Max Mara presentasi koleksi Resort 2024 yang bertajuk “Septem Flores”. Uniknya, inspirasi nama dan koleksi ini diambil dari folklore dan tokoh wanita inspiratif dari Skandinavia.
BACA LAGI: Max Mara Menelusuri Kembali Abad ke-18 Melalui Koleksi Fall/Winter 2023
Bagi yang tidak familiar dengan Midsommar, festival tahunan “Midsummer” ini berasal dari Skandinavia, dan merupakan sebuah folk festival yang merayakan hadiah musim panas. Salah satu tradisi menawan di acara ini adalah tradisi ritual Septem Flores, di mana tujuh wildflowers akan dikumpulkan dan diletakkan di bawah bantal. Menurut legenda, mereka yang beruntung dalam menemukan bunga tersebut akan memimpikan cinta mereka di masa depan.
Sebagai rumah mode yang berfokus pada busana wanita yang didirikan oleh Achille Maramotti di tahun 1951 ini, Max Mara terus ingin menunjukkan spirit pemberdayaan perempuan melalui setiap koleksinya. Sebab, seperti koleksi Max Mara lainnya, ada cerita inspiratif tersendiri. Kali ini, Ian Griffiths selaku Direktur Kreatif menggali cerita sosok wanita bernama Selma Lagerlöf.
Lahir dari keluarga Swedia yang kaya raya pada tahun 1858, Selma merupakan wanita pertama yang memenangkan Nobel Prize, menunjukkan integrasi warisan folklore ke dalam budaya Skandinavia dan di waktu yang sama, mewakili kontribusi Skandinavia dalam mewujudkan diri di hidup yang lebih modern. Karena itu, Selma dijadikan sebagai tokoh yang menjadi inti cerita koleksi Resort 2024 sang rumah mode.
Presentasi digelar di City Hall Stockholm (Blå Hallen), tepatnya di Gold Hall, yang memiliki 18 juta ubin mosaik berlapis emas, Max Mara memamerkan sederet tampilan koleksi terbarunya yang menggabungkan siluet khas merek Italia tersebut dengan gaya Nordik. Lokasi dan suasananya yang mewah menciptakan kontras yang pas, antara interior ciri khas Skandinavia yang elegan dengan tampilan koleksi terbaru Max Mara yang segar dan menarik.
Dalam koleksi terbaru ini, Max Mara mempersembahkan siluet yang straight dan tailored, terinspirasi dari tahun 1900-an. Ditambah dengan eksplorasi permainan potongan garis lengan gigot yang membuat desainnya lebih modern.
Terlihat juga ada rok sepanjang pergelangan kaki, jubah sepanjang siku, dan smart blouses yang dilengkapi dengan aksesoris dasi kupu-kupu untuk menambah sentuhan gaya kota yang kontemporer.
Ditambah lagi, ada detail-detail yang menarik yang ditawarkan setiap look di acara peragaan busana ini, yang juga terinspirasi oleh folklore Skandinavia. Diantaranya ada tunik yang mengembang (panjang dan pendek), lengkap dengan kepang berwarna hitam dan ivory, serta pom pom, tassels dan kancing yang menggemakan motif folk.
Untuk menambah esensi modern, Max Mara menyulap folk blouses dan memotongnya kembali menjadi kain modern linier, dan menghilangkan dekorasi yang berlebihan agar bisa dipakai sehari-hari dan sesuai dengan tren masa kini.
Tentu, merek Italia ini tidak lupa dengan salah satu desain ikonisnya, yaitu mantel Teddy. Di koleksi Septem Flores ini, mantel Teddy yang berusia 10 tahun di 2023 ini terlihat dalam beberapa warna: nuansa muted cokelat, krim, dan hitam khas Nordik.
Sebagai koleksi resortwear, tampilan ini dipasangkan dengan celana pendek musim panas, rajutan asal Swedia, dan gaun bohemian dengan rumbai.
Di rangkaian terakhir koleksinya. Ansambel dengan mahkota bunga, detail motif floral dan warna yang menggambarkan musim panas serta padang rumput Midsommar terlihat menghiasi gaun-gaun melambai yang ringan tersebut.
Tampilan ini sempurna untuk malam yang indah, terutama dengan tambahan kerah putih dan cuffs yang menyatukan estetika Midsummer dan kota modern dalam kemasan yang modis dan magis.
BACA LAGI:
Koleksi Terbaru Max Mara Resort 2023 Layaknya Sebuah Surat Cinta Untuk Portugal
Max Mara Icon Coats: Kampanye Inklusivitas Representasi Mantel-Mantel Ikonis
(Penulis: Bella Nazelina; Foto: Courtesy of Max Mara)