LVMH Tarik Kontrak Kerja Sama Tiffany & Co., Terjadi Gugatan

Akuisisi yang terjadi pada November lalu ini dapat menjadi kerja sama terbesar dalam industri aksesori.



- Setelah mengumumkan kerja sama terbesar pada November lalu, LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton kembali mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi dana akuisisi sebesar 241 triliun rupiah dari brand perhiasan asal Amerika Serikat, Tiffany & Co.

- LVMH mengungkapkan bahwa kenaikan pajak impor produk dari Prancis menjadi alasan pembatalan kerja sama ini.

- Selain itu, Tiffany & Co. telah melayangkan gugatan.

Setelah mengumumkan kerja sama pada November lalu untuk mengakuisisi brand tiffany & Co. sebesar 241 triliun rupiah, LVMH Moë Hennessy Louis Vuitton mengumumkan bahwa hari ini pihaknya akan membatalkan akuisisi tersebut.

Pemilik Louis Vuitton mengungkapkan bahwa pihaknya tidak dapat memenuhi kerja sama karena beberapa peristiwa yang memperburuk situasi dari akuisisi yang dilakukan. Pemerintah Prancis dikabarkan meminta konglomerat barang-barang mewah tersebut untuk mencabut akuisisi tersebut, mengatakan adanya ancaman kenaikan tarif pajak produk Prancis di Amerika Serikat.

Pada Juli, pemerintahan Donald Trump mengumumkan akan menaikkan tarif pajak 25 persen terhadap produk Prancis – termasuk kosmetik dan tas – sebagai balasan atas pajak yang dikenakan pemerintah Prancis terhadap perusahaan teknologi asal Amerika. Namun, pemberlakuan biaya ini tidak akan terjadi sampai Januari 2021.

Menurut sebuah media, CFO Jean Jacques Guiony mengatakan kepada reporter melalui telepon, “Ini adalah perintah dari pemerintah.”

Kini, Tiffany & Co. menyerang balik. Brand perhiasan asal Amerika ini melayangkan gugatan hukum di Delaware, mengatakan bahwa LVMH harus menyelesaikan akuisisi yang disepakati karena permintaan dari pemerintahan Prancis tidak memiliki dasar hukum yang sah.

Direktur dari Tiffany, Roger Farah mengatakan, “Kami sangat menyesal harus mengambil langkah ini tetapi LVMH telah meninggalkan kami tanpa pilihan selain untuk melakukan proses litigasi untuk melindung perusahaan kami.” Tiffany dikabarkan pengalami penurunan penjualan sebesar 10 persen dan secara keseluruhan turun 9 persen tahun ini. Sektor retail khususnya mengalami dampak yang serius akibat pandemi. Tujuan LVMH untuk membeli Tiffany merupakan langkah besar untuk melakukan perluasan setelah menggandeng berbagai rumah mode ternama seperti Dior, Fendi, dan Givenchy, menuju industri perhiasan.

(Penulis: Chelsey Sanchez; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Artikel ini disadur dari BAZAAR US; Foto: Courtesy of BAZAAR US)