Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Tim Cook Menyatakan Karya Seni yang Spektakuler Akan Selalu Lahir Dari Tangan Manusia

Tim membagikan pandangannya tentang masa depan kreativitas dalam sebuah percakapan eksklusif bersama seniman Yinka Ilori dan Harper's Bazaar.

Tim Cook Menyatakan Karya Seni yang Spektakuler Akan Selalu Lahir Dari Tangan Manusia
Foto: Courtesy of BAZAAR UK

“Tidak ada yang akan pernah menggantikan seniman,” ujar Tim Cook. Di tengah era perdebatan yang terus berlangsung mengenai dampak Artificial Intelligence (AI) terhadap ekonomi kreatif, pernyataan dari Tim ini memberikan ketenangan. Ucapan tersebut datang dari CEO Apple, perusahaan yang pada bulan Juni tahun ini kembali dinobatkan sebagai yang paling bernilai di dunia dengan kekayaan bersih mencapai $3,75 Triliun Dollar Amerika Serikat.

Banyak produk Apple: iPad, Mac, iPhone, telah menjadi kekuatan yang mendisrupsi, tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam dunia kreativitas, secara fundamental membentuk cara kita menciptakan dan berinteraksi dengan seni. “Sepuluh tahun yang lalu, sangat sulit bagi kita untuk membayangkan dari mana seni akan datang,” kata Tim. “Saya hampir bisa merasakan sesuatu yang hanya diciptakan oleh mesin. Saya rasa seni yang benar-benar hebat akan selalu diciptakan oleh manusia.”

BACA JUGA: Intip Tampilan Colorful iMac terbaru dari Apple yang Dilengkapi Chip M4

Kami bertemu di balik layar Galeri Cristea Roberts di St James’s, tempat Yinka Ilori berbagi proses kreatifnya bersama Tim. Lingkungan ini terasa sangat tenang. Karya cetak layar terbaru Yinka dan berbagai karyanya dipamerkan, menerangi ruangan dengan pola geometris yang kaya akan iterasi, penuh dengan warna-warna cerah: merah muda, hijau, oranye, dan biru yang mencolok. Salah satu yang dipamerkan adalah model Happy Street miliknya, sebuah transformasi dari sebuah terowongan suram di dekat Battersea yang dipesan oleh Dewan Wandsworth untuk London Festival of Architecture. Ada juga bola basket hijau edisi Ojukokoro, yang namanya diambil dari bahasa Yoruba yang berarti "mata rakus". “Karya ini membahas gagasan bahwa kita tidak boleh terlalu serakah. Untuk menghargai apa yang kita miliki,” jelas Yinka.

"Seni yang spektakuler akan selalu diciptakan oleh manusia."

Meskipun Yinka Ilori, seniman berbasis di London, memulai karier artistiknya dengan membuat furnitur secara manual, mengumpulkan objek dari toko barang bekas untuk dirangkai menjadi sesuatu yang baru, praktiknya kini telah berkembang. Dari bermain langsung dengan material fisik, ia kini memulai proses kreatifnya dengan buku sketsa dan pena, “karena di sanalah karya saya berada dalam bentuk paling murni.” “Prosesnya sekarang berbeda, karena saya bekerja pada skala besar,” jelasnya, sebelum melanjutkan dengan menjelaskan bagaimana ia memindahkan sketsa-sketsanya ke aplikasi Apple seperti Freeform atau Procreate.

Foto: Courtesy of BAZAAR UK

Tim Cook dan Yinka Ilori mendiskusikan karya seniman tersebut.

Yinka menunjukkan kepada Tim koleksi dari seri geometris dan spiritualnya yang bertajuk Paradise for All, di mana bentuk-bentuk di dalamnya terus saling terhubung. Karya-karya tersebut memiliki kualitas meditatif yang kuat. Mengenang kepergian ibunya awal tahun ini, Yinka menciptakan gambar-gambar tersebut untuk mengingatnya melalui keindahan dunia alami. “Bagiku, dia seperti bunga, bukan? Jadi, aku mencoba membayangkannya kembali melalui perspektifku, menganalisis detail-detail rumit dari makhluk hidup alami ini…”

Foto: Courtesy of BAZAAR UK

Your Star Will Continue To Shine, 2024.

“Kami selalu fokus menciptakan alat bagi orang-orang untuk mengekspresikan diri,” ujar Tim. “Ketika Anda berbicara tentang bercerita atau sebuah lukisan, semuanya dimulai dari ide tentang apa itu. Jadi, saya melihat peran Apple sebagai pembuat alat. Proses untuk mencapai karya cetak ini luar biasa,” katanya sambil menunjuk salah satu karya Yinka untuk kolaborasi dengan The North Face. “Saya tidak berpikir proses itu akan pernah tergantikan. Tetapi, proses tersebut bisa difasilitasi.”

Mungkin kebetulan, tetapi sangat relevan bahwa percakapan ini berlangsung pada hari peluncuran luas iterasi AI milik Apple, Apple Intelligence, untuk pengguna di Inggris.

"Apple fokus kepada menciptakan alat bagi orang-orang untuk mengekspresikan diri mereka."

Warna memainkan peran besar dalam karya dan cerita Yinka. Ia menghabiskan waktu berjam-jam bereksperimen dengan spektrum warna pada aplikasi atau Mac miliknya. Terinspirasi oleh warisan budayanya dari Nigeria, Yinka menggunakan warna untuk membangkitkan kenangan komunitasnya. “Segala sesuatu yang saya lakukan adalah untuk komunitas saya," tuturnya. Baik melalui media cetak, ruang publik, furnitur, maupun pakaian. “Saya mencoba menciptakan semacam dunia mimpi,” katanya. “Saya benar-benar ingin orang-orang bermimpi dan menciptakan jalan mimpi mereka sendiri.”

Benang merah yang menghubungkan kedua pria ini adalah gagasan tentang demokratisasi seni, baik dengan menyediakan alat yang mudah diakses maupun membawa seni ke masyarakat melalui ruang publik. Meskipun Tim sendiri adalah pencinta seni, pilihannya terhadap karya seni sejalan dengan etos ini. Sebagai penggemar taman nasional, ia memiliki beberapa karya dari seri Yosemite karya David Hockney yang dipajang di rumahnya. “Saya tertarik dengan David Hockney sejak awal ketika ia mulai menggunakan iPad untuk menggambar,” katanya. “Itu adalah persimpangan luar biasa antara teknologi yang saya cintai, seni yang saya sukai, dan alam terbuka.”

Ternyata, meskipun Tim sendiri tidak sering menggambar “Saya bukan seorang seniman yang ahli, tapi itu tidak berarti saya tidak menghargainya”. Ia gemar bermain-main dengan fotografi, dan seperti yang bisa diduga, menikmati pemandangan dari ketinggian. “Saya suka mendaki,” ujarnya. “Salah satu hal favorit saya adalah mencapai titik puncak, lalu mengambil foto panorama. Saya tidak sering melakukannya, jadi saya suka menghidupkannya kembali melalui Vision Pro.”

“Saya mencintai seni. Itu hobi saya,” aku Tim. “Seni adalah hal terpenting yang bisa Anda tempatkan di rumah karena seni menginspirasi dan memberi makan jiwa.” Saya yakin banyak dari kita akan setuju dengan hal ini.

BACA JUGA:

Apple TV+ Luncurkan Trailer "Pachinko" Musim Kedua

Para Supermodel Ikonis Era '90-an Akan Muncul di Apple TV+

(Penulis: Helena Lee; Artikel disadur dari BAZAAR UK; Alih bahasa: Hejira Rachmanto; Foto: Courtesy of Bazaar UK)