Apakah Ada yang Namanya Terlalu Banyak Tidur?

/ 2024-01-01 12:00:00

Apakah Ada yang Namanya Terlalu Banyak Tidur?

Courtesy of Bazaar UK

Kabar bahwa Dakota Johnson dapat "dengan mudah" tidur selama 14 jam semalam (dapat dimengerti, ketika banyak dari kita yang merasa beruntung dapat tidur selama tujuh jam) menjadi viral.

"Jika saya tidak bekerja, jika saya memiliki hari libur di hari Senin, maka saya akan tidur selama mungkin. Tidur adalah prioritas nomor satu dalam hidup saya," kata Dakota kepada sebuah media. Sejauh ini, sangat relatable.

Namun ketika ia ditanya berapa jam tidur dalam semalam yang ia targetkan, jawaban Dakota kurang bisa diprediksi: "Saya tidak berfungsi jika kurang dari 10 jam," katanya. "Saya bisa dengan mudah tidur selama 14 jam."

Dakota tidak sendirian, dalam beberapa tahun terakhir ini kualitas tidur yang baik telah diprioritaskan, bahkan dipuja-puja.

Lewatlah sudah hari-hari ketika tidur hanya beberapa jam dan dua cangkir espresso dianggap sebagai penanda kesuksesan (seperti Margaret Thatcher). Merasa cukup (atau, seperti Dakota, lebih dari cukup) kini menjadi penanda kemewahan dalam hal waktu, perawatan diri dan kekayaan.

Dakota bahkan mungkin mengambil tips dari mantan istri rekannya, Chris Martin: pada tahun 2016, Gwyneth Paltrow menulis tentang "Clean Sleeping" untuk media lainnya, menjelaskan bahwa ia menargetkan "setidaknya tujuh atau delapan jam... idealnya bahkan 10 jam".

Kita semua telah diperingatkan tentang kemungkinan konsekuensi dari kebiasaan tidur yang buruk, yang berkisar dari sistem kekebalan tubuh yang melemah dan kabut otak, hingga risiko diabetes dan serangan jantung yang lebih tinggi.

Namun, apakah ada yang namanya terlalu banyak tidur? "Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kelebihan tidur dikaitkan dengan umur yang lebih pendek dan insiden penyakit yang lebih besar," kata Dr Lindsay Browning, pakar tidur di Trouble Sleeping dan penulis Navigating Sleeplessness.

"Orang yang terlalu banyak tidur cenderung memiliki insiden yang tinggi terhadap berbagai masalah medis dan kesehatan mental seperti diabetes dan depresi" Ujarnya.

Courtesy of Bazaar UK

Namun, ada beberapa ketidaksepakatan mengenai apakah terlalu banyak tidur merupakan penyebab atau gejala penyakit. "Sulit untuk mengetahui apakah terlalu banyak tidur menyebabkan hasil kesehatan yang negatif atau apakah jika Anda sedang tidak sehat, Anda cenderung tidur lebih lama," kata Lindsay.

Secara seimbang, Lindsay merekomendasikan bahwa orang dewasa yang berusia antara 18 dan 64 tahun harus tidur antara tujuh dan sembilan jam setiap malam.

"Jika Anda tidur setidaknya sembilan jam secara teratur setiap malam, tetapi masih merasa lelah dan tidak segar, ini mungkin pertanda bahwa tidur yang Anda dapatkan tidak berkualitas," katanya. "Anda mungkin ingin berbicara dengan dokter Anda untuk mengetahui apakah ada masalah. Anda mungkin mengalami apnea tidur, misalnya."

Courtesy of Bazaar UK

Kita semua tahu bahwa ada tip dan trik untuk memastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup, namun ini juga sama pentingnya untuk memastikan Anda tidak tidur berlebihan.

Berinvestasilah pada tempat tidur yang bagus dan beberapa alat bantu tidur (semprotan bantal herbal adalah cara kecil untuk mengubah rutinitas sebelum tidur Anda menjadi ritual yang layak dilakukan). Yang terpenting, jadikan konsistensi sebagai prioritas Anda.

"Mendapatkan jumlah tidur yang sama pada waktu yang sama setiap malam adalah salah satu hal tersehat yang bisa Anda lakukan untuk tidur Anda," jelas Lindsay, dan menambahkan bahwa tradisi tidur siang di akhir pekan yang sudah lama dilakukan sebenarnya tidak ada gunanya. "Mengorbankan waktu tidur selama minggu kerja dan kemudian mencoba menebusnya di akhir pekan tidaklah sesehat mendapatkan waktu tidur yang direkomendasikan, tujuh hari per minggu."

Jadi, saat Anda menyetel alarm malam ini, cobalah untuk tidak berkecil hati karena Dakota Johnson mungkin akan tidur beberapa jam lagi. Seperti yang disepakati para ahli, ini semua tentang kualitas daripada kuantitas.