
Semua pasti setuju jika dikatakan bahwa Jepang memiliki warisan budaya yang kaya, termasuk berbagai permainan tradisional yang sudah mereka mainkan berabad lamanya. Permainan-permainannya pun tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kultural Jepang seperti misalnya kesabaran, strategi, keterampilan, dan juga kebersamaan. Hingga kini, banyak permainan tradisional Jepang yang masih populer dan dimainkan dalam berbagai kesempatan, terutama saat ada festival, acara keluarga, dan perayaan tahun baru. Berikut adalah beberapa permainan tradisional Jepang yang bisa Anda coba jika sedang bosan dengan permainan yang itu-itu saja. Seru dan tak mudah, lho!
1. Kendama

Kendama merupakan permainan keterampilan yang terdiri dari sebuah gagang kayu (ken) dan bola (tama) yang dihubungkan dengan tali. Gagangnya memiliki tiga cawan dan satu paku di bagian atas, yang digunakan untuk menangkap atau menusukkan bola.
Permainan ini menguji koordinasi tangan dan mata, keseimbangan, serta kesabaran pemain. Kendama memiliki berbagai trik, dari yang sederhana hingga yang sangat sulit. Semakin banyak trik yang bisa dilakukan, semakin tinggi tingkat keahlian pemain. Di Jepang, kendama sering dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa, dan bahkan ada kompetisi profesional yang mempertandingkan trik-trik terbaik.
Saat ini, kendama tidak hanya populer di Jepang, tetapi juga di banyak negara lain. Banyak pemain yang memodifikasi kendama mereka dengan desain warna-warni atau pola unik. Selain sebagai permainan, kendama juga digunakan sebagai alat latihan motorik dan fokus.
2. Daruma Otoshi

Daruma Otoshi adalah permainan yang menguji ketangkasan dan ketepatan tangan. Permainan ini terdiri dari boneka Daruma yang berdiri di atas beberapa balok kayu berwarna. Pemain harus memukul balok-balok tersebut satu per satu dengan palu kecil tanpa menjatuhkan boneka Daruma dari atas.
Permainan ini terlihat mudah, tetapi sebenarnya memerlukan strategi dan kontrol yang baik. Jika pemain memukul balok dengan kekuatan atau sudut yang salah, seluruh tumpukan bisa roboh. Daruma Otoshi sering dimainkan saat perayaan tahun baru karena Daruma melambangkan keberuntungan dan tekad untuk mencapai tujuan.
3. Hanetsuki

Hanetsuki adalah permainan yang mirip dengan bulu tangkis, tetapi dimainkan tanpa jaring. Pemain menggunakan dayung kayu yang disebut hagoita untuk memukul kok berbulu ke udara, berusaha menjaga agar tidak jatuh ke tanah.
Permainan ini sering dimainkan saat tahun baru, terutama oleh anak-anak perempuan yang mengenakan kimono. Ada tradisi unik dalam Hanetsuki, yaitu jika seorang pemain gagal memukul kok, maka wajahnya akan digambar dengan tinta hitam sebagai hukuman yang lucu. Selain itu, hagoita yang dihiasi dengan motif indah juga sering dikoleksi sebagai hiasan rumah.
4. Ayatori

Ayatori adalah permainan menggunakan tali panjang yang diikat menjadi lingkaran. Pemain menggunakan jari-jarinya untuk membentuk berbagai pola dan bentuk, seperti jembatan, gunung, atau hewan.
Permainan ini bisa dimainkan sendiri atau dengan teman yang bergantian mengambil alih pola tali untuk membentuk desain baru. Ayatori melatih kreativitas, koordinasi tangan, serta imajinasi pemainnya. Di Jepang, permainan ini sering diajarkan dari generasi ke generasi dan menjadi salah satu permainan favorit anak-anak.
5. Karuta

Karuta adalah permainan kartu yang membutuhkan kecepatan, daya ingat, dan pengetahuan sastra Jepang. Ada berbagai jenis Karuta, tetapi yang paling terkenal adalah Hyakunin Isshu Karuta, yang dimainkan dengan kartu yang berisi 100 puisi klasik Jepang.
Dalam permainan ini, seorang pembaca membacakan bagian awal dari sebuah puisi, dan pemain harus segera menemukan kartu yang berisi bagian akhir puisi tersebut. Permainan ini sering dimainkan saat perayaan tahun baru dan bahkan menjadi kompetisi nasional di Jepang.
Bagi anak-anak, ada versi Karuta yang lebih sederhana, dengan kartu bergambar dan kata-kata dasar untuk membantu mereka belajar bahasa Jepang.
6. Otedama

Otedama adalah permainan yang mirip dengan juggling, tetapi dimainkan dengan kantong kecil berisi kacang atau beras. Pemain melempar dan menangkap kantong tersebut dengan pola tertentu, sering kali sambil menyanyikan lagu tradisional.
Permainan ini populer di kalangan anak-anak perempuan di Jepang dan sering dimainkan di rumah atau sekolah. Selain menghibur, Otedama juga meningkatkan koordinasi tangan dan ketangkasan.
7. Beigoma

Beigoma adalah permainan gasing tradisional Jepang yang dimainkan di permukaan kayu atau logam. Pemain memutar gasing kecil dari logam dan berusaha menjaga agar gasingnya tetap berputar lebih lama dari lawan.
Permainan ini sangat populer di zaman dulu, terutama di kalangan anak laki-laki. Beigoma membutuhkan teknik khusus dalam melilitkan tali dan melempar gasing agar dapat berputar dengan kuat. Meskipun sempat tergeser oleh mainan modern seperti Beyblade, Beigoma tetap dimainkan di beberapa daerah sebagai bagian dari tradisi.
8. Sugoroku

Sugoroku merupakan permainan papan tradisional yang mirip dengan permainan ular tangga. Pemain melempar dadu untuk menentukan langkah mereka di papan yang berisi berbagai tantangan dan peristiwa. Ada dua jenis Sugoroku yang populer di Jepang yaitu:
Ban Sugoroku: Mirip dengan permainan papan modern, dimainkan dengan dadu dan pion, serta
E-Sugoroku: Papan permainan bergambar yang sering mengandung cerita atau tema sejarah.
Sugoroku biasanya dimainkan selama liburan tahun baru bersama keluarga.
9. Koma

Koma adalah gasing kayu tradisional Jepang yang dimainkan dengan cara diputar menggunakan tali. Ada berbagai jenis koma dengan bentuk dan ukuran yang berbeda, serta teknik putaran yang beragam.
Dalam beberapa permainan, pemain bertanding untuk melihat siapa yang bisa memutar koma paling lama atau menjatuhkan koma lawan dari arena permainan. Koma masih sering dimainkan di festival anak-anak dan acara budaya Jepang.
10. Shiritori

Berupa permainan kata yang dimainkan oleh dua orang atau lebih, pemain pertama dalam permainan ini harus mengucapkan sebuah kata dan pemain berikutnya harus menyebutkan kata lain yang dimulai dengan suku kata terakhir dari kata sebelumnya.
Permainan ini terus berlanjut hingga salah satu pemain tidak bisa menemukan kata baru atau mengucapkan kata yang berakhir dengan huruf "ん" (n), karena dalam bahasa Jepang, tidak ada kata yang dimulai dengan "ん". Shiritori sering dimainkan saat perjalanan panjang atau sebagai permainan edukatif untuk meningkatkan kosakata anak-anak.