Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Gegap Gempita Acara Hari Batik Nasional di Karisma Batik 2020

Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, Kemenparekraf gelar hybrid fashion show bertema Karisma Batik 2020: Bangga Pakai Batik.

Gegap Gempita Acara Hari Batik Nasional di Karisma Batik 2020

Memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2020, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf yang berkolaborasi dengan Yayasan Batik Indonesia menggelar acara bertajuk "Karisma Batik 2020, Bangga Pakai Batik”.

Acara yang turut dihadiri oleh sederet nama penting seperti Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Wishnutama Kusubandio, Didi Budiardjo, dan Yanti Airlangga ini dikemas dalam bentuk hybrid fashion show. Ini menjadi salah satu acara fashion show yang unik dan bervisi segar karena berhasil menggabungkan unsur tatap muka dan daring agar dapat tetap eksis berkarya di tengah era kenormalan yang baru.

Dalam kata sambutannya, Wishnutama Kusubandio mengingatkan kita bahwa kain batik bukanlah sehelai kain atau pakaian belaka, melainkan sebuah wujud budaya dan seni karya manusia Indonesia.

“Batik merupakan kekayaan budaya dan seni peninggalan nenek moyang kita yang juga telah sangat diakui di dunia yang juga telah banyak dipakai di mancanegara,” jelas Wishnutama.

Menampilkan  karya-karya indah dari delapan jenama Tanah Air yang berhasil terpilih dari 104 jenama pelamar, para desainer lokal ini memamerkan sederet kreasi terbaiknya dengan tema yang kuat. Kedelapan jenama yang berhasil terpilih antara lain:

-Kasee Batik Activewear oleh Vania Wijaya Gunawan
Menginjeksi kain batik ke dalam pakaian sehari-hari atau activewear, Kasee Batik Activewear berhasil mendobrak stigma bahwa batik hanya dapat dikenakan pada acara formal belaka.

-Bebatikan  Jogja oleh Clara Cyntiarini Wijayanti
Memadukan batik dengan motif polos? Mengapa tidak!

-Apikmen oleh Agus T. Santosa

Telah membuktikan diri dengan inovasinya yang segar, Apikmen berhasil membawa warna baru pada dunia wastra Indonesia dengan menciptakan motif khusus yang terinspirasi dari virus corona.

-Shiroshima oleh Dian Nutri Justisia Shirokadt
Menyuguhkan akulturasi kebudayaan Jepang dan Indonesia, Shiroshima berhasil mempresentasikan peleburan tersebut dengan sempurna.

-Batik Marindau oleh Meka


Mengangkat salah satu aksara tertua di Indonesia yang berasal dari Jambi yakni aksara Incung, aksara ini diimplementasikan dalam motif batik rilisan label lokal ini.

-Buana Batik oleh Grita Karina
Dengan komposisi warnanya yang lembut namun dengan sentuhan kontras di beberapa bagian, Grita Karina memilih floral sebagai motif utama pada karya-karyanya.

-Rumah Batik Jinggar oleh Vitalia Noor Darma 
Menggunakan teknik batik cap dalam menciptakan batiknya, Rumah Batik Jinggar merupakan salah satu pengrajin batik tradisional dengan napas kontemporer.

-Ruang Titik oleh Afifah Cahyani
Dengan dominasi warna cokelat, Rumah Titik karya desainer Afifah Cahyani memamerkan salah satu satwa langka yakni Elang Bondol yang di posisikan prima di antara pola sulur dalam karya-karyanya. 

(Koleksi Purana)

Tidak hanya itu saja, di acara ini turut pula ditampilkan rancangan teranyar dari dua desainer kenamaan Indonesia, yakni Purana Indonesia dan Danjyo Hiyoji.

(Koleksi Danjyo Hiyoji)

Dengan digelarnya acara hybrid fashion show Karisma Batik 2020: Bangga Pakai Batik, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal, terinspirasi, serta semakin bangga mengenakan wastra Indonesia.  

(Layout: Tevia Andriani; Foto: Courtesy of Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)