Untuk pertama kalinya, Yanny Tan mempersembahkan pagelaran mode di Tanah Air setelah bertahun-tahun menekuni ilmu membatik dan 6 tahun sebagai perancang mode. Atensinya tengah terpacu pada simbol-simbol dan cerita di balik wastra nusantara, terutama batik.
Maka dari itu, desainer keturunan Tionghoa-Jawa yang lahir di kota Solo ini menuangkan imaji dan rasa cintanya terhadap seni dan budaya pada koleksi adibusana bertitel Nature's Poetry.
Seiiring tajuk yang diusung, seluruh busana melambai-lambai serupa alunan puisi yang menceritakan eksotisme alam yang bebas. Imaji tersebut ditranslasikan melalui berbagai elemen, seperti lukisan ombak dan burung.
Nuansa flora juga tampil dalam nuansa subtil penuh elegansi.
Desain batik dan kain tenun yang ia ciptakan sendiri, misalkan motif batik lereng dan kupu, yakni menjadikan para busana selaku karya seni.
Sejumlah siluet gaun dan cocktail dress pun tampak dalam potongan loose, seakan mencerminkan lawasnya alam semesta.
Ada pula infusi elemen Peranakan, Turki, dan Jepang lewat teknik tie dye dengan pola geometris.
Sedangkan untuk detail, terdapat aplikasi ornamen megah nan bersahaja, seperti payet dan manik pada konstruksi kaftan, jumputan, one shoulder dress maupun gaun beraksen ruffles.
Figur wanita modern turut tampil dalam potongan jas menyerupai cape yang dipadankan dengan celana bersiluet lebar.
Penggunaan material katun, sutera organdi, dan wol disertakan untuk menghasilkan dimensi tekstur yang atraktif.
(Foto: Courtesy of Yanny Tan)
