Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

The Fashionable Life: Makna Kebersamaan Bagi Wulan Guritno dan Shalom Razade

Mendengar pentingnya ikatan ibu dan anak dari kedua sosok selebriti berikut.

The Fashionable Life: Makna Kebersamaan Bagi Wulan Guritno dan Shalom Razade

Merayakan Hari Ibu Nasional, Wulan Guritno dan Shalom Razade menjadi salah satu persona untuk pemotretan The Fashionable Life bulan ini. Harper's Bazaar Indonesia mengajak mereka berbincang-bincang seputar hubungan dan cerita afeksi satu sama lain yang menyentuh hati.

Dress dan kalung, Lanvin.

Berikut petikan wawancara kami.

Harper's Bazaar Indonesia (HB): Apa gambaran atau definisi ibu yang baik?

Shalom Razade (SR): Seseorang yang memiliki mutual respect, understanding, memberikan contoh yang baik bagi keluarga serta orang lain, dan seseorang yang bisa diajak untuk bercerita tentang apapun.

Wulan Guritno (WG): Bagi saya, seseorang yang tepat untuk anaknya dan bagaimana caranya selalu ada untuk anak-anak tanpa lupa 'mementingkan' diri sendiri juga. Misalnya, seperti saya, seorang wanita karier. Kita bisa membuat suatu sistem, di mana kita bisa menjalankan karier sembari tetap mengutamakan anak-anak.


HB: Bagi Shalom, apa pengajaran paling berharga yang didapat dari ibu?

SR: Menjadi orang yang independen, karena menurut saya hal itu sangat amat sulit. Saya belajar banyak dari ibu karena dulu ia merupakan single mother dan saya melihat sendiri kalau ibu hebat banget dalam melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan orang lain. 

Dress, Biyan.

HB: Bagi Wulan, apa pelajaran terpenting dalam hidup yang diturunkan kepada Shalom?

WG: Untuk saya yang terpenting adalah mengajarkan survival kit kita di muka bumi ini dengan expand ilmu-ilmu dari segala sudut dan bekerja keras. Kita juga harus menjalin hubungan dan doa, menjadi manusia yang bisa menjadi diri sendiri serta bisa mencari solusi karena kita semua pasti punya masalah. Namanya manusia, kita pasti pernah jalan di jalan yang salah, yang penting harus bisa untuk ‘menampar diri sendiri’ dan kembali ke jalan yang benar.

HB: Apa kesadaran baru yang Wulan dapatkan selama menjadi seorang ibu?

WG: Banyak. Yang pertama tanggung jawab. Kedua, belajar untuk berkorban atau mengalah. Terkadang kalau urusan pribadi kita bisa menunda tapi jika terkait anak itu tidak bisa ditunda karena ada human being yang bergantung kepada kita.

Dress dan kalung, Lanvin.
Dress, Biyan (Wulan Guritno). Keseluruhan busana, Givenchy (Shalom Razade).


HB: Ceritakan momen paling mengesankan saat bersama.

SR: Setiap liburan bersama pasti ada cerita ngakak dan itu akan selalu menjadi suatu momen  terindah. Saya suka banget kalau bersama ibu bisa saling cerita.

WG: Banyak sih. Mereka itu suka memberikan kejutan kecil yang tidak diduga. Saya kan lebih sering di luar rumah, nanti saat saya sampai rumah mereka sudah dekorasi sesuatu atau Shalom masak. Terkadang anak laki-laki saya bisa tiba-tiba datang cium saya dan bilang you’re so beautiful today, kalo buat saya seorang ibu, itu sudah sangat spesial. Ada lagi anak saya yang masih kecil secara random suka kasih notes bertuliskan sesuatu yang manis.


HB: Deskripsikan ibu Anda (Wulan Guritno) dalam 3 kata.

SR: Independent, strong, dan honest/straight-forward.

HB: Deskripsikan putri Anda (Shalom) dalam 3 kata.

WG: Fashionable, konsisten, dan out-going.

HB: Sejak pandemi adakah kegiatan yang kian ditekuni atau baru ditemukan?

SR: Saya sama ibu baru aja launching brand makanan namanya Wulan Shaz Food House (WFH) dan kita sedang mengembangkannya bersama. Selain itu saya ada rencana untuk ikut acting course karena terakhir syuting di tahun 2015 dan sekarang ingin mengasah kemampuan saya sembari menekuni hobi fotografi.

WG: Saya orangnya senang banget olahraga dan biasanya selalu pergi ke studio untuk  aktivitas tersebut, tapi sekarang kan tidak bisa. Akhirnya mencoba olahraga lari dan naik sepeda, bisa dibilang saya menjadi atlet PSBB. Saya menekuni hal sepedaan ini karena tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang kendaraannya banyak banget, saya harus paham teknik bersepeda, tidak bisa asal gowes saja. Harus belajar rambu lalu lintas yang banyak banget, makanya saya dan teman-teman ada coach juga. Selain itu, saya kini jadi suka tanaman dan punya kanal YouTube, karena saya orangnya anak lapangan yang biasa syuting karena sedang tidak ada syuting jadi saya buat syuting sendiri saja.

Dress dan kalung, Lanvin.
Dress dan kalung, Lanvin.


HB: Membahas tentang usaha makanan, apa inspirasi di balik menu yang disajikan?

SR: Saya selama di Inggris setiap hari masak, bisa dibilang hobi karena terkadang kalau tidak ada aktivitas, saya suka cari resep dan masak. Selera saya dengan ibu juga berbeda, saya lebih ke masakan nusantara dan ibu ke gaya Western, jadinya setiap minggu menu kita akan berubah dan dirotasi.

WG: Awalnya karena Shalom jago masak. Waktu di London saya juga membatasinya untuk jajan setiap hari dan menjadikan salah satu cara untuk berhemat. Dari situlah ketawan kalau Shalom punya talenta memasak dan saat ia pulang ke Indonesia, saya ajak untuk coba bisnis makanan karena belum tahu ingin melakukan apa dan di masa pandemi pula. Saya sebelumnya juga punya usaha F&B atau supply bahan makanan ke restoran jadi sudah ada background di bidang ini.

HB: Apa silver lining yang kalian dapatkan selama masa pandemi ini?

SR: Bisa lebih menghabiskan waktu bersama dengan keluarga, saatnya saya punya waktu untuk mengenal adik-adik saya karena selama 3 tahun di Inggris tidak begitu banyak bersama dan saya sudah kehilangan momen itu.

WG: Kalau saya pribadi, menjadi lebih belajar untuk menghargai hal-hal kecil yang dulu mungkin tidak terlihat. Contohnya menikmati bunga dan sinar matahari. Masa pandemi ini memang sangat banyak yang terkena dampak, tidak hanya dunia dan ekonomi, tetapi mental kita sendiri. Namun, lama kelamaan saya sadar kalau hidup saya terbenahi pelan-pelan. Dulu sebelum pandemi aktivitas hectic banget, bangun tidur langsung mandi langsung pergi kerja dan pulang. Sekarang saya bisa menata ulang berbagai rutinitas dalam hidup saya untuk lebih baik lagi.

Portofolio ini:
Fotografer: Saeffie Adjie Badas

Fashion Editor: Michelle Othman

Makeup & Hair: Archangela Chelsea

Retoucher: Raghamanyu Herlambang

Asst. Stylist: Regina Graceselda