Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Melihat Karya 17 Desainer Muda Berprestasi dari BINUS Northumbria School of Design

Kerjasama BINUS dengan Harper's Bazaar Indonesia untuk mempersiapkan kematangan karya siswa dalam memasuki industri fashion.

Melihat Karya 17 Desainer Muda Berprestasi dari BINUS Northumbria School of Design

Dalam rangka memperkaya pengalaman siswa dalam bekerja dengan media fashion terkemuka, BINUS dan Harper's Bazaar Indonesia berkolaborasi memberikan edukasi kerja yang nyata bersama para ahli dari industri fashion, salah satunya adalah Fashion Director of Harper's Bazaar Indonesia, Michael Pondaag. Kerja sama program tahun ini bertajuk The Passage of Srivijaya yang diharapkan mampu mengolah prestasi siswa menjadi hasil karya yang lebih matang dan memenuhi standar internasional. 

Program fashion di BINUS sendiri sudah dimulai sejak tahun 2010 dengan dua program utama, yaitu Fashion Design dan Fashion Management. Pada tahun 2014, BINUS menjalin kerja sama untuk hasil yang lebih baik dengan Northumbria University dengan program Dual Award.

BNSD (Binus Northumbria School of Design) memungkinkan siswa untuk memiliki gelar Dual Award tanpa pergi ke luar negeri. Walau demikian BINUS tetap memastikan standar internasional dengan dua gelar, yaitu Sarjana Seni dari BINUS dan Bachelor of Arts dari Northumbria University.

Nah, sejak tahun 2012, Fashion Binus Northumbria School of Design memiliki program yang mengangkat tema budaya dan warisan Indonesia. Tahun ini, para siswa menjadikan kota Palembang sebagai sumber inspirasi untuk koleksi mereka. Sesuai tajuknya, The Passage of Srivijaya mengungkapkan kisah Sumatera Selatan, di mana Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu kepemimpinan terkemuka di Asia Tenggara.

Konsep ini juga mengangkat keindahan lainnya, seperti kain tenun Songket, flora, fauna, dan warisan Sumatera Selatan, baik dari kearifan lokal hingga keahliannya. Dari inspirasi kaya akan sejarah ini, para siswa diberi kesempatan untuk membawa perspektif global ke dalam desain kontemporer.

Pada program tahun ini BNSD menghadirkan 17 desainer muda berprestasi yang terdiri: 12 mahasiswa (6 brand) dan 5 alumni (4 brand). Simak berikut tampilannya.

1. APOENG – Michelle Angelica & Nabila Sudiro

Koleksi pertama dari Apoeng yang membuka film pendek tersebut mengambil inspirasi dari struktur Rumah Apung dan dekorasi Kapal Jukung dengan detail jaring, bentuk geometris, dan potongan perahu yang mempengaruhi detail koleksi dari dua desainer muda, Michelle Angelica dan Nabila Sudiro.

Instagram: @nabilasudiro; @michelleangelica2660

2. SANJO BIRO – Vincentia Winnie & Tasya Aravinda

 

Koleksi Sanjo Biro yang dirancang oleh Tasya Aravinda dan Vincentia Winnie ini ingin membawa para pengikut mode untuk melakukan perjalanan ke masa lampau di mana burung bangau bluwok menjadi simbol gagah yang bersejarah. Terlihat dari teknik lipatan yang merepresentasikan sayap burung bangau bluwok dan sejarah dari prasasti Kerajaan Sriwijaya yang diekspresikan dalam koleksinya dengan teknik lukisan khas Cina yang diilhami oleh budaya Tionghoa di Palembang. 

Instagram: @cacaaravinda; @vincentiawinnie

Price range: Rp. 1.350.000 - Rp. 2.900.000

3. SAKATA – Elizabeth Aidy Putri & Maria Viyona Puspa Dewi

 

Keaslian bentuk arsitektur Palembang, Kuto Besak dan Rumah Limas, menjadi inspirasi utama siluet koleksi Sakata. Elizabeth Aidy dan Maria Viyona ingin menghubungkan masyarakat masa lampau dan masa kini dalam hal semangat atau moralitas, semua terbungkus secara memikat dalam estetika gelap dalam koleksi ini dengan sentuhan sulaman yang fasih. Dengan merangkul perpaduan indah antara sejarah dan moralitas, para desainer berharap untuk terus menjadi pendongeng visual yang ditujukan untuk para individu berjiwa bebas di era modern ini.

Instagram: @elizabethaidy; @giselaviona

Price range: Rp550.000 - Rp1.880.000

 4. KALIS – Esther Utami Santoso & Gabriella Angelique Wigono

 

Terinspirasi oleh kelezatan santapan ikonis di Palembang, para desainer memutuskan untuk memilih pempek dan asal-usul hidangan khas tersebut sebagai inspirasi utama koleksi mereka. Karena diperlukan langkah penting dalam membuat pempek yang enak, alhasil nama Kalis dipilih oleh Gabriella Angelique dan Esther Utami untuk koleksinya.

Instagram: @gabriella.angelique; @estherutami_

Price range: Rp. 752.000- Rp. 2.100.000

 5. HANYUTAN – Nabila Kaulika & Cynthia Halim

 

Sebagai sebuah merek, Hanyutan ingin menceritakan kembali dan menyorot budaya, cerita, dan tradisional kain yang sering dilupakan seperti sudah terbawa arus dan hilang. Mengambil inspirasi dari Lasem, Rembang, SAKA 1335, koleksi tersebut memiliki tujuan untuk menciptakan perpaduan indah budaya pribumi Indonesia dan keturunan Tionghoa.

Instagram: @_hanyutan

Price range: Rp. 400.000 - Rp. 1.200.000

6. MEMBARA – Nadya Sari Salsabila & Gabriela Olivia Dhea

Dalam koleksi Membara, para desainer Gabriela Olivia Dhea dan Nadya Sari Salsabila merangkul pemberdayaan perempuan dalam jiwa seseorang. Diwakili oleh siluet kotak-kotak, konstruksi yang kuat, pilihan warna yang berani dan tampilan yang terlihat gagah, memunculkan ciri feminitas dan maskulinitas dalam satu tampilan.     

Instagram: @gabrielaodhh; @nadya.sari 

 7. CONFLATE – Katharina Rossa & Nadira Putri Aridiyanti

 

Para desainer dari label Conflate, Katharina Rossa dan Nadira Aridiyanti, menjelaskan awal inspirasi dari koleksi mereka. Secara substansial, koleksi ini menjadi cermin Masjid Cheng Hoo di Palembang yang memadukan arsitektur masjid dan pagoda, serta Pagoda Sembilan Tingkat di Pulau Kemaro yang merupakan simbol kisah cinta abadi Tan Bun An dan Siti Fatimah.   

Instagram: @kathrosed; @nadiraputria

8. HYPHEN – Clara Shanie Pranata 

Clara Shanie Pranata menjelaskan koleksi dari labelnya Hypen yang mengangkat tema alam untuk menemukan ketenangan idilis dan gaya hidup minimalis dari metropolitan yang ramai. Label Ini bertujuan untuk menciptakan penjajaran yang harmonis antara gaya hidup provinsi yang tenang dan keramaian daerah perkotaan.

Instagram: @clarapranata

Price range: Rp. 550.000 - Rp. 3.250.000

9. NUMEN – Audrey Jane Tantono

Numen adalah mahakarya yang menggambarkan kehidupan Audrey Jane sebagai desainer dan keyakinannya sebagai seorang Kristen. Koleksi ini memiliki cerita berjudul God Gives Me Direction, yang menggambarkan Audrey sebagai wanita yang mengikuti Yesus sebagai juruselamatnya. Berawal dari teknik lipatan dengan kombinasi warna yang terlihat halus dan siluet mewah, koleksi ini bertujuan untuk menunjukkan karakter Tuhan yang agung, perkasa, dan tulus.

Instagram: @dreejanee

Price range: Rp. 2.600.000 - Rp. 9.000.000

10. TAKU – Diya Gityandramarsha

 

Diya Gityandramarsha berkarya dengan label Taku, label pakaian yang didominasi oleh pakaian luar yang terinspirasi dari filosofi Jepang, Mottainai. Pengumpulan material yang Diya pakai dalam koleksinya difokuskan pada pemanfaatan sisa atau sisa denim dengan teknik Boro dan jahitan Sashiko.

Instagram: @dgityandra

Price range: starting from Rp. 825.000 

Portofolio ini:

Fotografer:

Insan Obi (Profil)

Hadi Cahyono (Fashion Spread)

Editor fashion: Michael Pondaag

Model:  

Reti (Wynn Models)

Michelle (Wynn Models)

Chloe (Wynn Models)

Eva (Wynn Models)

Cinny (Wynn Models)

Olesia (Wynn Models)

Irina (Wynn Models)

Violetta (RAD Models)

Ann (RAD Models)

Han Candra (Studio 47)

Michael Prince (Persona Management)

Julia Kotuleva

Makeup & Hair stylist: Sari Ayu Martha Tilaar

Asisten stylist: Nursifaa Azzara

Retoucher: Raghamanyu Herlambang

Lokasi Binus Center FX dan FX

(Penulis: Nursifaa Azzara; Foto: Courtesy of Dok. Bazaar)