Nyatanya relaksasi bersama pasangan bisa dilakukan lewat aktivitas yang sama-sama disukai, misalnya bersepeda. Bayangkan serunya mengayuh bersama pasangan, untuk sekadar bersantai sambil menikmati pemandangan. Atau Anda berdua tipe yang gemar mencetak pencapaian record untuk menghitung tingginya jarak serta average speed dari sebuah aplikasi. Karena itu salah satu hal yang memotivasi saya bersepeda bersama pasangan saya.
Nah, di hari minggu kemarin, komunitas sepeda Velosunday mengadakan aktivitas yang memacu semangat para pasangan suami istri dalam bersepeda bertajuk Epic Couple Ride. Acara yang didukung oleh Samsung Indonesia ini bisa dibilang serius, sebab selama riding, klub ini dipandu oleh coach Santia Tri Kusuma, yang juga seorang atlet balap sepeda dan meraih banyak medali untuk Indonesia. Ia bersama coach Rochmat Nugraha menjadi road captain yang terlihat mempimpin kelompok, ditemani oleh Admadi Puguh dan Reno Yudho yang bertindak sebagai sweeper.
Empat pasang suami istri di dalam komunitas Velosunday yang tampak antusias mengikuti kegiatan ini antara lain Dian Sastrowardoyo dan Maulana Indraguna, Ferry Aritonang dan Patrisia Ticoalu, Uchie Tisnadisastra dan Abadi Abi Tisnadisastra, kemudian Sara Caroline dan Neydo Yohanes. Selain mereka, terlihat juga anggota komunitas lainnya seperti Wulan Guritno, Reina Wardhana, Iwet Ramadhan, Rio Pasaribu, dan lain-lain.
Mereka semua sudah mempersiapkan diri di area parkir Plaza Senayan sebelum matahari terbit. Bazaar melihat semua yang hadir di sana tetap memakai masker dan menjaga jarak satu sama lain. Ya, sekalipun mereka sedang melakukan brief. Mereka begitu serius menyiapkan gear sampai aplikasi mode riding yang terpasang di Samsung Galaxy Watch, guna merekam kecepatan intensitas, sekaligus memonitor heart rate mereka.
Rute yang mereka tempuh antara lain dari area Senayan, menuju Sudirman, kemudian mengarah ke Bundaran HI, melewati jembatan Semanggi, Gatot Subroto, Pancoran, Karet, sampai kembali ke arah Senayan.
Ada pertanyaan yang kerap terbersit ketika melihat para pesepeda, khususnya pengguna road bike dan melakukan peletonan tidak mengenakan masker. Oleh karena itu Bazaar menanyakan alasan tersebut kepada Coach Santia, "Memang sebagai atlet atau pelatih sepeda ada beberapa alasan mengapa kami tak memakai masker ketika sedang latihan. Yang paling utama adalah kita membutuhkan asupan oksigen lebih banyak apalagi ketika berlatih intensitas. Dengan memakai masker, tentu ada kadar karbondioksia (CO2) yang akan kita hirup kembali. Walau menurut dokter tidak berbahaya, tetapi juga tak baik bila setiap hari dilakukan dengan durasi yang lama dan intensitas tinggi. Saya sudah sering mencoba dan mengalaminya, hasilnya saya pusing setelah berlatih, dan dada terasa sesak atau pengap seharian setelah berlatih," terang atlet yang menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia di Olimpiade Athena 2004 tersebut.
Santia juga menambahkan apabila ia membuat peraturan yang sangat ketat dalam berlatih, baik sebelum maupun sesudahnya. "Setiap akan berlatih bersama, seperti dengan Velosunday atau Motherspeed, kita wajib swab antigen atau PCR, dan mengunggah hasilnya. Jadi esok harinya kita bisa berlatih bersama. Dan setelah berlatih, kita wajib pakai masker, dan menjaga jarak, tidak kumpul-kumpul bergerombol dengan pesepeda lainnya. Saya pun sangat membatasi jumlah peserta latihan dalam kelompok berlatih. Dalam 1 minggu saya bisa tiga kali 'dicolok'," tutupnya sembari bersiap pulang.
Pengalaman Santia di atas sejalan dengan pernyataan dari dr. Sophia Hage, SpKO, yang merupakan spesialis kedokteran olahraga di Royal Sports Performance Centre, Senayan City. Secara terpisah Bazaar menanyakan apa ada bidang olahraga yang memperbolehkan untuk tidak apa-apa tidak mengenakan masker saat sedang berlatih?
Jawabannya adalah: "Apabila Latihan atau olahraga yang dilakukan adalah olahraga intensitas tinggi, memang sebaiknya tidak menggunakan masker saat berolahraga ini. Konsekuensinya untuk masyarakat adalah bila berolahraga intensitas tinggi sebaiknya sendirian atau dengan orang yang serumah. Selain masyarakat, atlet juga tidak melakukan Latihan dengan menggunakan masker karena banyak latihannya ada di intensitas tinggi. Konsekuensinya? Karantina saat Latihan dan tes PCR teratur. Contohnya PSSI yang bisa 1-2 minggu sekali PCR dan seluruh tim karantina di hotel," jelas dr. Sophia melalui pesan singkat.
Jelas, latihan Epic Couple Ride ini bisa dikatakan latihan serius yang tak hanya sekadar memperhatikan performa, namun juga penguasaan teknik untuk semakin mengasah skill bersepeda mereka.
Momen jerih payah mereka berlatih bersama pasangan ini terekam secara apik dari awal hingga akhir aktivitas menggunakan smartphone terbaru Samsung Galaxy S21 Ultra Series 5G, yang dilengkapi dengan 4 kamera yaitu 2 tele lensa, 1 wide lensa dan 1 lensa utama serta 1 laser autofocus lens di bagian belakangnya. Keunggulan lainnya yang juga dibuktikan selama acara berlangsung adalah peningkatan kualitas low light yang bekerja dengan multi frame blending dan AI deep learning.
Tiap perjalanan di Epic Couple Ride diabadikan secara epik untuk menunjang ekspresi tanpa batas dengan adanya fitur-fitur canggih lainnya di Galaxy S21 Ultra 5G. Semisal fitur Dynamic Slo-Mo juga digunakan pada awal keberangkatan mereka, sebab kecanggihannya mampu menyoroti aksi menarik dengan lebih sinematik, apalagi untuk pergerakan dinamis saat bersepeda dengan latar belakang matahari terbit.
Selain itu, dalam pembuatan videonya, Bazaar juga menyaksikan langsung fitur Directors View pada smartphone tersebut. Hasil videonya mampu menampilkan gambar layaknya movie dengan kemudahan menentukan angle yang diinginkan. Bahkan angle itu dapat berubah di tengah pengambilan video.
Kemudian ada pula fitur Vlogger View untuk pengambilan konten dengan dua view dari kamera depan, yang sekaligus mengambil gambar pengguna (selfie mode) dan kamera belakang bersamaan, saat mereka mengambil situasi sekitarnya tanpa harus repot membalik-balikan smartphone.
Bonusnya, Galaxy S21 Ultra 5G juga dapat ditambahkan dengan S Pen untuk melengkapi personal touch pada foto atau video, seperti doodling yang dilakukan oleh Dian Sastrowardoyo, sesaat setelah selesai bersepeda.
Terakhir, Galaxy S21 Ultra 5G mendukung penggunanya mengabadikan berbagai momen epik sekali jepret dengan Single Take 2.0, sehingga akan lebih banyak hasil konten share-ready untuk dibagikan.
Baca lebih lengkap tentang keunggulan Samsung Galaxy S21 di sini.
Apakah Anda juga ingin berlatih sepeda bersama pasangan? Boleh saja, asalkan tetap menjalankan protokol kesehatan ya!
(Foto: Saeffie Adjie Badas)