Sebuah kisah cinta bertransformasi menjadi karya seni hidup. Pada 5 Oktober 2025, pernikahan Cindy Ozzie dan Jason Setiono tak hanya merayakan cinta, tetapi juga menandai debut Softspot Studio, rumah kreatif baru yang melihat pernikahan sebagai ekspresi emosi dan makna personal.
BACA JUGA: Ini Tren Wedding Cake Minimalis yang Sedang Diminati di 2025
Berlatar di Bond Bali, mahakarya arsitektur kontemporer yang berpadu dengan alam, pasangan ini memilih untuk menyatu dengan lingkungannya. Instalasi bunga skulptural, tirai lembut, dan centerpiece berbentuk kawat liar berpadu dengan bunga anggrek, sementara proyeksi seni digital oleh Era Austera menambahkan sentuhan puisi modern. Kolaborasi bersama Nefi Decor mewujudkan harmoni antara arsitektur, alam, dan emosi.
Setiap detail berbicara dengan bahasa tersendiri. Cincin pernikahan kolaborasi Mondial hadir dalam siluet yang berkarakter kuat, sementara kue rancangan Sonia Basil menjelma sebagai instalasi yang merefleksikan perjalanan Softspot dari akar florist menuju studio kreatif multidisipliner.
Busana tentu menjadi bagian penting dalam narasi, gaun Stella Rissa dan bridal robe rancangan By Gail tampak anggun untuk sesi pemberkatan, kemudian dilanjutkan dengan dua gaun kustom Andreas Odang yang elegan untuk resepsi dan after party. Sedangkan untuk mempelai pria, Jason tampil dalam dua setelan bespoke rancangan SAS Design.
Setiap momen istimewa diabadikan oleh Carol Kuntjoro dan Agung Kurniawan, menangkap bukan hanya rupa, tetapi juga rasa yang menghadirkan atmosfer yang hidup dalam kenangan.
Melalui debut ini, Softspot Studio memperkenalkan labelnya sebagai wedding conceptor yang tidak hanya merancang bagaimana pernikahan terlihat, tetapi juga apa yang dirasakan dalam menghidupkan seni, cinta, dan koneksi manusia dalam satu harmoni yang indah.
BACA JUGA:
Laksmi Deneefe dan Stella Rissa Mencerahkan Teka-Teki Norma dalam "Enigma"
Selena Gomez Menyusuri Altar Pernikahan dengan Gaun Halter Romantis Rancagan Ralph Lauren
Created by Harper’s Bazaar Indonesia for Softspot Studio
(Penulis: Kayra Himawan; Edited by: JM; Fotografer: Carol Kuntjoro & Agung Kurniawan)
