Ada tiga aspek penting yang akan selalu terlintas di setiap busana rancangan desainer Adrian Gan, yaitu budaya Asia, craftsmanship yang apik, dan embroidery.
Ketiga aspek di atas kemudian ia kemas menjadi sepotong pakaian yang elegan dan mewah dengan desain yang modern untuk membuat tampilan setiap wanita yang mengenakan rancangannya bak putri raja di sebuah dinasti.
Tidak heran, nama Adrian Gan sebagai desainer selalu diperhitungkan para wanita Indonesia ketika ingin tampil dengan busana Oriental, yang lantas menjadikannya sebagai salah satu desainer terbaik Indonesia.
Sejak kecil Adrian sudah jatuh cinta dengan dunia mode ketika ia kerap menciptakan busana untuk dirinya sendiri agar dirinya dapat tampil berbeda dari orang lain.
'Merias' dirinya sendiri dengan busana rancangannya adalah bentuk Adrian kala itu untuk menyalurkan kreativitas dalam dirinya.
Semakin mantap untuk bergelut di industri mode, ia pun akhirnya memilih untuk pindah dari kota kelahirannya Sukabumi, Jawa Barat, untuk mengenyam pendidikan mode di sekolah mode milik desainer Susan Budihardjo.
Untuk memulai kariernya dengan menjadi seorang desainer custom made. Teknik rekonstruksi kain, lipatan gaun yang apik, serta detail yang dijahit dengan sempurna dan indah dengan cepat membuat namanya dikenal sebagai dressmaker di Jakarta.
Talentanya yang sudah terlihat sejak mengawali kariernya di industri mode dan kesuksesannya tidak membuatnya ingin cepat-cepat dianggap sebagai seorang desainer. Ia bahkan melangsungkan debut pergelaran tunggalnya setelah 15 tahun lamanya bergelut di industri mode.
Setelah show tunggal pertamanya digelar dengan cepat namanya melambung dan diperhitungkan sebagai salah satu desainer di Indonesia. Keunikannya sebagai seorang desainer gaun malam di masa itu terwujud dengan caranya menampilkan garis rancangan yang glamor, unik dan tidak terlalu girly, hal tu membuat dirinya dianggap membawa angin segar di dunia mode.
"Penciptaan aksen tidak melulu hanya dapat dilakukan dengan beads saja. Saya lebih menyukai permainan detail tiga dimensi dengan menggunakan bahan itu sendiri, yang dibuat bertumpuk atau bersusun sampai kadang menyerupai tumpukan kertas atau atap," ujarnya melalui sebuah wawancara dengan Bazaar.
Budaya Asia yang beragam dan sangat indah memiliki peranan penting di setiap koleksi Adrian Gan. Kecintaannya dengan kekayaan sejarah budaya Timur yang eksotis kemudian ia jadikan sebagai signature style untuk label eponimnya.
"Nuansa ketimuran merupakan sumber inspirasi yang tak ada habisnya untuk digarap." Jelasnya saat memberikan alasan mengapa budaya Timur memiliki peranan penting di karya-karyanya.
Tidak heran, Adrian sangat dikenal dengan karya-karya cheongsam rancangannya yang fenomenal. Cheongsam buatannya dikenal memiliki struktur yang sempurna membalut tubuh sang pemakai serta craftsmanship yang sangat rapi.
Membahas keunikan seorang Adrian Gan tampaknya tidak ada habisnya, salah satu keunikan dirinya yang lainnya adalah seringnya penggunaan kain vintage sebagai bahan dasar karyanya.
Hobinya dalam mencari kain vintage membuatnya juga mahir dalam melakukan restorasi terhadap kain-kain kuno temuannya.
Kain-kain tersebut kemudian akan ia gabungkan dengan kain modern dan diterjemahkan menjadi sederetan pakaian couture yang tiada duanya. Itulah mengapa gaun-gaun lansiran label Adrian Gan terkenal akan ekslusivitasnya.
Kain-kain vintage yang langka dan sedikit membuatnya hanya dapat membuat satu atau dua potong busana yang sama ketika merancang suatu model pakaian.
Garis desain gaun malam rancangan Adrian Gan yang lumayan berbeda dengan banyak desainer lainnya, membutuhkan seorang wanita-wanita yang berani untuk bereksplorasi dengan gaya dan tidak takut mencoba hal baru untuk bisa mengenakannya.
Bagi Adrian, Ia merancang busana hanya untuk para wanita yang memiliki kepribadian kuat, mandiri serta modern. "Mereka tidak mengikuti begitu saja berbagai tren yang serta kecenderungan yang ada di pasaran karena wanita-wanita saya sudah memiliki personal style yang sangat menonjol. selain itu, wanita yang mencintai karya saya tidak akan tertarik untuk berdandan dengan aksesori berlebih," ungkapnya kepada Bazaar.
(Foto: Dok. Bazaar, courtesy of Instagram.com/@adrianganworld)