Apakah "Pembersihan" di Media Sosial Dibutuhkan?

Kata para ahli berhenti mengikuti orang secara online dapat mengurangi kecemasan dan rasa kesejahteraan yang lebih baik.

Courtesy of Bazaar UK


Bagi banyak dari Anda, menelusuri Instagram atau Twitter adalah salah satu hal yang pertama kali dilakukan saat memegang ponsel di pagi hari. Akan tetapi jika akhir-akhir ini Anda mendapati diri Anda tanpa sadar membolak-balik konten dan bertanya-tanya apakah Anda menikmatinya, Anda tidak sendiri.

BACA JUGA: 10 Tips Mudah dari Para Ahli untuk Menurunkan Berat Badan Secara Efektif

“Saya menyadari bahwa saya tidak terlibat dengan baik dengan begitu banyak orang yang saya ikuti di Instagram, banyak di antaranya adalah teman sekelas saya di sekolah, atau teman universitas yang saya sudah kehilangan kontak,” kata Alex, 32 tahun, seorang pengacara. “Feed saya dibanjiri dengan foto pernikahan orang yang tidak saya kenal, dan bayi yang belum pernah saya temui. Jadi saya berhenti mengikuti lebih dari 100 orang dalam sehari.”

Keluar dari penggunaan media sosial sepenuhnya lebih umum dari sebelumnya, dan survei baru-baru ini mengungkapkan bahwa lebih dari setengah dari orang di Inggris telah menghapus setidaknya satu aplikasi, dengan 40 persen mengatakan mereka tidak pernah berniat untuk masuk kembali. Tapi ada tren baru yang muncul di antara mereka yang ingin tetap hadir di aplikasi, sebuah tren yang disebut dengan pembersihan media sosial.

Courtesy of Bazaar UK

“Dengan banyaknya akun dan konten di gawai, banyaknya konten menjadi sulit untuk dikelola, membuat saya merasa kewalahan dan mendorong saya untuk membandingkan diri dengan orang lain,” kata Natasha Tiwari, seorang psikolog serta pemenang penghargaan. “Dengan berhenti mengikuti akun yang tidak sesuai dengan minat atau nilai Anda, Anda dapat menyederhanakan pengalaman media sosial Anda. Ini seperti decluttering digital.

Media sosial mendorong munculnya kegiatan kumpul teman-teman yang tidak alami. Saat menggulir sepintas di Instagram saya sendiri, membawa saya pada satu unggahan seseorang yang saya ikuti tetapi saya sadar bahwa kami hanya melakukan pertemuan satu kali saat liburan tiga tahun lalu, dan banyak orang dari sekolah yang belum pernah saya lihat selama lebih dari satu dekade.

“Di dunia nyata, Anda tidak mempertahankan setiap kenalan seumur hidup,” kata Charlotte Sheridan, spesialis pemasaran digital dan pendiri The Small Biz Expert. “Anda terus maju, tumbuh terpisah dan minat yang berubah, dan Anda membiarkan kontak berkurang secara alami. Dengan munculnya jejaring media sosial, Anda menahan orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan Anda lagi.”

Pembersihan media sosial tidak hanya mendorong Anda untuk berhenti mengikuti orang yang tidak ingin Anda libatkan dalam hidup, ini juga mendorong Anda untuk berpikir tentang siapa yang sebenarnya ingin Anda ikuti. “Berhenti mengikuti secara massal, hal ini berkontribusi pada pola pikir yang lebih positif, memberi ruang untuk konten yang mengangkat, menginspirasi, dan mendukung kesejahteraan mental Anda,” kata Natasha. “Ini memungkinkan Anda untuk mengatur feed media sosial Anda untuk mencerminkan diri dan minat, tujuan, dan hasrat asli Anda.”

Bagi Laura, yang berumur 37 tahun, melihat lebih banyak tentang apa yang ia sukai di Instagram dan lebih sedikit melihat apa yang ia benci adalah salah satu langkah utama untuk pembersihannya. “Saya melewatkan foto-foto yang sebenarnya ingin saya lihat, seperti liburan grup teman saya, karena saya tidak dapat mengikuti jumlah akun yang saya ikuti,” katanya. “Sekarang, saya memiliki feed yang lebih banyak diedit, dan saya sudah mulai mengikuti beberapa akun membahas mengenai lari saat saya berlatih untuk half-marathon.

"Berhenti mengikuti secara massal berkontribusi pada pola pikir yang lebih positif"

Dorongan utama lain bagi Laura untuk berhenti mengikuti sekumpulan akun tepatnya sebanyak 140 adalah kecenderungannya untuk membenci seseorang yang dapat memberikan pengaruh serta kebiasaan yang tidak baik, bahkan jika Anda tidak suka mengakuinya. “Saya mendapati diri saya mengambil tangkapan layar konten dan mengirimkannya ke obrolan grup saya untuk ditertawakan,” katanya. "Saya tidak suka apa yang dikatakan tentang saya, jadi saya memutuskan untuk berhenti mengikuti orang-orang yang mengganggu saya atau membuat saya jengkel."

‘Hate following’ adalah fenomena umum, meskipun itu bukan fenomena yang sering dibicarakan.

Dan tidak hanya melakukannya kepada publik figur, ini juga dapat Anda lakukan kepada seorang kenalan sekolah lama atau mantan kolega. “Sebelum media sosial, Anda mungkin membandingkan diri Anda dengan teman, keluarga, dan tetangga, ditambah foto selebriti yang aneh. Tapi sekarang, ratusan elemen kehidupan orang, liburan mereka, pakaian mereka, dan prestasi mereka dipajang untuk kita ukur,” kata Charlotte.

Courtesy of Bazaar UK

Itu sebabnya ia sangat mendukung scrub-down media sosial di semua aplikasi yang ada, “Anda membandingkan hidup Anda dengan ratusan, bahkan ribuan dengan ‘bagian terbaik' orang lain. Saat orang berpikir bahwa Instagram adalah pemicunya, tetapi realita menampakkan bahwa tidak hanya Instagram yang menjadi pemicu terbesar, mungkin Anda melihat mantan teman sekelas mendapatkan apa yang Anda anggap sebagai pekerjaan 'lebih baik' di LinkedIn, atau seseorang yang memiliki hobi yang sama seperti Anda mendapatkan banyak perhatian. di TikTok.”

Banyak dari Anda ingin melakukan pembersihan media sosial, tetapi khawatir dengan prospeknya. Bagaimana jika Anda melewatkan melihat konten tertentu? Atau, lebih buruk lagi, bagaimana jika orang yang tidak Anda ikuti, terutama orang yang Anda kenal di dunia nyata mencari tahu dan menantang Anda? Yang terakhir tentu saja adalah sesuatu yang terlintas di benak saya setiap kali saya menemukan jari saya melayang di atas tombol untuk berhenti mengikuti.

"Saya menganggapnya seperti membersihkan lemari pakaian saya"

“Jika Anda merasa nyaman melakukannya, Anda dapat menjelaskan alasan berhenti mengikuti orang yang Anda kenal secara pribadi,” kata Natasha. "Biarkan mereka tahu itu bukan masalah pribadi dan Anda masih menghargai hubungan Anda, tetapi ini adalah pilihan untuk mengatur feed Anda dengan konten yang lebih cocok untuk Anda dan apa yang ingin Anda dapatkan dari media sosial."

“Saya menganggapnya seperti membersihkan lemari pakaian saya,” kata Charlotte. “Anda mungkin menyingkirkan pakaian dengan kenangan indah tetapi tidak lagi pas, gaun mahal yang Anda beli dan tidak pernah Anda kenakan yang membuat Anda merasa bersalah setiap kali melihatnya, dan setelan kerja yang tidak lagi Anda perlukan. Terkadang akun sosial yang kita ikuti terprovokasi reaksi semacam ini.” Mereka yang pernah melakukan pemusnahan lemari, bagaimanapun, akan tahu betapa sulitnya berpisah dengan barang-barang sekalipun itu tidak pernah Anda pakai dan ini sama halnya dengan merapikan siapa yang Anda ikuti dan lihat di media sosial.

Courtesy of Bazaar UK

Bagi Anda yang kewalahan oleh FOMO (fear of missing out) atau khawatir dengan reaksi orang-orang yang Anda unfollow, Natasha menyarankan untuk melakukannya secara perlahan. "Anda bisa 'membisukan' unggahan seseorang atau 'menunda' diri Anda untuk melihat unggahannya," sarannya. “Bila Anda memilih opsi ini maka kolega Anda tidak akan tahu, ini membantu jika Anda tidak ingin mengambil langkah yang lebih drastis untuk benar-benar memutuskan hubungan dengan anggota keluarga atau teman.”

Sulit untuk mengucapkan selamat tinggal sepenuhnya, tetapi saya telah mengambil langkah pertama untuk menonaktifkan beberapa akun yang diam-diam saya tahu saya melakukan ‘hate following’. Saya terkejut betapa cepatnya suasana hati saya terangkat. Saya merasa lebih ringan di pagi hari dalam perjalanan ke tempat kerja, daripada terbebani oleh perbandingan dan perasaan sedikit tidak mampu. Selanjutnya, saya tahu saya harus menahan napas dan mencoba melakukan unfollow yang sebenarnya kepada beberapa orang yang belum pernah berbicara sejak sekolah, ketahuilah bahwa ini bukan masalah pribadi.

BACA JUGA:
Jakarta International BNI Java Jazz Festival Kembali Hadir di 2023, dan Ini Pengisi Acaranya
Masuk Bulan Juni, Ini 10 Judul Drama yang Dijadwalkan Tayang

(Penulis: Clara Strunk; Artikel ini disadur dari: Bazaar UK; Alih bahasa: Farah Armelia Khadijah; Foto: Courtesy of Bazaar UK)