Dua tanda “XX” di mata Companion karya Kaws sukses menjadi simbol budaya pop yang justru mengembalikan makna seni di tengah hiruk-pikuk komersial. Sosok antropomorfik itu telah mengudara sebagai balon raksasa di Macy’s Parade, berdiam monumental di pelabuhan Hong Kong, berbaring damai di Candi Prambanan hingga menghuni museum-museum kota mode dunia. Namun di balik gemuruh popularitasnya, Brian Donnelly, sang seniman di balik nama Kaws, terus mencari cara agar seni dapat dirasakan semua orang yang melintasi batas bahasa, ruang, dan budaya.
Filosofi itu menemukan rumahnya pada tahun 2016 ketika ia bergabung dengan Uniqlo melalui lini UT (Uniqlo T-shirt) yang melahirkan kolaborasi bak menjembatani karya artistik dan busana sehari-hari. Koleksi Spring/Summer UT Kaws itu menampilkan grafik “XX” dan Companion yang segera menjadi fenomena global. Dari situ, kolaborasi berlanjut dan berkembang setiap tahun: Kaws × Peanuts (2017), Kaws × Sesame Street (2018), Kaws: Summer (2019), sampai desain khusus untuk pameran besar Kaws Tokyo First di Mori Arts Center Gallery, Jepang (2021).
Pada tahun 2023, kemitraan dengan Uniqlo mencapai bentuk baru melalui peluncuran buku seni eksklusif yang dirilis bersamaan dengan lini UT. Selanjutnya, pada musim gugur/dingin 2024, kerja sama itu berlanjut dengan peluncuran katalog pameran dan koleksi kapsul kolaboratif Kaws + Warhol di The Andy Warhol Museum, Pittsburgh.

Keselarasan nilai mereka berpuncak pada pengumuman terbaru bahwa Kaws kini resmi menjadi Artist in Residence pertama Uniqlo. Dalam peran ini, ia akan memperluas semangat Art for All, program baru yang diluncurkan pada awal tahun 2025 yang berupaya secara harfiah. Ia akan terlibat dalam berbagai kegiatan seni global bersama museum-museum mitra dan toko flagship Uniqlo di seluruh dunia, berperan aktif dalam ajang UT Grand Prix mendatang, berpartisipasi dalam berbagai acara bersama para Global Brand Ambassador, serta berkontribusi pada pengembangan koleksi LifeWear yang lahir pada edisi Fall/Winter 2025.
Dalam setiap Companion yang berbaring atau memeluk dirinya sendiri, ada dialog yang sama dengan LifeWear untuk membentuk fungsi, dan fungsi menjadi ekspresi. Sebagaimana diungkapkan John C Jay, President of Global Creative Fast Retailing, “Dalam dunia yang terus berkembang, art sekarang lebih penting dari sebelumnya sebagai ekspresi kemanusiaan kita. Kaws telah menembus batas tradisional dunia seni, dan Uniqlo berupaya mendefinisikan ulang industri pakaian melalui LifeWear.” Kaws pun menegaskan harmoni itu dalam pernyataan, “Saya berharap dapat terhubung dengan komunitas seni dan kreatif di seluruh dunia untuk mengkurasi generasi kolaborator berikutnya. Saya menantikan kesempatan untuk menciptakan bentuk LifeWear yang benar-benar baru.” We can’t wait to see what comes next!
Foto: Courtesy of Uniqlo
