Anya Taylor-Joy mungkin dikenal sebagai salah satu wanita paling modis di Hollywood, dengan kemampuannya yang luar biasa untuk tampil sempurna dalam berbagai gaya busana, mulai dari Mugler berbahan kulit tanpa punggung hingga couture Dior yang bak negeri dongeng. Namun, menjadi sosok yang fashionable bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah bagi Anya.
BACA JUGA: Rahasia di Balik Kecantikan Anya Taylor-Joy
Aktris berusia 28 tahun ini, yang juga menjadi duta label jam tangan mewah Jaeger-LeCoultre, sebenarnya mengaku sebagai seorang tomboy. Ia lebih suka mengenakan pakaian longgar dan kasual, sangat berbeda dari penampilan glamor yang biasa kita lihat di karpet merah.
“Saya dulu tidak terlalu peduli dengan fashion,” jelasnya kepada Harper’s Bazaar dari kamar hotelnya, dengan suara lembut dan dalam. “Saya langsung terjun ke dunia akting, jadi saya hanya melihat pakaian sebagai alat untuk membangun karakter. Ini semua tentang menciptakan sosok lain.
“Karena saya sering dijemput untuk syuting pada pukul tiga pagi dan pulang dengan kelelahan, saya hanya memakai celana olahraga saja.”
Anya Taylor-Joy memulai kariernya sebagai remaja ketika berhasil mendapatkan peran penting dalam film horor The Witch karya Robert Eggers. Sejak saat itu, kariernya terus menanjak dengan penampilan memukau di serial TV seperti Peaky Blinders dari BBC dan The Queen’s Gambit di Netflix. Perannya dalam The Queen’s Gambit membawanya ke pengakuan internasional dan memberinya penghargaan Golden Globe. Kini, ia dikenal sebagai salah satu aktor paling berbakat di Hollywood, terutama setelah menjadi pemeran utama dalam prekuel yang sangat dinanti-nantikan, Furiosa: A Mad Max Saga, beradu akting dengan Chris Hemsworth. Dengan popularitas yang semakin meningkat, Anya menemukan kenyamanan dalam dunia fashion dan mulai membangun gaya pribadinya yang unik.
“Bagi saya, fashion awalnya adalah cara untuk merasa lebih nyaman,” ungkapnya. “Pengalaman di karpet merah awalnya membuat saya sangat cemas. Namun, ketika saya melihatnya sebagai bentuk seni, saya bisa menonaktifkan rasa takut dan justru menjadi lebih bersemangat. Fashion benar-benar terasa seperti semacam pelindung.
“Tapi semakin mendalami, semakin saya terobsesi dengan fashion. Saya sangat menyukai sejarah mode – melihat desain dan bagaimana peristiwa dunia memengaruhi setiap karya atau bagaimana desainer merespons tren.”
Ketertarikan Anya pada dunia mode kini membuatnya bekerja sama dengan para stylist untuk memastikan penampilannya di karpet merah selalu mengesankan. Selama tur promosi film Furiosa, ia bekerja sama dengan Ryan Hastings, yang dikenal dengan gaya berani dan cutting-edge, serta sesekali memadukan elemen method-dressing yang tepat. Meskipun Anya menganggap gaun chainmail Rabanne yang ia kenakan saat pemutaran perdana film tersebut di Australia sebagai momen fashion favoritnya, ia menegaskan bahwa setiap pakaian yang ia pilih untuk red carpet merupakan bagian penting dari proses pembuatan film.
"Saya sangat teliti saat memilih penampilan untuk red carpet, saya tidak bisa santai dalam hal ini," katanya sambil tertawa. "Bagi saya,red carpet ini adalah momen perpisahan saya dengan setiap karakter yang saya perankan."
Bukan hanya untuk pemutaran perdana dan acara penghargaan besar saja Anya merasa lebih percaya diri dalam berpakaian, tetapi kini ia juga menghargai pentingnya penjahitan yang baik dan pakaian klasik yang tak lekang oleh waktu dalam kehidupan sehari-harinya. "Cobalah membayangkan diri Anda lima atau sepuluh tahun ke depan dan pikirkan: 'Apakah ini hanya tren saat ini, atau ini sesuatu yang akan selalu saya cintai?'" ia menyarankan. "Menurut saya, banyak hal bergantung pada selera pribadi; tidak perlu terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan.
Jika Anda mencintainya dan merasa hebat saat mengenakannya, itu yang paling penting.
“Memiliki barang-barang dasar yang bisa Anda padukan itu sangat penting. Jadi, jika Anda menyukai blazer, belilah blazer yang benar-benar bisa Anda padukan dengan berbagai macam pakaian. Jam tangan adalah aksesori yang selalu ada di pergelangan tangan Anda, jadi pilihlah yang klasik dan tahan lama.”
Meski masih berjuang dengan beberapa aspek ketenaran yang sangat besar, aktris ini merasa bahwa seiring dengan kariernya yang terus berkembang, kepercayaan dirinya juga semakin tumbuh.
"Ada beberapa elemen (ketenaran) yang menurut saya masih belum bisa saya hadapi dengan baik," ia mengakui. "Saya berharap bisa terbiasa dengan perasaan difoto saat berjalan di jalan. Sampai sekarang, saya masih belum menemukan cara untuk menghadapinya. Itu benar-benar membuat saya cemas."
“Terkadang kita terlalu khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang kita. Namun, menyadari bahwa mereka sebenarnya lebih memikirkan diri mereka sendiri dan bukan tentang kita adalah perasaan yang sangat membebaskan.”
Anya dengan sikap rendah hati menambahkan bahwa ia merasa “sangat beruntung” masih bisa bekerja di industri film dan mendapatkan berbagai kesempatan. “Saya terus-menerus terpesona oleh banyaknya orang luar biasa di dunia ini,” ujarnya. “Kesempatan untuk memiliki variasi dalam pekerjaan saya, seperti beralih dari set film untuk menjadi duta Jaeger-LeCoultre, benar-benar luar biasa. Saya suka bekerja dengan orang-orang yang penuh semangat, baik itu sutradara atau pembuat jam tangan.”
“Saya mencintai apa yang saya lakukan dan proses kreatifnya. Saya berharap, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, segala sesuatu menjadi lebih ringan dan kurang menegangkan.”
BACA JUGA:
Anya Taylor-Joy Tampil Bak Seorang Putri Cinderella Setelah Menjadi Pemenang Golden Globes
(Penulis: Kimberley Bond; Artikel ini disadur dari: BAZAAR UK; Alih bahasa: Vanesa Novelia; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)