Citta Mandala hadir sebagai ruang perjumpaan antara solidaritas dan harapan, mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam suasana yang hangat namun sarat urgensi. Di tengah meningkatnya tantangan iklim dan bencana alam, acara ini menjadi momentum untuk melihat lebih dekat bagaimana anak-anak berada di garis terdepan risiko. Melalui pendekatan yang inklusif, para peserta diajak untuk memahami kembali pentingnya perlindungan yang menyentuh aspek kesehatan, pendidikan, hingga keselamatan anak.
BACA JUGA: Gerakan Kepedulian untuk Anak Indonesia Bersama Citta Mandala
Save the Children menyoroti bahwa bencana yang meningkat dalam satu dekade terakhir telah memengaruhi jutaan keluarga di Indonesia, dengan anak-anak sebagai kelompok paling rentan. Data menunjukkan 5.593 bencana terjadi sepanjang 2024, mendorong 5,6 juta orang mengungsi dan merusak ratusan fasilitas pendidikan. Situasi seperti ini menegaskan bahwa respons bencana tidak hanya soal penanganan darurat, tetapi juga memastikan hak anak tetap terpenuhi di masa paling sulit. Dari banjir hingga tanah longsor, rangkaian kejadian tersebut memperlihatkan dampak yang meluas dan berlapis pada kehidupan anak.
Kisah lapangan turut menjadi pengingat kuat akan realitas yang dihadapi masyarakat. Di Sumatra Utara, misalnya, ribuan keluarga terpaksa meninggalkan rumah akibat banjir yang berlangsung sejak 26 November. Pengalaman para penyintas menggambarkan betapa rentannya anak-anak dalam situasi krisis, mulai dari kehilangan tempat tinggal hingga terbatasnya akses tidur, makanan, dan keamanan. Di sinilah Save the Children terus hadir, mengupayakan pemulihan cepat sekaligus solusi jangka panjang bagi anak-anak yang terdampak.
Melalui Citta Mandala, Save the Children menargetkan penggalangan dana sebesar 150.000 USD untuk memperkuat dukungan terhadap anak-anak yang terdampak bencana dan risiko iklim. Dana tersebut akan digunakan untuk menyediakan tempat belajar sementara, infrastruktur pengurangan risiko banjir, hingga sistem peringatan dini, memastikan respons yang lebih siap dan inklusif bagi wilayah rawan.
Acara ini mempertemukan sektor publik, swasta, dan filantropi dalam satu ruang dialog yang mendorong kolaborasi strategis. Melalui pembelian karya seni dan lelang, para peserta memberikan kontribusi nyata bagi program perlindungan anak di Sumatra dan wilayah lain yang terdampak bencana berkepanjangan. Pendekatan kolektif ini menunjukkan bahwa perlindungan anak tidak dapat berjalan sendiri.
Dengan pengalaman lebih dari satu abad secara global dan hampir lima dekade di Indonesia, Save the Children menempatkan suara anak sebagai pusat dari setiap program. Melalui Citta Mandala, gerakan solidaritas ini kembali menegaskan pentingnya dukungan masyarakat untuk menciptakan masa depan yang lebih aman dan berketahanan bagi seluruh anak Indonesia.
BACA JUGA:
Sepak Terjang Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) di Tahun 2025
Peta Baru Wisata Rasa Nusantara Melalui Wonderful Indonesia Gourmet
(Penulis: Kayra Himawan; Edited by GT)
