Tak lelah menampilkan sisi terbaik dari warisan Indonesia, desainer Samuel Wattimena terus berkaya dalam perjalanan kariernya yang telah memasuki dekade keempat ini. Hal tersebut tampak melalui pertunjukan koleksi teranyarnya yang bertajuk An Exotic Journey to Nusantara. Melalui pertunjukan tersebut, Samuel Wattimena dengan bangga menampilkan berbagai perhiasan menawan yang merepresentasikan kekayaan dan kecemerlangan budaya Indonesia, hasil kolaborasi dirinya dengan The Palace National Jeweler.
Bertemakan Koleksi Perhiasan Nusantara, sebanyak 86 perhiasan menjadi fokus utama dalam acara tersebut, terdiri dari gelang, cincin, anting, dan kalung yang terbuat dari emas dan berlian. Inspirasi koleksi hadir dari keindahan berbagai perhiasan tradisional Indonesia yang tersebar di wilayah Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Timur.
Koleksi tersebut terdiri dari 3 seri, yaitu Nusa, Anta, dan Tara. Tiap-tiap seri mewakili kekayaan budaya Indonesia dari masing-masing bagian wilayahnya: seri Nusa bermakna rangkaian kepulauan dan terinspirasi dari Pending yang mewakili Indonesia Bagian Barat; Anta bermakna angan-angan dan terinspirasi dari Mamuli dan Marangga yang mewakili bentuk perhiasan Indonesia Bagian Tengah; serta Tara yang mengandung arti perempuan dengan kebebasan jiwa, sehingga seri tersebut mewakili bentuk perhiasan Indonesia Bagian Timur, seperti Mas Bulan Base, Belak, dan Pepek Soriti.
“Kembali lagi, saya tidak menciptakan motif perhiasan, tetapi saya terinspirasi dari perhiasan Nusantara yang kemudian saya kelola,” jelas desainer kelahiran tahun 1960 ini.
Dalam mewujudkan citra "Nusantara" terdapat tiga hal yang diperhatikan. Pertama adalah wastra atau kain. Dalam hal ini, kain yang ia gunakan berasal dari kain tradisional yang menjadi ciri khas dari masing-masing daerah di Indonesia.
“Ada keterkaitan khusus antara Indonesia dengan tekstil tradisional, terutama yang berkaitan dengan asal-usulnya, desa, dan daerahnya,” jelas pria yang kerap disapa Sammy ini. “Tekstil tradisional adalah warisan utama setiap bangsa. Tekstilnya menceritakan kisah mereka sendiri. Mereka abadi dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Kedua adalah dari siluet. Menciptakan siluet yang mampu menghadirkan citra ini bukanlah hal mudah. Namun, berbekal dengan pengalaman panjangnya selama berkiprah di dunia mode, tampaknya hal tak tersebut tak menjadi kesulitan berarti baginya. Ketiga adalah rasa. Unsur rasa memang perlu diciptakan oleh sang perancangnya, namun jika seseorang memiliki pemahaman yang mendalam, rasa "Nusantara" dari tiap tampilan mampu terlihat dan terpancarkan.
Berbagai perhiasan tersebut ditampilkan bersamaan dengan koleksi busana. Uniknya, beberapa di antaranya telah dirilis pada tahun-tahun sebelumnya, berkisar antara tahun 1980-an hingga 2021. Sebagian besar pewarnaannya pun menggunakan bahan alami dan dihasilkan dari perpaduan kain atau bahan bekas. Ya, hal tersebut ia lakukan selaras dengan upaya menjadikan tahun 2021 sebagai tahun ekonomi kreatif internasional dalam pembangunan berkelanjutan.
“Keberlanjutan merupakan aspek penting dalam industri kreatif,” ungkap Samuel. “Setiap koleksi hebat mungkin dapat menua, tetapi yang menerapkan aspek berkelanjutan akan tetap anggun. Kecantikan mereka tetap bertahan dan tampak dari waktu ke waktu,” tambahnya.
Bekerja sama dengan KBRI Seoul, pertunjukan tersebut dihadirkan dalam rangka menyuguhkan kemegahan warisan budaya Indonesia kepada khalayak dalam cakupan yang lebih luas. Sebagai negara yang memiliki potensi besar dalam dunia ekonomi dan kreatif secara global, Umar Hadi, selaku Duta Besar RI untuk Korea Selatan, mengakui bahwa Indonesia memiliki dua esensi utama, yaitu keberagaman budaya dan energi para talenta muda. Ia pun yakin bahwa kehadiran acara ini mampu menunjukkan dua kekuatan tersebut, membuat Indonesia semakin terdepan dalam dunia ekonomi dan kreatif.
“Kami ingin mempromosikan kolaborasi antara Indonesia dan Korea Selatan dalam bidang ekonomi dan kreatif dan juga mempromosikan hubungan budaya yang lebih erat antara kedua negara ini,” ungkap pria yang turut memproduseri film Bali: Beats of Paradise.
“Pada hari ini, kami dengan bangga menampilkan beberapa sumber keanekaragaman budaya Indonesia, khususnya dalam dunia mode. Saya sangat berterima kasih karena maestro Samuel mempersembahkan mahakaryanya dan memperkenalkan karya-karya talenta muda dari berbagai daerah yang ada di Indonesia,” lanjutnya.
Acara yang diselenggarakan dalam berbagai platform itu semakin menarik dan berarti dengan kehadiran Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri. Ia menampakkan minat serta pengetahuan yang besar akan seluk-beluk budaya Indonesia. Menurutnya, kekayaan budaya Indonesia telah menjadi salah satu penopang utama perekonomian Indonesia.
“Sektor ekonomi kreatif yang dahulu secara ekonomi memiliki arti kecil dan memiliki sifat sampingan, sekarang telah berubah. Ekonomi kreatif menunjukkan potensinya menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh dan mampu menjadi salah satu penyangah perekonomian nasional,” papar putri dari Presiden Republik Indonesia pertama ini.
Ia pun mendorong para pelaku ekonomi kreatif untuk tak lupa mendaftarkan hak cipta akan karya-karyanya, sebagai perlindungan hukum. Menurutnya, hal tersebut sebaiknya dipertahankan agar tidak dapat diklaim oleh pihak lain.
Pada akhir kata, Megawati Soekarno Putri menyemangati para talenta muda Indonesia dengan berkata, “Saya dorong generasi muda untuk kedepankan karya dan buktikan ke dunia bahwa made in Indonesia adalah karya terbaik. Jangan takut berkreasi. Ini adalah waktu Anda untuk bersinar dan menjadi pencipta tren, bukan sekadar pengikut. Buatlah Indonesia bangga padamu dan banggalah menjadi seorang Indonesia.”
(Fatimah Mardiyah; Foto: Courtesy of Instagram, Youtube, dan The Palace National Jeweler )