktik yang cukup kontroversial ini merujuk pada kebiasaan mampir ke kantor hanya selama beberapa jam, cukup untuk ikut satu dua rapat, minum kopi dengan rekan kerja, dan swipe kartu akses (itulah asal nama "coffee badging"), lalu pulang lebih awal untuk melanjutkan kerja dari rumah sepanjang sisa hari.

Istilah ini pertama kali muncul dalam laporan Owl Labs tahun 2023, yang menemukan bahwa 58% pekerja hybrid lebih memilih “menampakkan diri sebentar di kantor lalu pergi.” Generasi Milenial menjadi kelompok yang paling sering melakukan coffee badging, diikuti oleh Gen X, sementara generasi yang lebih tua cenderung lebih nyaman menghabiskan waktu di kantor.

Mengapa Coffee Badging Jadi Tren?

“Fleksibilitas kini menjadi prioritas utama saat menilai peluang karier,” ujar Viv Paxinos. “Ini mencerminkan pergeseran nilai besar dalam dunia kerja, yang belum semua perusahaan pahami. Saya telah berbicara dengan banyak perempuan yang mengaku jauh lebih produktif tanpa gangguan di kantor. Saat perusahaan memaksa karyawan untuk kembali ke kantor penuh waktu tanpa mengakui manfaat nyata dari kerja fleksibel, coffee badging menjadi jalan tengah yang cerdas, cara untuk tetap mematuhi aturan, tapi tetap menjaga kenyamanan dan efektivitas kerja pribadi.”

“Ada kesenjangan nyata antara atasan dan karyawan saat ini.”

Menurut Caroline Green, pelatih karier dan pendiri The Talent Cycle, coffee badging merupakan dampak langsung dari “masa penyesuaian pasca-pandemi.” Saat perusahaan meminta kehadiran lebih banyak di kantor demi membangun budaya kerja yang lebih terhubung, karyawan justru semakin “mencari cara berbeda untuk membuat pekerjaan tetap berjalan, sesuai dengan batasan baru yang telah ditetapkan.”


Apakah coffee badging ide yang buruk?

Apakah coffee badging merugikan karier Anda atau tidak sangat bergantung pada seberapa besar Anda, dan tempat kerja Anda menghargai interaksi langsung. “Jika seseorang menggunakan waktunya di kantor secara produktif, ini justru bisa baik untuk perkembangan karier, karena memperkuat personal brand dan menunjukkan bahwa mereka secara harfiah hadir dalam bisnis,” ujar Caroline. Dengan kata lain, jika Anda jarang terlihat, Anda bisa saja dilupakan, dan menghindari kantor terlalu sering mungkin membuat Anda melewatkan peluang penting.

Courtesy of BAZAAR UK

Bekerja bersama di kantor bisa menjadi cara untuk membangun koneksi yang lebih kuat antar rekan kerja dan menumbuhkan rasa kebersamaan yang lebih besar.

Namun, coffee badging juga bisa menjadi teknik yang membantu mencegah presenteeism, kondisi di mana karyawan merasa harus selalu hadir di kantor meski tidak produktif. Emily Button-Lynham, pendiri layanan pelatihan karier EBC, melihat tren ini sebagai cara berharga bagi karyawan untuk mengambil kembali kendali atas waktu mereka. Ia mengatakan, “Kebijakan wajib kembali ke kantor sangat merusak rasa aman psikologis, karena banyak karyawan merasa tidak dipercaya untuk mengerjakan tugasnya kecuali mereka ada di kantor.” Menurutnya, coffee badging adalah cara baik agar karyawan tetap mendapatkan manfaat dari lingkungan kerja, seperti rasa kebersamaan, diskusi pemecahan masalah, dan koneksi dengan visi besar organisasi, sambil tetap bisa bekerja produktif dari rumah.

Bagaimana cara meminta fleksibilitas kerja?

Jika Anda tertarik mencoba coffee badging, ada baiknya berdiskusi dengan atasan untuk mencari jadwal kerja yang cocok bagi Anda dan perusahaan. “Komunikasikan secara terbuka dan jujur dengan pemimpin Anda,” saran Button-Lynham. “Jika kinerja Anda baik dan ada kepercayaan antara Anda dan atasan, tidak ada alasan untuk tidak mempertahankan fleksibilitas jam kerja.”

Viv menekankan pentingnya framing dalam negosiasi. “Fokus pada bagaimana fleksibilitas justru meningkatkan hasil kerja Anda. Mulailah dengan mengumpulkan bukti proyek yang selesai lebih cepat saat bekerja jarak jauh, umpan balik positif dari klien, dan tugas tambahan yang berhasil Anda kerjakan tanpa waktu terbuang untuk perjalanan.” Penting juga untuk mengajukan jadwal kerja yang jelas, karena “manajer biasanya lebih terbuka terhadap permintaan yang disampaikan sebagai rencana terstruktur, bukan sekadar pengaturan yang terbuka.”

Perlu diingat, Flexible Working Act 2023 memberikan hak kepada karyawan untuk mengajukan permintaan kerja fleksibel sejak hari pertama bekerja. Meski bukan jaminan otomatis disetujui, jika perusahaan menolak, mereka harus memiliki alasan yang sah.

Courtesy of BAZAAR UK

Haruskah saya meminta staf untuk lebih sering hadir di kantor?

Namun, bagaimana jika Anda berada di posisi sebaliknya, sebagai manajer yang ingin timnya lebih sering hadir? “Pikirkan alasan Anda meminta hal ini,” kata Caroline. “Sebagian besar klien saya tidak keberatan masuk kantor selama ada alasan yang jelas. Pahami ‘mengapa’ Anda dan komunikasikan hal itu dengan tim.” Juga, jujurlah pada diri sendiri saat menilai alasan tersebut. Jika Anda merasa kurang percaya bahwa tim bekerja keras saat tidak di kantor, mungkin ada masalah kepercayaan yang lebih besar yang perlu diselesaikan.

Menurut Viv, “membuat suasana kantor menjadi spesial” dengan ruang kolaborasi nyaman dan acara makan siang terjadwal di hari kehadiran bisa membantu, begitu juga dengan “menjadi contoh sebagai manager” dengan menjaga kehadiran sendiri tetap tinggi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjadikan kantor tempat yang lebih menarik. Namun, pada akhirnya budaya kerja selalu berkembang. Sebagai pemimpin, Anda harus jujur tentang jenis budaya yang ingin anda ciptakan, apakah itu kantor penuh waktu, hybrid, atau remote-first, dan kemudian biarkan karyawan memutuskan apakah mereka ingin menjadi bagian dari itu.

BACA JUGA: 

Tips Memilih Tas Jinjing Besar yang Stylish untuk Perjalanan Kerja

10 Sepatu Flat Klasik Menemani Hari-hari Kerja Anda

(Penulis: Clara Strunck ; Artikel ini disadur dari: BAZAAR UK; Alih bahasa: Chelsea Allegra; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)