Kami selalu dalam pencarian untuk menemukan tas terbaru yang dapat dinobatkan sebagai tas yang berpotensi mendominasi tren di masa mendatang. Kali ini, desainer terbaru yang kami temukan justru tidak datang dari pusat mode dunia seperti New York dan Paris. Namun, label yang menarik perhatian kami justru hanyalah sebuah label kecil yang dipimpin seorang wanita dan berbasis di Jakarta.
Anda mungkin pernah melihat karya Alfeya Valrina yang kaya akan warna dijinjing oleh para influencer atau muncul di street style scene di pekan mode atau melihatnya di Instagram. Yang membuat brand ini spesial adalah bagaimana sang desainer tidak hanya mengikuti jejak tas mikro yang sedang tren, ia juga melakukan sesuatu yang lebih dari itu dengan mengusung konsep sustainable yang mendukung pekerja dan pengrajin lokal di Indonesia.
Valrina menyelesaikan studi fashion design di FIT dan FIDM yang berlokasi di New York dan Los Angeles. Tetapi ketika ia berencana untuk mengeluarkan label eponimnya, sang desainer justru memilih negara tempatnya berasal dibandingkan menggunakan rute tradisional di New York atau Italia. Ia memilih Indonesia sehingga ia bisa mendirikan sesuatu yang dapat mendukung tanah kelahirannya.
Ketika banyak label mode di seluruh dunia yang kewalahan untuk dapat menerapkan konsep sustainability dengan benar, Valrina mendirikan labelnya dengan prinsip zero waste, membayar gaji pekerjanya secara wajar dan mengusung mode beretika sebagai prinsip dasar label miliknya. Ia juga tidak melakukan impor bahan kulit dari Eropa seperti yang dilakukan banyak orang, dan memilih untuk menggunakan material yang ia dapatkan dari seluruh Indonesia.
Selain itu, Valrina juga mempekerjakan pengrajin lokal untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mempromosikan upah pekerja yang dilakukan secara adil, di mana hal itu sangat penting untuk dilakukan di Indonesia. Negara Indonesia memiliki banyak brand besar yang kerap terlibat dalam kasus eksploitasi pekerja pabrik dengan upah yang sangat rendah serta lingkungan pekerjaan yang berbahaya.
Proses pembuatan tas rancangan label ini tidak banyak menggunakan mesin, sehingga proses pembuatannya tidak mengonsumsi banyak energi sekaligus mengurangi carbon footprint yang dihasilkan oleh brand ini. Setiap tas diproduksi sesuai dengan permintaan pembeli untuk menghindari overstocking dan produk berlebih, dan sisa produk yang dihasilkan kemudian didaur ulang menjadi sebuah aksesori baru demi mengeliminasi limbah.
Sementara itu, tasnya sendiri terdiri dari desain yang beragam dari mulai tas bahan kulit dengan efek kulit buaya hingga polos, hasil akhir yang lembut dengan rentang warna yang luas. Salah satu favorit para insan mode adalah tas mini yang bertajuk Joe Joe Bag, yang memiliki tekstur playful seperti warna merah dengan kulit patent, warna hijau limau dan warna hitam dengan efek buaya. Harga tas rancangannya berkisar di $98 - $350, cukup terjangkau tanpa membuat Anda memiliki perasaan bersalah seperti ketika membeli produk dari label fast fashion.
Setelah beberapa dekade di mana tren tas selalu datang dari para rumah mode dunia, munculnya label kecil yang dipimpin oleh seorang wanita seperti label Alfeya Valrina, mengindikasikan betapa para pencinta mode sudah tidak lagi terlalu peduli terhadap logo yang terkenal, dan lebih memilih untuk memiliki produk yang dapat membuat mereka merasa lebih baik.
(Penulis: Lauren Alexis Fisher; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Astrid Bestari; Foto: Courtesy of Bazaar US)