Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Tren Kecantikan dan Kesehatan yang Akan Mendominasi di 2025

Rambut voluminus, kuku press-on, dan kembalinya facelift bukan hanya nostalgia '80-an, melainkan terobosan kecantikan inovatif yang akan mendefinisikan tahun yang akan datang.

Tren Kecantikan dan Kesehatan yang Akan Mendominasi di 2025
Foto Courtesy of Bazaar UK

Kecantikan di 2025 akan menyajikan dua sisi yang kontras: di satu sisi, nostalgia dan sentuhan manusia yang menanggapi perkembangan AI akan mendominasi makeup dan wewangian, sementara di sisi lain perawatan kulit dan kesehatan akan merangkul kemajuan teknologi yang luar biasa pesat.

BACA JUGA: 6 Prediksi Tren Rambut di Tahun 2025

Temukan pilihan Bazaar tentang 10 tren kecantikan terbesar yang akan mewarnai tahun mendatang.

1. Mengutamakan kesejahteraan preventif

Retret kesehatan dengan pemeriksaan tubuh menyeluruh sudah ada sejak lama, namun kini, pendekatan preventif yang cepat dan efektif yang bisa dilakukan hanya dalam waktu makan siang semakin mudah dijangkau dan dengan daftar tunggu empat puluh ribu orang untuk Neko Health Body Scan, semakin diminati. "Anda diwajibkan melakukan pemeriksaan untuk mobil Anda, tetapi untuk tubuh sering kali Anda harus menunggu sampai 'rusak' sebelum bertemu dokter," ungkap Hjalmar Nilsonne, yang bersama Daniel Ek, pendiri Spotify, mendirikan Neko Health. Klinik ini menawarkan pemeriksaan kesehatan menyeluruh dengan hasil instan dalam waktu hanya satu jam di Marylebone.

Dengan menggunakan perangkat lunak dan teknologi canggih, Neko Health Body Scan memanfaatkan lebih dari tujuh puluh sensor, kamera termal, laser, dan radar untuk mengumpulkan lima puluh juta data internal dan eksternal dari pasien dalam waktu hanya beberapa menit. Data ini menganalisis segala hal, mulai dari tahi lalat di tubuh yang dapat berisiko kanker kulit, hingga faktor risiko penyakit jantung dan diabetes. Menariknya, pada tahun pertama pemindaian empat belas koma satu persen pasien Neko (berusia 33 hingga 79 tahun dan tidak menyadari kondisi kesehatan mereka sebelumnya) memerlukan perawatan medis, dan bagi satu persen di antaranya, hal ini bisa menyelamatkan nyawa.

Foto Courtesy of Bazaar UK

The Liver Clinic, yang berpusat di John Bell & Croyden, Wigmore Street, mengusung filosofi serupa. Menurut Dr. Gareth Morris-Stiff, penasihat medis onkologi dan kanker, tujuh puluh persen kasus penyakit hati ternyata tidak berhubungan dengan alkohol berbagai faktor seperti obat-obatan dan konsumsi makanan ultra-proses juga memainkan peran penting. "Penyakit hati berlemak yang terkait disfungsi metabolik (MAFLD) kini mencapai angka epidemi, dengan hampir empat puluh persen orang dewasa terpengaruh," ujarnya. "Karena pada tahap awal tidak ada gejala atau kelainan pada tes darah, sebagian besar pasien baru menunjukkan tanda-tanda saat kerusakan hati sudah cukup parah."

Mendaftar untuk TLC’s 15-minute FibroScan (ultrasonografi) memberi kesempatan kepada para spesialis untuk mengevaluasi kondisi hati Anda, memberikan skor, serta deteksi dini potensi penyakit hati berlemak, termasuk MAFLD tanpa gejala. Anda akan mendapatkan hasil instan bersama saran untuk mengelola masalah yang terdeteksi, lengkap dengan rekomendasi tindak lanjut.

Untuk pengalaman yang lebih komprehensif, Solice Health menawarkan program eksklusif yang dipandu oleh dokter. Setelah konsultasi selama 90 menit dan serangkaian tes, mereka akan merancang rencana kesehatan yang sangat terperinci dan sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan serta jadwal Anda. Bayangkan ini sebagai layanan concierge medis pribadi Anda.

2. Injeksi Tak Terdeteksi dan Bedah Tersembunyi

Tahun 2024, yang disebut sebagai puncak ketidaktahuan terhadap filler, menyaksikan reaksi kuat terhadap penyalahgunaan injeksi. Di awal tahun, beredar rumor mengenai kembalinya facelift. Namun, saat Lindsay Lohan, Christina Aguilera, dan Demi Moore tampil dengan wajah yang terlihat lebih muda satu dekade tanpa tanda-tanda jelas penggunaan injeksi, rumor tersebut semakin berkembang mengarah pada kebangkitan deep-plane facelift prosedur bedah yang dipelopori di New York, yang hingga baru-baru ini risikonya dianggap lebih besar daripada manfaatnya.

Deep-plane facelift bukanlah prosedur baru sudah ada sejak lama,” jelas Nora Nugent, konsultan bedah plastik. “Namun, dalam beberapa waktu terakhir, prosedur ini semakin populer, sebagian berkat perbaikan dan pengembangan teknik yang semakin canggih.” Prosedur ini melibatkan penyelusuran di bawah lapisan SMAS (sistem muskuloponeurotik superfisial), yang berfungsi sebagai lapisan penyangga kulit, dan bekerja pada lapisan di bawahnya, yang terletak di atas saraf pengatur gerakan wajah.

Dulu, prosedur ini dianggap memiliki risiko kerusakan saraf yang lebih tinggi dibandingkan facelift biasa. Namun, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai teknik dan arah pengangkatan, semakin banyak ahli bedah yang memilih untuk menerapkan deep-plane facelift (yang menjadi pilihan utama Nora). Mengapa? Karena hasilnya lebih natural, tidak terlalu kencang, dan dapat bertahan hingga sekitar satu dekade, serta justru berpotensi mengurangi memar dan waktu pemulihan. “Saya semakin sering mendapat pasien yang menanyakan tentang deep-plane facelift,” ungkap Nora, yang juga menambahkan bahwa prosedur ini sangat efektif jika digabungkan dengan bedah pada leher bagian dalam.

Foto Courtesy of Bazaar UK

Meskipun prosedur bedah bukan pilihan bagi semua orang, ada tren yang berkembang untuk estetika yang hasilnya tak terlihat yang kini didorong oleh dokter estetika Sophie Shotter dengan metode inovatif menggunakan plasma kaya trombosit (PRP) pasien sebagai pengganti filler. “Kami mengekstraksi dan memanaskan darah pasien, dan itu yang kemudian disuntikkan kembali,” jelas Dr. Shotter, yang menegaskan bahwa apa yang dimasukkan ke dalam kulit adalah 100 persen alami. “Meski tidak bisa menggantikan semua fungsi filler seperti membentuk ulang garis rahang saya rasa ini sangat efektif untuk mereka yang hanya membutuhkan sedikit tambahan volume, untuk regenerasi kulit, dan saya yakin ini akan menjadi terobosan bagi mereka yang ingin menambah volume di sekitar area mata; ini akan menjadi pilihan utama untuk mengatasi kantung mata,” tambahnya.

PRP juga termasuk dalam kategori "dermatologi regeneratif," seperti yang dijelaskan oleh Dr. Jonathan Kentley, konsultan dermatologi di Montrose London, yang diprediksi akan semakin berkembang di tahun 2025. "Pendekatan ini bertujuan untuk menggunakan teknik-teknik yang dapat memperbaiki dan mengembalikan fungsi normal kulit seiring bertambahnya usia," ujarnya. "Selain plasma kaya trombosit, teknik regeneratif lainnya mencakup injeksi eksosom dan polinukleotida, yang semuanya bekerja untuk mengembalikan fungsi optimal kulit, memastikan kita bisa menua dengan cara terbaik namun tetap mempertahankan penampilan yang alami."

3. Meningkatnya Tren Perawatan Leher dan Dekolleté

Leher, bersama dengan dekolleté, telah lama menjadi area yang sulit dijangkau dalam perawatan peremajaan; kulitnya lebih tipis, dengan sedikit kelenjar sebaceous, menjadikannya tantangan tersendiri untuk ditangani. Namun, perubahan besar akan segera terjadi. “Ini benar-benar sangat menggembirakan,” kata Dr. Shotter dengan semangat. “Tahun 2025 akan memetik manfaat dari penelitian terkini yang membantu praktisi memahami dosis yang tepat serta teknik injeksi botulinum toxin (botox) untuk perawatan leher yang lebih efektif.”

Meskipun botox telah lama digunakan untuk perawatan leher, belum ada pedoman yang jelas mengenai praktik terbaik dan hasil yang optimal. "Kini, studi-studi terbaru telah menghasilkan protokol injeksi berbasis bukti (seperti yang sudah diterapkan pada bagian atas dan bawah wajah), yang akan menghasilkan hasil akhir yang jauh lebih memuaskan," ungkap Dr. Shotter.

Selain itu, produk topikal khusus untuk perawatan leher dan dekolleté kini menunjukkan hasil yang semakin canggih. The Elevator dari Trinny London, yang diperkaya dengan peptida dan teknologi paten, semakin diminati karena kemampuannya mengembalikan koneksi antar lapisan kulit, yang bekerja untuk mengangkat, mengencangkan, dan melembutkan kulit. Di sisi lain, produk terbaru dari Gatineau menggabungkan ekstrak tanaman kuat dengan alga dan asam hialuronat (HA), yang dalam uji klinis terbukti memberikan kekuatan dan kekencangan pada kulit. Krim CellLift Neck and Décolleté dari Cellcosmet juga semakin populer, diformulasikan dengan peptida salah satunya meniru efek pembekuan botox dan HA multi-molekular, yang terbukti mengurangi kedalaman kerutan dengan hasil yang dramatis.

Foto Courtesy of Bazaar UK

4. Musim Panas dengan Sunscreen Mineral

Sunscreen berbasis mineral jelas sedang naik daun dan akan menjadi tren besar di 2025,” ujar Bobbi Brown, pendiri merek bernama sama serta Jones Road, yang keduanya menjadikan perawatan kulit sebagai kunci untuk menciptakan riasan yang sempurna. “Sunscreen mineral sangat cocok karena mengandung bahan-bahan ‘bersih’ dan juga sangat efektif.”

Sunscreen mineral, yang terkadang disebut juga sebagai sunscreen ‘fisik’, bekerja dengan cara menempel di permukaan kulit dan memblokir sinar UV secara langsung, berbeda dengan sunscreen kimiawi yang diserap oleh kulit untuk menyerap dan mengurai sinar UV.

Konsultan dermatologi Mary Sommerlad sepakat bahwa gerakan kecantikan bersih semakin mendorong tren sunscreen berbasis mineral. Ia menjelaskan, "Secara alami, gerakan ini menghindari bahan-bahan yang ada dalam sunscreen kimiawi tradisional," yang beberapa di antaranya dikaitkan dengan iritasi kulit atau memperburuk jerawat meskipun hingga kini, belum ada data yang kuat untuk mendukung hal tersebut. Lebih lanjut, "Ada pula kekhawatiran tentang dampak bahan-bahan tertentu dalam sunscreen kimiawi terhadap lingkungan laut," tambah Dr. Sommerlad. Sebagai contoh, oxybenzone telah dilarang di Hawaii dan Florida, serta sejumlah wilayah lainnya, karena masalah lingkungan.

Lalu, mengapa kita tidak selalu memilih sunscreen mineral? Hingga saat ini (dan masih dalam beberapa kasus), sunscreen mineral cenderung kurang praktis; sering terasa tebal, berminyak, dan meninggalkan jejak putih pada kulit. Namun, perubahan signifikan terjadi tahun lalu, dimulai dengan hadirnya The Silk Sunscreen dari Tatcha, yang menjadi evolusi penting dalam kategori sunscreen mineral. Dengan kandungan zinc oxide, produk ini hadir dengan tekstur cair yang ringan dan mudah diaplikasikan, memberikan sensasi yang nyaman di kulit tanpa meninggalkan bekas. Selain itu, produk ini juga ramah lingkungan dan aman untuk terumbu karang.

"Formulasi yang semakin berkembang membuat sunscreen mineral kini semakin mudah diterima secara kosmetik," ujar Dr. Sommerlad, sebuah isu yang dulu menjadi tantangan, terutama bagi wanita dengan warna kulit lebih gelap. "Saya sangat terkesan dengan beberapa sunscreen mineral seratus persen yang menggunakan teknologi non-nano (yang berarti tidak akan menembus kulit dan lebih aman bagi ekosistem laut), namun tetap memberikan hasil formulasi yang menarik tanpa meninggalkan jejak putih. Bloomeffects Tulip Dew Shield and Glow adalah sunscreen mineral favorit saya saat ini sunscreen ini menawarkan perlindungan SPF 50 yang sangat melembapkan dengan sentuhan akhir yang elegan dan bercahaya."

Foto Courtesy of Bazaar UK

Banyak lagi formula mineral unggulan (yang saat ini masih dalam embargo) yang akan diluncurkan tahun ini, dan semuanya akan Bazaar ulas dalam beberapa bulan mendatang. Sampai saat itu, temukan pilihan sunscreen fisik terbaik Bazaar di bawah ini.

Foto Courtesy of Bazaar UK

Tatcha The Silk Sunscreen

Foto Courtesy of Bazaar UK

Flawless Gossamer Tint SPF 50

Foto Courtesy of Bazaar UK

Dr Dennis Gross All-Physical Lightweight Wrinkle Defense Broad Spectrum Sunscreen SPF 30

Foto Courtesy of Bazaar UK

Bloom Effects Tulip Dew Shield & Glow SPF SunStick

5. Purposeful perfume

Beberapa tahun lalu, konsep neuroscience yang diterapkan pada parfum mewah masih terbilang sangat eksklusif. Namun kini, semakin banyak merek yang menyadari pentingnya parfum yang tidak hanya menghadirkan wangi memikat, tetapi juga manfaat terapeutik sebuah tren yang diprediksi akan meledak pada 2025.

Selain untuk memberi dorongan suasana hati seketika, Gen Z tampaknya mulai memanfaatkan parfum untuk meraih sentuhan emosional yang hanya dapat dihadirkan oleh kenangan indah. “Saya melihat generasi baru ini sangat dinamis,” ungkap perancang parfum Marc-Antoine Barrois. “Mereka mengoleksi parfum dengan cara yang unik bukan sebagai tanda tangan wangi jangka panjang, melainkan sebagai suvenir dari momen emosional atau keadaan tertentu dalam hidup mereka; sebuah aroma untuk mengingatkan pada kenangan ini atau itu,” jelasnya. “Ini adalah fenomena yang tak terduga, namun tampaknya inilah yang menggerakkan penjualan parfum di kalangan Gen Z.”

Foto Courtesy of Bazaar UK

Dengan cara ini, parfum bukan sekadar elemen dekoratif indrawi dalam berpakaian, melainkan menjadi kendaraan untuk mengakses kenangan dan perasaan yang terhubung dengannya, memberikan dorongan mental yang dibutuhkan. Seperti parfum yang menghidupkan kembali momen-momen indah, seakan sebuah kartu pos kenangan.

6. Rutinitas Kecantikan Bioaktif

Munculnya merek berbasis bahan seperti The Ordinary dan The Inkey List telah mengubah banyak dari kita menjadi ilmuwan laboratorium amatir. Namun, frontier ilmiah kecantikan selanjutnya membawa janji inovasi yang lebih canggih. Dengan bioteknologi, yang memanfaatkan bahan-bahan yang diproduksi melalui organisme hidup seperti alga, bakteri, dan ragi, para ilmuwan kosmetik kini bisa mengoptimalkan bahan alami untuk menghasilkan formula yang lebih stabil dan efektif. Tak hanya memberikan terobosan dalam kecantikan dari perawatan kulit hingga rambut dan parfum, teknologi ini juga menjanjikan masa depan industri kecantikan yang lebih berkelanjutan, karena produk-produk yang dihasilkan di laboratorium memberi tekanan yang lebih rendah pada sumber daya alam dan memastikan transparansi bahan-bahannya.

"Seiring dengan maraknya fermentasi presisi dan pertanian vertikal, para merek kecantikan akan memanfaatkan teknologi ini untuk menciptakan bahan bio-sintetik dengan dampak lingkungan yang minimal," ungkap Clare Hennigan, analis utama kecantikan dan perawatan pribadi di Mintel.

"Di masa depan, produk kecantikan akan dirancang untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan kondisi fisiologis secara real-time; bayangkan perawatan kulit yang menyesuaikan dengan cuaca yang berubah-ubah, atau deodoran yang melepaskan molekul penetral bau sesuai suhu tubuh," tambahnya. "Produk-produk yang adaptif terhadap iklim ini akan menawarkan pengalaman yang sangat personal, menggabungkan teknologi dan alam."

Foto Courtesy of Bazaar UK

Dalam dunia perawatan kulit, antioksidan yang diciptakan di laboratorium seperti glutathione dan naringenin kini lebih unggul daripada vitamin C dalam hal efektivitas dan kemampuan mencerahkan kulit, bahkan pada konsentrasi rendah. Keistimewaannya, formula ini dirancang agar lebih mudah diterima oleh kulit, sebuah terobosan revolusioner terutama bagi mereka dengan kulit sensitif atau kondisi seperti eksim dan rosacea, yang sering kali mengalami iritasi akibat bahan aktif yang kuat. Bioteknologi kini mampu menghilangkan rasa perih, sekaligus memberikan manfaat peremajaan kulit yang maksimal.

Dr. Anjali Mahto, seorang dokter kulit kosmetik, memprediksi bahwa peptida biomimetik akan menjadi sorotan utama di tahun 2025. “Komponen sintetis ini meniru peptida alami tubuh dan bertindak sebagai pembawa pesan untuk meningkatkan kesehatan kulit. Mereka dapat merangsang produksi kolagen, memperbaiki kulit yang rusak, bahkan mengatur pigmentasi,” jelasnya. “Keunggulan peptida biomimetik terletak pada kemampuannya untuk disesuaikan, memungkinkan penanganan masalah kulit secara lebih spesifik, mulai dari penuaan hingga sensitivitas. Dengan kemajuan dalam formulasi, saya percaya lebih banyak merek akan mengeksplorasi dan memperkenalkan peptida biomimetik dalam rangkaian produk mereka.”

7. 'Kemalasan Terapeutik' dan penyederhanaan perawatan diri

Sebagai respons terhadap kelelahan (44 persen pekerja di Inggris merasa fisik dan mental lelah di akhir hari kerja menurut Telus’ Mental Health Index) dan rutinitas kesejahteraan yang kadang justru menambah beban, tren kecantikan utama WGSN di 2025 adalah “kemalasan terapeutik”. Menurut para analis WGSN, gerakan ini menawarkan "pelarian tanpa rasa bersalah, di mana waktu istirahat yang menyembuhkan bertemu dengan kecantikan." Nantikan produk-produk yang memungkinkan perawatan sambil bersantai yang mendukung kesehatan kulit dan rambut, serta lonjakan minat terhadap pariwisata dan retret relaksasi, dengan fasilitas yang mendukung tidur seperti tempat tidur pintar berbasis AI dan lagu pengantar tidur dengan aroma terapi.

Laporan Mintel tentang Tren Kecantikan dan Perawatan Pribadi Global 2025 juga menyoroti bagaimana kecantikan kini semakin menekankan kenyamanan dan kesejahteraan emosional, mirip dengan gerakan makanan kenyamanan. Selain itu, ada juga manfaat untuk lingkungan. "Bahan, tekstur, dan produk akan mengingatkan pada masa yang lebih sederhana, fokus pada pengalaman sensorik yang menenangkan dan menyehatkan," tulis laporan tersebut. "Merek harus menyesuaikan diri dengan tren hidup lebih lambat, menyelaraskan siklus inovasi mereka dengan pola konsumsi yang lebih berkelanjutan dan mindful. Artinya, menciptakan produk yang tak hanya efektif, tetapi juga dirancang untuk konsumsi yang lebih sedikit."

Peluncuran terapi yang akan hadir di tahun 2025 termasuk koleksi perawatan terbaru dari Jo Malone, yang akan tersedia di Selfridges pada Februari mendatang, terinspirasi oleh bahan-bahan dan ritual mandi ala Romawi. Setiap produk perawatan tubuh dan mandi yang terdiri dari tujuh varian ini dirancang untuk mencerminkan berbagai tahap pengalaman mandi Romawi, mulai dari Tepidarium yang hangat dan menenangkan, Caldarium yang panas dan beruap, hingga Frigidarium yang menyegarkan. Kombinasi bahan-bahan dan minyak esensial yang digunakan memiliki makna simbolis khas Romawi, dipadu dengan riset neurosensorial modern, sehingga setiap produk mampu memicu reaksi emosional positif.

Sementara itu, Chanel juga siap meluncurkan versi modern gua sha bulan ini, dengan alat pijat No1 de Chanel yang menjadi primadona, dan terapi cahaya LED diprediksi akan semakin terkenal tidak hanya untuk manfaat kesehatan kulit, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh.

Foto Courtesy of Bazaar UK

"Para klien muda khususnya, sering kali melihat perawatan berbasis teknologi hanya sebagai solusi fungsional semata. Padahal, teknologi seperti terapi cahaya LED memiliki manfaat holistik yang tak kalah luar biasa," ujar ahli facial Katharine Mackenzie Paterson. "Saya menggunakan perangkat Dermalux LED yang terbukti memberikan efek luar biasa untuk suasana hati; klien yang datang dengan pikiran penuh, hanya membutuhkan 10 menit di bawah cahaya untuk merasa lebih rileks," tambahnya.

"Klien sering menggambarkan pengalaman ini seperti memberikan waktu untuk otak mereka beristirahat, serasa membaca buku di taman yang cerah dan itu sangat masuk akal. Studi membuktikan bahwa cahaya LED biru mampu meningkatkan suasana hati dengan efektif, bahkan setara dengan efek antidepresan, serta membantu mengurangi gejala Seasonal Affective Disorder (SAD). Sementara pada pengaturan cahaya merah, penelitian menunjukkan bahwa terapi ini dapat meningkatkan kadar melatonin, membantu tidur lebih berkualitas. Tidak ada yang lebih ampuh dalam menenangkan pikiran dengan cepat selain terapi ini."

8. Manikur press-on, yang tetap polished

Meskipun manikur press-on dikenal karena kemudahan dan kecepatannya, selama ini produk ini belum sepenuhnya ramah lingkungan atau tampak elegan. Namun, pada tahun 2025 tren tersebut akan berubah. Claws by Tiger Taylor, misalnya, menghadirkan estetika yang lebih tinggi ke dalam dunia manikur press-on, dengan setiap set kuku glossy yang tidak hanya sepenuhnya dapat terurai secara hayati, tetapi juga dapat dikomposkan (sebagai perbandingan, kuku plastik membutuhkan waktu sekitar 500 tahun untuk terurai). Bazaar dapat memastikan bahwa set kuku bioplastik berbasis tanaman ini tetap kokoh, dapat dipotong, dipilin, dan dibentuk sesuai keinginan untuk manikur yang sepenuhnya disesuaikan. Tak hanya itu, kemasannya pun dapat didaur ulang menambah kepraktisan dan keberlanjutan produk ini.

Merek lain yang turut mengangkat kualitas manikur press-on adalah Fette, yang didirikan oleh Angela Lei. Mencari alternatif yang lebih elegan dari manikur gel yang sering dilakukannya dan membuat kuku alami menjadi rapuh, Angela menemukan solusi yang lebih bersahabat bagi kuku.

“Saya memutuskan untuk memberi waktu istirahat pada kuku saya agar menjadi lebih kuat, namun tetap ingin tampil sempurna saat menghadiri acara atau makan malam,” ungkapnya kepada Bazaar. “Saya mendengar ada kuku press-on buatan tangan di Asia yang menggunakan perekat alternatif selain lem industri, yang lebih aman bagi kuku. Setelah mencari berbagai pilihan dengan kualitas tinggi, saya menemukan set yang secara estetika belum memenuhi selera saya. Dari situ, saya terinspirasi untuk menciptakan merek yang menawarkan kuku press-on lukisan tangan (bukan semprotan mesin) yang tak hanya berfungsi sebagai produk kecantikan, tetapi juga aksesori gaya hidup.”

Kini, perawatan kuku profesional bagi Angela hanya terbatas pada pemangkasan kutikula dan pembentukan kuku, sementara set kuku Fette dipilihnya sesuai dengan mood dan jadwalnya. "Kami menggabungkan desain klasik seperti French tips dan warna solid yang elegan dengan sentuhan tren seperti titik-titik dan motif cat's eyes," jelasnya. Mengenai rencana Fette ke depan, merek ini tak hanya fokus pada estetika, namun juga kualitas. "Bulan ini kami akan meluncurkan koleksi kapsul kecil dengan gaya kuku pendek yang praktis namun tetap menawan. Selain itu, kami juga akan segera memperkenalkan solusi perekat baru yang lebih tahan lama daripada jelly nail tabs yang beredar saat ini."

9. Volume rambut: semakin besar, semakin menarik

“Volume benar-benar menjadi tren utama di 2025,” ungkap Sam McKnight MBE, penata rambut legendaris. “Blowout bombshell akan semakin mudah dicapai; memberikan sentuhan glamor dalam keseharian, tanpa perlu usaha ekstra.”

Sebagaimana yang terlihat di pertunjukan 16Arlington SS25, di mana McKnight menciptakan tampilan rambut, alat retro menjadi bagian penting dari gaya tersebut. “Kami mulai menggunakan roller Velcro sejak era ’80-an bersama Cindy Crawford, dan hingga saat ini, roller tersebut masih menjadi andalan di dalam kit saya. Era ’80-an dikenal dengan rambut bervolume besar: hot rollers dan roller Velcro adalah kunci utamanya,” kenang Sam.

Foto Courtesy of Bazaar UK

Perbedaan antara dulu dan sekarang? “Roller Velcro selalu membutuhkan sedikit usaha, dan tren alat penata rambut tanpa panas melonjak pesat di 2024, tetapi pada waktu itu, Anda harus membiarkannya semalaman atau mengenakan roller untuk waktu yang lama agar bisa membentuk rambut,” jelas Sam. “Sekarang, alat sehari-hari berkembang untuk menciptakan blow dry dengan volume yang mudah, tanpa perlu perencanaan panjang.”

Salah satu contoh sempurna adalah The Big Set yang baru saja dirilis Sam, yang digunakan di belakang panggung pada pertunjukan 16Arlington. Set ini terdiri dari roller Velcro, attachment penutup kepala, dan Modern Hairspray pelindung panas dari Sam. “Cukup masukkan rambut Anda ke dalam roller, pasang penutup kepala ke pengering rambut, dan dalam 15 menit, alat ini akan memanaskan dan membentuk rambut Anda untuk mendapatkan volume yang sempurna. Blow dry dengan hasil seperti ini biasanya memakan waktu dua kali lebih lama, dan sulit dilakukan sendiri.”

Foto Courtesy of Bazaar UK

Untuk meningkatkan volume rambut dengan cepat pada 2025, Neville Salon di London menghadirkan layanan Glow Dry yang memadukan blow-dry anggun dengan perawatan laser LYMA dalam waktu hanya 30 menit. Layanan ini tidak hanya menyegarkan tampilan rambut dengan volume maksimal, tetapi juga merevitalisasi kulit, memberikan pengalaman kecantikan yang serba guna dan mewah. Elena Lavagni, Direktur Neville Hair and Beauty, menyatakan, “Kami semakin menggabungkan kemewahan dengan inovasi, memungkinkan klien untuk tampil dengan rambut bervolume dan kulit yang segar meski dengan riasan, dalam waktu yang sangat efisien.”

10. Kembalinya winged liner

Meski winged eyeliner sempat mendapat banyak kecaman di TikTok pada tahun 2024 (dianggap usang oleh Gen Z), tampaknya tren garis mata kucing ini kembali merebut perhatian di akhir tahun. Hal ini terlihat pada penampilan Nicola Coughlan di The Fashion Awards dan Bazaar’s Women of the Year Awards, di mana Laura Haddock juga tampil dengan eyeliner tajam yang menonjol. Begitu pula dengan Simone Ashley yang memamerkan winged liner di berbagai acara musim dingin. Makeup artist ternama, Neil Young dan Alex Babsky, berhasil menciptakan tampilan winged liner yang tegas dan dramatis di karpet merah, menanggalkan estetika clean-girl yang mendominasi tahun lalu, dan beralih ke tampilan yang lebih berani dengan garis mata klasik pada Nicola, Laura, Simone, serta bintang lainnya seperti Lashana Lynch dan Ella Lily Hyland dari Black Doves.

Foto Courtesy of Bazaar UK

Koleksi Métiers D’Art Chanel 2024/25 di Hangzhou juga menampilkan kembalinya eyeliner hitam grafis dengan makeup artist legendaris, Lisa Butler, yang menciptakan tampilan eyeliner hitam mengkilap yang elegan. Tampilan ini mencerminkan inspirasi dari layar lak China yang menjadi hiasan di dinding butik ikonis Gabrielle Chanel di 31 rue Cambon, Paris.

Foto Courtesy of Bazaar UK

Lisa menggambarkan bentuk eyeliner tersebut sebagai "setengah bulan, dengan ujung yang sedikit terangkat ke atas." Ditemani dengan lip balm, complexion matte yang halus, dan pipi yang merona lembut, liner ini berhasil mencuri perhatian.

Foto Courtesy of Bazaar UK

Meski tampilan ini mungkin bukan pilihan sehari-hari, ini menunjukkan bahwa winged liner tak hanya akan kembali populer pada 2025, namun juga akan menjadi lebih penuh eksperimen, dengan tekstur baru, pigmen kaya, dan penempatan yang lebih segar, memberikan nuansa modern yang tak terelakkan. Salah satu contohnya adalah Victoria Beckham Satin Kajal Liner in Jeans yang segera diluncurkan bulan ini. Dengan warna indigo yang kaya, liner ini berikan sentuhan baru pada klasik hitam, dengan hasil yang cukup intens untuk menciptakan garis sayap yang menawan, serbaguna layaknya denim yang timeless.

BACA JUGA:

Tren Kecantikan Terbesar dari NYFW

Produk Kecantikan yang Tak Boleh Terlupakan saat Liburan Musim Dingin

(Penulis: Fleur Fruzza dan Anna Lao-Kaim; Artikel disadur dari BAZAAR UK; Alih bahasa: Halimatu Sadiah; Foto: Courtesy of Bazaar UK)