
Kain tenun adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang penuh makna. Lebih dari sekadar kain, tenun adalah cerminan identitas, kesabaran, dan keterampilan yang diwariskan turun-temurun. Di era modern, beberapa merek fashion lokal berhasil mengangkat kain tenun ke dalam koleksi mereka, menggabungkan tradisi dengan inovasi. Dengan pendekatan unik masing-masing, mereka tidak hanya melestarikan, tetapi juga membawa tenun ke panggung mode yang lebih luas.
Keindahan klasik kain tenun
Tenun, yang berarti "menenun" dalam bahasa Indonesia, adalah teknik tradisional yang dilakukan dengan tangan untuk menghasilkan pola-pola indah. Setiap daerah di Nusantara memiliki gaya khasnya, dari motif berani khas Sumba hingga pola lembut dari Bali. Secara umum, teknik tenun terbagi menjadi dua jenis utama:
Tenun Ikat: Benang diwarnai sebelum ditenun, menghasilkan pola khas yang terlihat unik.
Tenun Songket: Teknik yang lebih rumit, di mana benang emas atau perak dimasukkan, menciptakan efek berkilau yang sering digunakan dalam pakaian adat.
Selain keindahannya, tenun memiliki nilai filosofis dan sosial yang mendalam, menjadikannya lebih dari sekadar kain.
Intip lima label fashion lokal yang "menghidupkan" kain tenun:
1. OE (Oemah Etnik)
OE didirikan pada tahun 2013 oleh Rizki Triana, jenama fashion lokal ini menggabungkan kain tenun dengan desain modern yang mudah dipakai sehari-hari serta lebih menarik untuk generasi muda. Berkolaborasi dengan pengrajin tenun di Jepara, menciptakan koleksi pakaian ready-to-wear dari tenun yang bisa dipakai di segala acara, mulai dari liburan hingga acara formal tanpa menghilangkan esensi budayanya.
2. Lekat
Lekat adalah merek fashion ramah lingkungan asal Indonesia yang menjunjung tinggi keindahan kerajinan tradisional. Di setiap koleksinya, Lekat menampilkan keunikan kain tenun karya perempuan Baduy, yang menjadi inti dari desain Amanda Indah Lestari. Dengan sentuhan kreatifnya, Amanda menghidupkan warna dan inspirasi dari tekstil tradisional Baduy, mengubahnya menjadi busana yang tetap setia pada akar budaya namun terasa begitu relevan di abad ke-21.
Sebagai Direktur Kreatif Lekat, Amanda tidak sekadar merancang pakaian—ia merajut keterampilan dan kisah di setiap jahitan. Nama Lekat, mencerminkan filosofi karyanya untuk terus berinovasi menggali kekayaan budaya Nusantara yang juga memiliki makna mendalam dan berkelanjutan.
3. Sukkha Citta
Didirikan pada tahun 2016, Sukkha Citta lahir dari sebuah misi besar: menghadirkan fashion yang tidak hanya indah, tetapi juga bermakna. Lebih dari sekadar merek, Sukkha Citta adalah gerakan yang menghubungkan kita dengan kisah di balik setiap helai kain—kisah para perempuan pengrajin dan petani di pedesaan yang diberdayakan melalui keterampilan mereka.
Dengan filosofi Farm-to-Closet, Sukkha Citta memastikan setiap pakaian dibuat secara berkelanjutan, mulai dari benih kapas yang ditanam dengan penuh perhatian hingga menjadi busana yang tahan lama dan ramah lingkungan. Komitmen mereka melampaui estetika, dengan berfokus pada kesejahteraan pekerja, perlindungan lingkungan, serta pengurangan limbah tekstil.
Setiap jahitan dalam koleksi Sukkha Citta bukan sekadar detail desain, tetapi sebuah perwujudan dari nilai-nilai keadilan, keberlanjutan, dan cinta terhadap bumi. Sebuah langkah kecil menuju masa depan fesyen yang lebih baik.
4. IKAT Indonesia
Didiet Maulana mendirikan IKAT Indonesia pada 2011 dengan visi melestarikan budaya melalui fashion. Merek ini menggandeng komunitas tenun dari berbagai daerah untuk mempertahankan motif tradisional dalam desain yang lebih modern. Dari outerwear hingga kebaya, IKAT Indonesia mengangkat tenun ke tingkat kemewahan yang tetap relevan di zaman sekarang. Keberhasilannya bahkan sudah merambah pasar internasional.
5. Sejauh Mata Memandang
Chitra Subyakto mendirikan Sejauh Mata Memandang pada 2014 dengan pendekatan sustainability dan cerita di balik setiap koleksi. Label fashion ini menggunakan bahan ramah lingkungan dan metode produksi bertanggung jawab, menjadikan tenun sebagai busana yang nyaman dan artistik. Dengan warna-warna lembut dan motif yang khas, Sejauh Mata Memandang menghadirkan keindahan kain tradisional dalam gaya yang modern dan bermakna.
Cara merawat kain tenun:
Karena tenun dibuat dengan teknik yang rumit, perawatannya pun harus hati-hati agar tetap awet dan indah. Berikut beberapa cara merawat tenun:
- Cuci dengan tangan menggunakan air dingin: Gunakan deterjen lembut dan hindari memeras kain terlalu keras.
- Jemur di tempat teduh: Sinar matahari langsung bisa membuat warna kain cepat pudar.
- Hindari bahan kimia keras: Pemutih dan deterjen kuat bisa merusak serat kain.
- Simpan dengan benar: Lipat kain tenun daripada menggantungnya untuk menghindari perubahan bentuk.
- Setrika dengan suhu rendah: Gunakan kain pelapis saat menyetrika agar kain tidak langsung terkena panas.
Meskipun berakar pada tradisi, kain tenun terus berevolusi berkat para desainer dan merek yang mengangkatnya ke ranah mode modern. Dengan mendukung merek-merek ini, kita tidak hanya mengenakan kain, tetapi juga membawa kisah, sejarah, dan warisan Indonesia yang kaya ke dalam keseharian kita.
- Tag:
- fashion
- kain tenun etnik