Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Dior Kolaborasi dengan Seniman Afrika untuk Koleksi Cruise

Rumah mode ini melakukan perjalanan ke Marrakech untuk pertunjukan yang berinspirasi terbarunya.

Dior Kolaborasi dengan Seniman Afrika untuk Koleksi Cruise

Maria Grazia Chiuri mempersembahkan koleksi Dior Cruise 2020 di Marrakech, temanya adalah “common ground" - sebuah perayaan dari berbagai budaya yang datang untuk bersama-sama menciptakan dan menemukan titik temu.


Selain terinspirasi oleh benua Afrika secara keseluruhan, perancang ini mengundang seniman dari berbagai latar belakang dan budaya Afrika untuk bekerja bersama dengannya dan membuka dialog di antara mereka.



"Maria Grazia Chiuri selalu bertekad untuk membangun pertukaran kreatif dengan budaya Afrika," Dior menjelaskan dalam siaran pers. "Dengan koleksi ini, ia berusaha berdialog dengan landscape Maroko yang nyata dan imajiner, di persimpangan Mediterania, Eropa dan Afrika, sebagai tujuan impian bagi para seniman, penyair, penulis, dan petualang abadi."


Acara ini menarik orang-orang seperti Lupita Nyong'o, Jessica Alba dan Karlie Kloss, yang melakukan perjalanan ke kota El Badi Palace abad ke-16 untuk melihat koleksi terbaru Dior.



Selain menyalurkan sejarah Dior dengan benua tersebut, termasuk daya tarik mantan direktur kreatif rumah mode Yves Saint Laurent dengan Maroko, koleksi ini melihat karya langsung dari beberapa seniman dari benua itu.


Grazia Chiuri meminta Pathé Ouédraogo - alias Pathé'O, salah satu desainer terkemuka di Afrika - untuk membuat kemeja khusus dalam koleksi tersebut, yang memberikan penghormatan kepada mendiang presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.


Ia juga berkolaborasi dengan Grace Wales Bonner (desainer Inggris-Jamaika yang karyanya telah mengeksplorasi budaya Afrika) dan Mickalene Thomas (seniman Afrika-Amerika), dan meminta mereka untuk menafsirkan kembali melalui visi kreatif gabungan mereka dalam busana New Look, the Bar jacket dan rok.


Grazia Chiuri juga bekerja dengan banyak spesialis tekstil dan antropolog Afrika lainnya untuk koleksi tersebut dan juga menyoroti karya produsen tekstil yang berbasis di Afrika bernama Uniwax, yang melanggengkan savoir-faire luar biasa juga membuat lilin menjadi kain yang berharga dan kaya budaya.


Perancang ini juga bekerja sama dengan Sumano, sebuah asosiasi yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kerajinan tradisional perempuan suku-suku Maroko, termasuk melukis tembikar, seni menenun dan pewarnaan tumbuhan.


(Penulis: Amy De Klerk; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Danes Wara; Foto: Courtesy of Bazaar UK)