Lahirnya Generasi Model dan Influencer Virtual

Dengan kemajuan teknologi, dunia virtual makin mendominasi dunia nyata. Bahkan, kini lahir generasi influencer dan model virtual atau maya.



Ada banyak dampak atau mungkin efek samping dari kemajuan zaman atau teknologi. Mengapa saya sebut sebagai efek samping?

Karena seperti yang Anda ketahui, efek samping adalah efek-efek yang tidak diinginkan dari sebuah hal.

Begitupun dengan majunya teknologi, tidak hanya mempermudah hidup, teknologi juga ibarat pisau bermata dua, di satu sisi membawa untung, namun di sisi lain malah memberikan kerugian.

Misalnya? Teknologi internet dapat memudahkan dan mempercepat komunikasi bahkan dengan jarak yang jauh, tetapi teknologi internet juga akan membebaskan semua orang, tanpa batasan usia, untuk menyaksikan atau menyerap info yang tidak semestinya dilihat, seperti anak-anak yang dengan mudah mengakses kekerasan dari internet.



Nyatanya dunia mode juga tidak lepas dari pengaruh kemajuan zaman, tahukah Anda jika kini lahir model-model CGI atau computer-generated imagery.

Mereka adalah makhluk-makhluk ciptaan virtual yang didesain melalui teknologi komputer.

Jadi, mereka bukanlah sosok-sosok nyata, layaknya manusia pada umumnya.

Kemunculan makhluk CGI mulai terasa kuat keberadaannya dalam beberapa waktu terakhir.

Tidak hanya model virtual, influencer virtual juga merebak terlebih dahulu.




Untuk mengetahui keberadaan mereka, Anda dapat langsung mengecek nama-nama ini melalui akun (resmi atau tidak resmi) milik Anda, ketik nama @lilmiquela, @noonoouri, @bermudaisbae, @blawko22, dan lainnya.

Apakah jumlah followers yang mereka miliki cukup membuat Anda terkejut? Atau justru pilu, jika membandingkan dengan jumlah followers yang Anda miliki?

Begitulah sosok influencer ciptaan para programmer yang piawai mendesain makhluk maya yang kini tengah disorot publik.



Belum usai dibuat takjub atau kaget dengan munculnya sosok-sosok tidak nyata ini, Anda akan kembali terperangah dengan penampilan sederet model virtual yang mulai berdatangan di panggung fashion.

Beberapa waktu terakhir ini, label asal Prancis, Balmain, menampilkan tiga sosok model CGI untuk menjadi kampanye visualnya.

Mereka adalah Shudu (@shudu.gram), Margot, dan Zhi. Ketiga model ini tampil menawan dengan tulang pipi yang terpahat sempurna.

Bagaimana tidak? Mereka adalah makhluk virtual yang didesain sesuai kehendak hati. Sang programmer yang mendesainnya akan dengan mudah memancungkan hidung, meniruskan pipi, memperbesar mata, atau mengecilkan pinggul.

Namun, sebelum kehadiran mereka ini di tangan Balmain. Louis Vuitton telah menggunakan satu sosok model virtual di kampanye visualnya pada musim Spring/Summer 2016, ia adalah Lightning salah satu tokoh Final Fantasy XIII.



Lantas, apakah kita semua perlu khawatir? Saya rasa iya, karena rasanya semakin sulit untuk membedakan antara realita dan virtual.

Semakin sulit pula untuk tampil apa adanya, karena semakin besar harapan untuk tampil virtual sebagai makhluk sempurna.

Namun, satu hal yang pasti, sebagai manusia ada keunggulan kita yang tidak tergantikan, yaitu free will.


Baca Juga: Model Virtual Instagram Memengaruhi Persepsi Tubuh


(Foto: Instagram @balmain, @shudu.gram, @lilmiquela; Layout: Asya Hadisuryo)