London Fashion Week menjadi kota kedua yang menjadi saksi mata perhelatan mode. Di kota yang terkenal dengan Big Ben ini, tampil sederet aksi konservatif namun romantis.
Melankolis dan konservatif adalah esensi kota London. Berkat cuacanya yang sering kali hujan, nada maskulin hadir merasuk melalui jenis pakaian yang sering kali berinteraksi dengan tubuh. Pun demikian, perempuan London juga gemar bereskperimen untuk menceriakan hari yang sendu. Wajah konservatif juga tampil karena penduduk di Britania Raya menjunjung tinggi norma sosial, terlebih etika. Sehingga romantisme pun tampil dalam takaran yang proporsional. Berikut tip yang dapat Anda aplikasikan untuk bergaya layaknya seorang Londoner:
1. Mengingat semangat konservatif, perempuan London selalu memahami apa yang terbaik dikenakan sebagai seorang perempuan. Sehingga, penampilan manis dan feminin senantiasa menjadi kanvas untuk tampil fashionable.
2. Meski berujung gaya feminin, gaya maskulin kerap dihadirkan. Misalnya dengan pemakaian mantel oversized, atau blazer model double breasted. Selain itu, sepatu bot atau Doc Martens juga menjadi alternatif mereka sebagai siasat tampil atraktif. sedangkan sneakers, sering kali dikesampingkan karena sporty tidak melekat pada karakter London.
3. Konformitas mempunyai makna penting. Termasuk dalam berpenampilan, misalnya irama uniform menjadi pilihan untuk terlihat menarik. Misalnya dengan memadukan celana dengan jaket/blazer yang seragam.
4. Jukstaposisi warna dan motif/print adalah kelebihan perempuan London, padanan yang mereka sajikan selalu nyaman dilihat dan tidak provokatif, singkat kata adalah proporsional.
5. Outerwear merupakan sesuatu yang penting mengingat cuaca London yang sering kali hujan. Ragam outerwear pun menjadi sentuhan yang sanggup memaksimalkan sebuah penampilan.
(Gusti Aditya, Foto: Dok. Bazaar)