Jika dahulu pekan mode adalah ajang untuk kita semua melihat koleksi pakaian teranyar yang akan mendominasi seluruh pakaian yang ada di butik rumah mode dunia maupun butik lainnya yang banyak ditemukan di mall ibu kota.
Semenjak pertumbuhan media sosial semakin menguat dan digandrungi oleh banyak khalayak, pekan mode bukan lagi tentang busana atau aksesori teranyar saja namun juga menjadi kesempatan para rumah mode dunia menonjolkan momen-momen yang akan mendominasi obrolan banyak orang di media sosial.
Sebut saja, Marc Jacobs dengan penampilan Miley Cyrus yang berjalan di runway hanya mengenakan atasan bra hitam dan celana straight leg hitam.
Atau, Leslie Jones yang mengungkapkan kegembiraannya melihat supermodel Coco Rocha mengenakan mahakarya desainer Christian Siriano dari front row.
Desainer Tom Ford yang menggelar show sebelum acara Oscar 2020 membuat front row miliknya dipenuhi oleh berbagai selebriti A-listers, spotted Jennifer Lopez dan sang kekasih!
Hingga, label Coach yang mengundang vokalis dari band legendaris Blondie, yakni ikon rock wanita Debbie Harry untuk mengiringi langkah para model di presentasi musim gugur 2020-nya.
Seluruh hal tersebut, sukses mengundang perhatian banyak orang namun tak berarti, tren yang terkandung di pekan mode New York tak perlu dikulik lebih dalam. Koleksi musim gugur 2020 karya para desainer perlu Anda pelajari demi mengembangkan isi lemari dan ciri khas bergaya Anda di musim gugur tahun ini nanti.
Berikut tren New York Fashion Week Fall 2020 untuk Anda ketahui selengkapnya.
Leather Weather
Musim lalu, tren busana kulit sempat melambung yang mana banyak influencer dan insan mode tertangkap kamera dengan ansambel bahan kulit layaknya karakter di film Matrix.
Untuk musim gugur 2020, nyatanya busana kulit masih akan mendominasi dan tak ada salahnya untuk mengenakan sepotong pakaian dari kulit milik Anda kembali.
Mantel bahan leather mewarnai beberapa label asal New York seperti Christian Siriano yang mendesain mantel bergaya tuksedo dengan kulit yang memiliki efek shiny, biker jacket yang timeless untuk padanan skinny jeans sebagai wardrobe stale saat bergaya tangguh, setelah serba kulit juga dapat dijadikan alternatif atau injeksikan bahan kulit ke ansambel dengan memiliki celana bermuda bahan kulit dan padankan dengan atasan bergaya apron dari bahan suede sebagai penyeimbang.
Cut It Out
Aksen cut out yang menampilkan sedikit kulit untuk tampilan yang tak kalah seksi kembali merajai tren untuk musim gugur 2020.
Menampilkan sedikit kulit di musim gugur 2020 bukan hal yang tak biasa lagi, nyatanya desainer Tom Ford malah bereksperimen dengan aksen cut out menggunakan bahan renda transparan yang menonjolkan seluruh tubuh. Brandon Maxwell juga menerapkan hal yang sama, dengan desain lady like kontemporer lewat gaun berpotongan cut out di bagian pinggang diikuti dengan siluet mermaid.
Untuk gaya musim gugur yang tak terduga, datang dari desainer Dion Lee yang menciptakan celana dengan aksen cut out di bagian pinggul sebagai kejutan ketika melepaskan mantel musim gugur. Sementara itu, Proenza Schouler mengawinkan aksen cut out dengan DNA minimalis mereka dengan dress berleher turtle yang menutupi sebagian pinggang sang pemakai.
Cape In Town
Not all heroes wear capes, tetapi Anda pun bisa menerjemahkan ujaran tersebut secara harfiah dengan ansambel cape yang mendukung ruang gerak Anda di musim gugur 2020.
Kenakan cape dengan gabungan bahan bebuluan khas Parisian seperti yang ditawarkan oleh rumah mode Longchamp atau cape berwarna membumi yang versatile untuk dipasangkan dengan koleksi rok maxi Anda yang selama ini tertimbun di lemari.
Untuk Anda penyuka aksesori, Peter Do mengaplikasikan kalung dengan cape tak seperti yang lain dengan membuat sang model mengenakan cape hitam dan kalung choker yang menyiratkan pernyataan di tampilan turtle neck di ansambel minimal.
Flower Evidence
Motif flora tak pernah gagal untuk menyelimuti koleksi musim panas, namun kini motif tersebut juga mengambil alih musim gugur 2020.
Jika motif flora di musim panas lebih penuh definisi, injeksi flora secara subtil lewat embroidery dan prints cukup sering bermunculan di beberapa koleksi desainer New York kali ini.
Opsi flora di musim gugur hadir dalam beberapa versi sekaligus, di label Tory Burch aneka gaun feminin bermotif flora yang klasik muncul dalam berbagai versi dengan potongan jukstaposisi dan teknik patchwork.
Anna Sui juga melahirkan koleksi motif flora yang hadir dengan styling tabrak motif dengan latar belakang rentang warna merah muda. Versi merah muda tampak juga dikenakan model di koleksi Carolina Herrera yang kali ini banyak mengaplikasikan warna vibran, dengan imbuhan flora yang berbayang.
Untuk warna yang lebih 'dingin', diaplikasikan J.Mendel yang menorehkan bordiran flora di sekujur gaun dengan lengan bouffant khas Eropa yang elegan dan dewasa.
Vibrantism
Spektrum warna vibran yang terang, berani, dan kuat sudah menjadi palet para label desainer di musim gugur/dingin sejak beberapa musim lalu, tampaknya warna earthy yang identik dengan musim dingin sudah tak terlalu merepresentasikan koleksi fall/winter.
Kejayaan warna-warna terang di busana musim gugur masih berlanjut hingga saat ini, seperti yang tampak di panggung presentasi label Sies Marjan, Christian Siriano, Zimmerman, dan Coach. Meski begitu, pemilihan shade warna vibran yang dilakukan para desainer tetap memiliki semburat warna hangat seperti kuning pastel, kuning tua, ungu tua, hingga dark orange.
Sementara itu, rumah mode Coach justru tak ragu-ragu mencampurkan banyak warna sekaligus di beberapa ansambel rancangan sang direktur kreatif, Stuart Vevers, dengan mengadopsi grafik garis televisi di zaman retro ke dalam busana dan aksesori mereka.
Ruffles On Top
Satu lagi ornamen busana yang masih digandrungi para desainer dunia sehingga menampik alasan bahwa ruffles sudah lewat dari tren dan perlu ditinggakan. Karena industri mode masih menganggap ruffles perlu dipertahankan.
Kini bukan hanya label Rodarte sebagai salah satu pelopor penggunaan ruffles di karya-karya neo romanticism mereka, banyak label New York yang juga menjadikan ruffles aspek penting terutama di potongan atasan ansambel rancangan mereka.
Simak saja label Zimmerman yang mengangkat ruffles ke dalam koleksi mereka menggunakan material printed yang dicetak di atas bahan sheer organza, Vera Wang yang membuat sang model mengenakan atasan ruffles dengan celana pendek (Ide bagus untuk diaplikasikan saat makan malam bersama sahabat, bukan?), hingga desainer Cynthia Rowley yang hanya menempelkan sedikit ruffle di sebuah gaun mini bahan organza untuk dijadikan luaran yang manis.
Jadi tunggu apalagi? Keluarkan busana ruffles milik Anda kembali di musim gugur nanti dan kreasikan penampilan Anda menjadi baru.
Foil Point
Efek foil yang mengkilau mencerminkan kemewahan pada busana secara instan, meski potongan busana tampak minimalis maupun kasual, efek foil secara tidak langsung akan tetap membuat sang pemakai menjadi pusat perhatian di dalam sebuah ruangan.
Salah satu desainer yang mewarnai koleksinya dengan aksen foil effect adalah Sies Marjan, yang menerapkan foil berwarna emas dan hitam menjadi sebuah kesatuan gradasi warna yang kontemporer dan mewah. Untuk format yang lebih playful, diaplikasikan di presentasi desainer Eckhaus Latta yang menampilkan model laki-laki dengan straight leg pants berwarna fuchsia.
Kemudian, Marc Jacobs mengekspresikan energi menyala-nyala di koleksi musim gugurnya dengan mantel berlapiskan foil effect warna metalik yang dapat dijadikan wardrobe staple saat menghadiri acara formal di musim dingin. Untuk Anda yang lebih menyukai gaun feminim, Reem Acra turut berpartisipasi di tren ini lewat pleated maxi dress dengan gradasi warna ungu, emas, metalik, dan hijau yang festive.
(Foto: Courtesy of Instagram.com/@csiriano, @longchamp, @brandonmaxwell, @zadigaetvoltaire, @tomford, @dionlee, @proenzaschouler, @sallylapointe, @michaelkors, @peterdo, @carolinaherrera, @annasui, @jmendel, @toryburch, @siesmarjan, @zimmerman, @coach, @verawang, @rodarte, @cynthiarowley, @eckhauslatta, @marcjacobs,& @reemacra; Layout: Tevia Andriani)