Dibandingkan negara lain, apa yang membuat Tanah Air begitu unik? Kaya akan budaya dan tradisi yang begitu kental jawabnya. Dua nilai itulah yang beberapa saat lalu dirayakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi.
Dalam upaya meningkatkan dan melestarikan kebudayaan Jambi, acara dengan tajuk Kenduri Budayo 2021 ini juga merupakan hasil dari kolaborasi dengan Harper’s Bazaar Indonesia. Acara ini disentralisasi di kawasan Kota Seberang yang penuh dengan rumah-rumah panggung dengan budaya yang masih kuat.
Banyak tradisi yang memang wajib untuk ditunjukkan ketika mengadakan acara perayaan seperti ini. Beberapa di antaranya adalah kompangan, tarian sekapur sirih sebagai sambutan, seloko adat, hingga berbalas pantun.
Acara dengan tema Cerita Jambi Bengen ini turut dihadiri oleh berbagai sosok yang berpengaruh. Seperti Dr. Syarif Fasha, M.E. sebagai Walikota Jambi, Suti Masniari Nasution sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Ketua Dekranasda Provinsi Jambi, Hj. Hesti Haris, S.E., Ketua Dekranasda Kota Jambi, Yuliana Fasha, SE. M.Si. Ak.Ca, Ketua Persatuan Istri Tentara Provinsi Jambi, Korem 042 Gapu Prov. Jambi, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Jambi, serta Ketua Komunitas Masyarakat Jambi Kota Seberang, H. Fachruddin Razi, S.H, M.H yang juga memiliki gelar adat Datuk Bandar Pacinanjayo.
Ada juga harapan yang disampaikan oleh Walikota Jambi untuk kota yang sudah berumur lebih dari 600 tahun tersebut. “Mudah-mudahan tahun mendatang ini bisa menjadi agenda acara rutin Jambi,” tuturnya.
Sanggar Batik warisan Gubernur terdahulu, Alm. Abdul Rahman Sayuti juga jadi tempat diadakannya peragaan busana yang menggunakan Batik Jambi. Dibuka oleh koleksi Rang Kayo dari perancang lokal, Bima Zikwan, kemudian ditutup oleh koleksi karya Wignyo Rahadi, yang merupakan pendiri Tenun Gaya.
“Pada dasarnya teknik mengolah kain itu sama. Hanya yang berbeda adalah kainnya” ucap Wignyo. Kali ini, Wignyo menampilkan enam look yang fokus pada busana perempuan. Kebalikan dengan Bimo, desainer lokal ini justru menampilkan enam koleksi busana pria.
Yang menarik lagi dari rangkaian acara ini adalah agenda makan bersama atau lebih sering disebut dengan makan berawang. Tak jauh dari Sanggar Batik, sudah tersedia hidangan lezat berupa nasi minyak yang menjadi ciri khas Jambi, Gangan Palapa, Ikan Peda, Gulai Tepek, Sayur Kacang, Acar dan Sambal Nanas. Biasanya, satu nampan cukup untuk dua hingga tiga orang. Namun karena adanya pandemi, satu nampan dibatasi hanya untuk dua orang saja.
Interior rumah panggung tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Bazaar dan seorang desainer interior, Agam Riadi. Meski berhalangan untuk hadir, Agam tetap memantau segala perkembangan melalui video call.
Berbeda dengan Chef Degan yang terlibat dalam proses penyajian makanan. Untuk agenda di Jambi kali ini, Chef Degan tidak terlibat dalam aksi masak-memasak. Bahkan dari kunjungan pertama, Chef Degan mempelajari masakan wilayah ini dengan mengenali bahan pokok hingga komponen setiap bumbu.
Justru kali ini, Chef Degan lebih ke berkolaborasi dengan juru masak lokal bernama Ibu Nafisah yang mengelola rumah batik. Tak hanya itu, Ibu Nafisah juga seorang pemilik dari restoran di yang berlokasi di sebuah rumah panggung lama di depan Sungai Batanghari. Rumah ini juga merupakan tempat yang selalu didatangi oleh wisatawan dan para tamu VVIP.
Namun apa yang dimaksud dengan kolaborasi chef tadi? Di sini, Chef Degan lebih terlibat dalam proses penataan dan penyanjian makanan.
Tak cukup satu hari untuk merasakan keunikan Jambi Kota Seberang ini. Namun untuk saat itu, kawasan Mudung Laut cukup jadi saksi untuk menjadikan Jambi Kota Seberang sebagai destinasi wisata budaya sekaligus wisata religi.
Baca ulasan lebih detail tentang Kenduri Budayo 2021 persembahan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi di majalah Harper's Bazaar Indonesia edisi double issue Jan/Feb 2022!
Fotografer: Insan Obi