Perjalanan 200 Trunks, 200 Visionaries: The Exhibition dari rumah keluarga dan atelier Louis Vuitton di Asnières, akhirnya tiba untuk pertama kalinya di Singapura. Pameran ini menampilkan kreativitas 200 visioner dalam merealisasikan sang objek sebagai bentuk homage untuk perayaan ulang tahun Louis Vuitton ke-200 tahun.
Setelah sekian lama terhenti dari bepergian ke luar negeri, Bazaar akhirnya berkesempatan lagi untuk merasakan langsung presentasi akbar yang kali ini tampil dalam ruangan khusus sepanjang area Esplanade, yakni berhadap-hadapan dengan butik Louis Vuitton di Marina Bay.
Dari kejauhan sudah tampak jelas fasad grafik Damier yang berselang-seling dengan jendela dan jika melihat dari ketinggian ada tulisan Louis 200 yang terpampang begitu semarak. Saat masuk, saya disambut dengan nuansa biru-oranye itu dan mata saya refleks menghadap ke instalasi birthday cake yang terbuat dari 32,000 blok lego di dalam trunk khusus.
Kamar pertama menyuguhkan sebuah koper di antara layar LED yang mencerminkan eksplorasi inovasi Louis Vuitton di kala kini secara spektakuler dan kontemporer, bagai akses untuk ke area utama ekshibisi yang kian dinamis dengan interpretasi begitu menarik akan koper berukuran kira-kira sama dengan trunk orisinal ciptaan Monsieur Louis pada tahun 1850-an, yaitu 50 x 50 x 100 sentimeter.
Saya melihat susunan koper menjadi robot-trunk dan tumpukan karya artistik Valeria Manzi & Barnaba Fornasetti, Frank Gehry, Marc Jacobs Stephen Sprouse, Nigo, Supreme, hingga The Simpsons di atas peti kayu yang akan senantiasa menemani perjalanan global mereka.
Menelusuri lebih dalam, seusai melewati lorong berhiaskan artwork, saya berderap di antara panorama Dreamscape dengan interpretasi koper kian magis. Tiap ruangan terbagi dalam zona berwarna dengan tinted window.
Atensi saya tertuju pada kilauan batu bata kaca bernuansa amber yang terinspirasi oleh petualangan sang kreator Jean-Michel Othoniel di Taj Mahal. Ada pula konsep pandemi kolera oleh direktur kreatif Ben Ditto, di mana ia bekerja dengan para ilmuwan, yaitu Marisa Zuk dan Kenneth Robinson, untuk mengambil bakteri dari Vibrio cholera genus lalu menggunakan teknologi CRISPR-Cas9 untuk memasukkan gen ke dalam DNA demi menciptakan warna yang bersinar.
Sebelum ke galeri selanjutnya, nuansa ruangan menjadi semakin merah dengan jajaran karya jurnalis dan author Derek Blasberg, aquanaut dan ocean conservationist Fabien Cousteau, seniman multimedia Rob Cristofaro, sampai interior desainer Pierre Yovanovitch yang begitu atraktif.
Tanpa menunggu cukup lama, saya akhirnya melihat langsung kamar spesial untuk Grammy-nominated South Korean group, BTS yang menampilkan koper kreasi mereka di antara dekorasi dinding dari desain tersebut dengan lantai penuh warna yang disertai tanda-tangan Bangtan Boys.
Menariknya lagi, para ARMY atau pengunjung, dapat menambahkan karangan mereka di antara ilustrasi simbol hati, ikan paus, dan wortel khas Virgil Abloh itu. Bayangkan jika Anda berada di tempat ini sekarang, apa yang ingin Anda tulis? Saya langsung berasumsi bahwa ketujuh personil tersebut bisa saja melihat "karya-karya" kalian ini.
Final stop dari pameran ini adalah audio speakeasy yang memamerkan jukebox trunk gubahan DJ dan produser asal Inggris, Benji B. Saya disuguhi dengan sejumlah kurasi lagu klasik dalam genre dan periode yang berbeda-beda sembari mendengarkan penjelasan akan visi dan memori sang kreator terhadap dunia musik.
Para visioner untuk proyek LV200 ini akan mendonasikan 100% dari fee mereka untuk 15 organisasi amal di 13 negara yang berfokuskan dalam mengembangkan kreativitas generasi muda berbakat. Kemudian para trunk juga akan dilelang pada akhir tahun ini melalui Sotheby's di London.
200 Trunks, 200 Visionaries: The Exhibition
Lokasi: Marina Bay Sands Event Plaza, 10 Bayfront Avenue
Dari sekarang hingga tanggal 21 April 2022, 10.00 - 22.00
Foto: Courtesy of Louis Vuitton, Dok. Bazaar