Inilah Kisah Di Balik Sepatu Ikonis Christian Louboutin

Ketahui sejarah di balik model Pigalle, So Kate, dan Clare rancangan Christian Louboutin.



Siapa yang tidak menyukai sepatu rancangan Christian Louboutin dengan bagian alasnya yang terkenal didesain menggunakan warna merah dibandingkan hanya menggunakan alas konvensional seperti sepatu pada umumnya.

Citra Christian Louboutin dan alas merah di sepatu rancangannya telah lama dicintai banyak wanita dari berbagai kalangan termasuk para selebriti yang tampil mengenakannya di aktivitas sehari-hari maupun saat menghadiri sebuah ajang karpet merah.

Christian Louboutin memulai ketertarikannya dengan sepatu pada tahun 1976, saat mengunjungi Museum national des Arts d'Afrique et d'Océanie. Di sana dirinya melihat tanda larangan dari Afrika yang melarang wanita untuk memasuki bangunan dengan mengenakan sepatu jenis stiletto demi menghindari kerusakan pada lantai kayu. Seketika, ia pun terinspirasi untuk menciptakan sepatu yang dapat memberikan kekuatan kepercayaan diri dan karakter untuk para wanita.

Setelah dirinya menjelajah beberapa benua di dunia, Christian kemudian kembali ke kota Paris dengan membawa beberapa sketsa sepatu hak tinggi yang menolongnya mendapatkan pekerjaan di sebuah rumah mode. Ia mengawali kariernya di label sepatu legendaris Prancis, Charles Jourdan. Tak lama kemudian, Ia bertemu dengan desainer sepatu Roger Vivier dan Ia pun kemudian menempuh masa magang untuk Roger Vivier. Tak lama kemudian, Christian memilih untuk bekerja secara freelance yang mengizinkannya untuk mengkontribusikan ide-idenya untuk mendesain sepatu bersama rumah mode Chanel dan Yves Saint Laurent.

Pada tahun 1991, Christian kemudian mulai mendirikan perusahaan miliknya sendiri yang berfokus dalam merancang sepatu setelah dirinya sempat memilih untuk bekerja sebagai landscape gardener.


Setelah mendirikan label sepatu miliknya sendiri, ia pun berhasil menarik perhatian Putri Caroline dari Monako sebagai klien pertamanya dan diikuti oleh segenap selebriti wanita yang turut menggemari hasil rancangannya.

Kemahirannya dalam merancang sepatu yang memberikan kepercayaan diri tinggi dengan infusi lekukan yang sensual sekaligus inovasinya dalam menciptakan sepatu dengan alas kaki berwarna merah sebagai sentuhan distingtif dan jenius, menjadikannya sebagai sosok perancang sepatu yang paling berpengaruh di industri mode saat ini. Tak heran, ia pun sudah sukses melansir beberapa model sepatu rancangannya yang selama ini menjadi incaran banyak wanita yang beberapa diantaranya adalah model Pigalle, So Kate, dan Clare.

Ketiganya memang tampak senuansa dan tak begitu banyak memiliki banyak perbedaan, namun siapa sangka bahwa sepatu klasik dan ikonis kegemaran para wanita ini memiliki latar belakang inspirasi dan sejarah yang berbeda-beda. Berikut ulasannya.


1. So Kate

Dinamakan So Kate, sepatu ini awalnya didedikasikan untuk supermodel Kate Moss akibat kecintaan Kate Moss terhadap sepatu model Pigalle rancangan Christian Louboutin.

Kate yang mengoleksi banyak pasang sepatu Pigalle, memutuskan untuk mengenakan sepatu rancangan sang desainer di hari pernikahannya. Namun, saat melakukan fitting bersama sang desainer, Christian kemudian berinisiasi untuk merubah sedikit aspek di sepatu Pigalle yang akan mengakomodir bentuk kaki sang model dengan sempurna. Beberapa aspek yang dirubah adalah bagian penutup jari yang didesain sedikit lebih panjang dibandingkan Pigalle, kemudian Christian juga memindahkan bagian hak menjadi lebih dekat ke bagian penopang telapak kaki dan merubah bagian hak menjadi lebih lancip dan ramping. Hal lain yang diubah oleh Christian menyangkut bagian pembungkus jari di depan sepatu yang didesain menjadi sedikit lebih luas untuk kemudian ditransformasikan menjadi sepatu tipe So Kate, yang saat ini menjadi buruan para wanita dan sudah beberapa kali dikenakan oleh banyak selebriti di karpet merah maupun di dalam film.

So Kate juga hadir dalam versi sepatu boots dengan hak 85 mm dan 100 mm.

2. Pigalle

Sepatu Christian Louboutin Pigalle awalnya diciptakan pada tahun 2004, sejak itu sepatu Pigalle menjadi jenis sepatu paling diincar oleh banyak kolektor sepatu dan penggemar label Christian Louboutin. Karena antusiasme banyak pihak, sepatu Pigalle kemudian dilansir dalam berbagai versi dan modifikasi, namun seluruh variasi yang dirancang oleh sang desainer tak mengurangi jumlah peminat sepatu Pigalle dengan material black leather patent yang juga menjadi favorit dan kebanggaan sang desainer.

Nama Pigalle diambil oleh desainer Christian Louboutin sebagai bentuk kecintaannya terhadap area Pigalle di Paris. Model Pigalle pertama kali diluncurkan sebagai bagian dari koleksi musim gugur/dingin 2014 label Christian Louboutin dan memiliki karakteristik desain berupa kedalaman lekukan di badan sepatu, memiliki penutup jenis pointed toe, dan disempurnakan dengan hak bersiluet ramping yang tajam. Awal diluncurkannya, sepatu Pigalle hadir dalam versi ukuran 120mm di bagian hak dan menggunakan bahan black patent leather yang mengemukakan efek glossy di bagian finishing kulit.

Yang membedakan sepatu Pigalle dengan tipe So Kate terletak di bagian pembungkus jari yang didesain lebih pendek sehingga menciptakan ilusi lekukan yang tampak lebih tajam. Jika So Kate memiliki hak tinggi yang lebih runcing, Pigalle didesain dengan hak tinggi yang lebih tebal sehingga dapat memberi kenyamanan lebih. Saat ini, tipe hak Pigalle yang paling populer adalah tipe 120mm, namun untuk para penyuka hak yang lebih pendek, hadir juga sepatu Pigalle Kid yang didesain hanya menggunakan hak setebal 85mm dan Pigalle Follies dengan hak setebal 100mm.

Saat ini telah hadir berbagai versi model Pigalle yang juga dibuat menggunakan berbagai material seperti suede, kulit ular, kulit shiny, kulit matte hingga kulit transparan dengan dekorasi spikes ikonis milik Christian Louboutin.


3. Clare

Jenis lainnya yang termasuk sebagai model paling ikonis dari Christian Louboutin adalah Clare, yang dianggap benar-benar menginterpretasikan DNA sang desainer sebagai pembuat sepatu.

DIbandingkan model So Kate dan Pigalle, tipe Clare didesain lebih pendek berdiameter 80mm dengan bagian low cut topline, dan menggunakan bahan nappa leather yang tahan lama dan memberikan napas klasik.

Selain model pumps, model Clare yang juga didesain dengan bagian depan closed toe hadir dalam versi sling yang tentunya tetap mengusung potongan low cut di bagian penutup jari layaknya versi pump.


(FOTO: Courtesy of Instagram.com/@louboutinworld & Christian Louboutin)