Mauliate membuka akhir tahun dengan pendekatan hangat yang berakar pada budaya Batak, menghadirkan ruang refleksi yang berpadu dengan kreativitas mode. Terinspirasi dari semangat syukuran panen, acara ini mengajak pengunjung menelusuri kembali nilai kebersamaan dan rasa terima kasih dalam suasana yang intim. Melalui narasi budaya, seni, dan mode, Mauliate menjadi momen untuk melihat tradisi dari perspektif baru yang lebih segar.
BACA JUGA: Tobatenun Rayakan 7 Tahun Pelestarian Tenun Batak Melalui Program Bertajuk Ugari
Digelar oleh Sopo Del Tower dan Tobatenun, acara ini menjadi ucapan syukur atas perjalanan dan pencapaian sepanjang 2025. Nama Mauliate yang berarti “terima kasih” dalam bahasa Batak Toba menjadi dasar bagi pengalaman yang dihadirkan, baik melalui dekorasi botani tropis maupun rangkaian presentasi yang merayakan sumber kehidupan. Esensi Gotilon, tradisi syukuran panen, diterjemahkan dalam atmosfer yang kaya simbol dan penuh makna.
Tobatenun menyoroti teknik Tenun Songket atau Jungkit sebagai fokus utama, menghadirkannya melalui koleksi Studio Jeje dan Maison Obscura. Teknik Jungkit yang menggunakan metode pakan tambah menghasilkan motif timbul yang tampak pada Ulos Tumtuman dan Ulos Sadum. Perpaduan tenun dengan kebaya modern, aplikasi payet bernuansa haute couture, serta siluet busana pria tegas memberikan sudut pandang baru bagi wastra Batak dalam konteks mode kontemporer.
Pada ranah kolaborasi, Rinda Salmun menampilkan reinterpretasi Ulos Sadum melalui pendekatan dekonstruksi yang menjadi ciri khasnya. Kantita menghadirkan busana siap pakai dengan motif terinspirasi Ulos Mangiring dan rumah adat Batak, masih menggunakan teknik Jungkit di ATBM. Untuk aksesori, Lungsin berkontribusi lewat rancangan tas tangan yang menampilkan detail halus dan karakter tenun yang autentik.
Prosesi Mauliate berlangsung di Sopo Del Office Towers + Lifestyle Center di Mega Kuningan, sebuah ruang dinamis yang menaungi berbagai industri kreatif dan bisnis. Melalui kolaborasi bersama sejumlah sponsor seperti Makeover by ParagonCorp, Everbest, 2Icons, dan lainnya, acara ini memperluas jangkauan dukungan bagi masyarakat terdampak bencana. Silent auction yang digelar pun menyalurkan seluruh hasilnya bagi korban banjir bandang dan longsor di berbagai wilayah Pulau Sumatra.
Mauliate tidak hanya menjadi perayaan akhir tahun, tetapi juga pengingat bahwa tradisi dapat menjadi jembatan untuk menghadirkan harapan baru. Melalui kolaborasi lintas kreator, acara ini menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya sambil memperluas dampak sosial bagi masyarakat. Dalam semangat syukur, Mauliate menghadirkan sebuah ruang di mana kreativitas, solidaritas, dan penghormatan pada tradisi dapat berjalan berdampingan.
BACA JUGA: Tenun dan Modest Wear Bersatu Dalam Koleksi Cita Raya: Hikayat
Batik dan Tenun Indonesia Karya Obin Komara Mendapat Penghargaan Internasional
