Pangeran Harry telah mengambil tindakan hukum terhadap pemerintah Inggris setelah memutuskan bahwa dia tidak akan diizinkan untuk membayar polisi secara pribadi untuk perlindungan polisi untuk dirinya dan keluarganya selama kunjungan ke Inggris.
Seorang perwakilan legal untuk Duke of Sussex mengatakan kepada Bazaar bahwa pihak kerajaan ingin membawa putranya, yang bernama Archie, serta putri yang berusia tujuh bulan bernama, Lilibet, pulang ke Tanah Air tetapi akan sangat sulit karena meningkatnya ancaman.
Harry menjelaskan bahwa ia ingin mendanai keamanannya sendiri, daripada harus meminta para pembayar pajak untuk membayar tagihan, tetapi keputusan yang dibuat oleh British Home Office tahun lalu dengan tim keamanan Amerika Serikat tidak mempunyai akses ke informasi intelijen UK atau yurisdiksi memadai yang diperlukan untuk menjaga sang istri, Megan dan kedua anaknya di luar bahaya.
Dalam pernyataan yang diumumkan pada saat Sabtu sore, juru bicara sang pangeran mengatakan, “Britania Raya akan selalu menjadi rumah Pangeran Harry, dan ingin negara ini menjadi tempat yang aman untuk sang istri dan kedua anaknya… namun dengan kurangnya perlindungan dari polisi akan menjadi risiko besar.”
Perwakilan dari sang pangeran menambahkan, “Duke and Duchess of Sussex telah membiayai sebuah tim keamanan pribadi untuk keluarganya, namun itu tim keamanan tersebut tak dapat memenuhi keperluan yang dibutuhkan selama berada di Inggris. Dengan tidak adanya perlindungan ini, Pangeran Harry dan keluarga tidak dapat kembali pulang.”
Full statement from Prince Harry’s legal spokesperson: pic.twitter.com/JU2hS7KKYH
— Omid Scobie (@scobie) January 15, 2022
Selama kunjungannya ke Inggris tahun lalu untuk meresmikan patung yang dedikasi untuk mendiang ibunya, Putri Diana di istana Kensington, membuat sang duke trauma karena mobilnya dikejar secara agresif oleh para wartawan sesudah kunjungannya ke acara amal bernama WellChild di kota London. Tim keamanannya, Harry merasa, bahwa ia tidak dapat dilindungi secara menyeluruh karena keterbatasan yang diputuskan dari pihak UK Home Office.
Pada bulan September 2021, Pangeran Harry mengajukan penyataan peninjauan kembali terhadap keputusan tersebut. Perwakilan dari pasangan Sussex mengatakan kepada Bazaar bahwa Harry merasa keputusan Home Office telah “tidak masuk akal, tidak transparan, dan tidak konsisten” dan sehabis pengancaman tersebut, mereka tidak memperhitungkan posisi sang pangeran, dan dampaknya terhadap reputasi Inggris jika seorang anggota senior keluarga kerajaan akan diancam/disakiti di atas tanah domestik.
Ketentuan perlindungan pribadi adalah isu utama bagi pasangan kerajaan ketika mereka mengumumkan rencana untuk pindah keluar negeri di tahun 2020. Pada saat itu, mereka menyarankan ke Home Office, melalui British Metropolitan Police, untuk harus memberikan perlindungan bagi pasangan dan keluarga mereka.
Harapan awalnya adalah untuk pasangan Sussex ini hadir dalam perayaan perayaan Platinum Jubilee sang ratu yang akan dirayakan di bulan Juni. Saat ini, pasangan kerjaan ini tetap merasakan bahwa masih terlalu bahaya untuk melakukan perjalanan tanpa kemampuan untuk membiayai pelindungi yang tepat. Lilibet, sang putri dari kedua pasangan saat ini baru saja masuk usia tujuh bulan, dan belum bertemu dengan nenek buyut secara langsung.
“Pangeran Harry mewarisi risiko keamanan saat lahir hingga seumur hidup,” ucap perwakilan kerajaan. “Ia tetap menjadi urutan keenam untuk takhta, yang melayani dua tur bertugas untuk bertempur di negara Afghanistan, dan dalam beberapa tahun terakhir, keluarganya akan menjadi sasaran neo-Nazi dan pengancaman ekstrem."
Ia menambahkan, “Meskipun perannya ia dalam institusi telah berubah, keberadaannya sebagai anggota keluarga kerajaan tidak berubah. Begitu juga dengan ancaman terhadapnya dan keluarganya.”
(Penulis: Omid Scobie; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih Bahasa: Alyssa Tagor; Foto: Courtesy of Bazaar US)