Sebagai salah satu ibukota fashion dunia, London seolah tidak pernah berhenti menyuguhkan pameran-pameran fashion yang menarik dan inspiratif. Tahun ini, museum Victora & Albert atau yang dikenal dengan sebutan V&A menggelar pameran seni yang berjudul Frida Kahlo: Making Her Self Up.
Frida Kahlo merupakan salah seorang pelukis perempuan legendaris yang tak hanya populer berkat karya-karya seninya saja, namun juga gaya personalnya yang sangat unik. Tak heran apabila gaya Frida Kahlo kerap diadopsi oleh para pencinta fashion hingga para pekerja kreatif dalam berkarya.
Seniman perempuan kelahiran Meksiko 6 Juli 1907 ini banyak melahirkan lukisan-lukisan unik yang terinspirasi dari keindahan alam dan artefak asli Meksiko, hingga beragam potret baik wajah orang lain maupun wajahnya sendiri. Melalui seni lukis, ia mengeksplokasi isu seputar identitas individu, post colonialism, ras, kelas sosial, dan gender.
Ia menggunakan pendekatan seni dengan memadukan elemen-elemen autobiografis dan gaya realism, juga sentuhan bernapaskan fantasi. Itulah mengapa Frida Kahlo disebut sebagai seniman surrealist atau magical realist.
Dibutuhkan waktu sekitar empat tahun bagi para sejarawan dan kurator untuk menyusun katalog yang terdiri atas 6000 foto, 12000 dokumen, dan 300 barang lain yang ditemukan di Blue House. Kini, sebagian dari artefak personal dan busana milik Frida Kahlo ditempatkan di V&A sebagai bagian dari ekhibisi yang berlangsung hingga 4 November 2018 tersebut.
Untuk pertama kalinya pula, sebuah pameran berhasil menyandingkan karya-karya lukisan Frida Kahlo beserta koleksi fashionnya yang sangat ikonis. Koleksi fashion Frida Kahlo terdiri atas gaun tradisional Meksiko yakni Tehuana, headpieces, korset, perhiasan, hingga sepatu prostesis yang menyokong salah satu kakinya yang mengalami cacat akibat penyakit polio.
Frida Kahlo sengaja mengenakan busana tradisional penuh warna serta aksesori untuk mengalihkan perhatian publik atas kekurangan fisiknya. Ia berusaha mengarahkan pandangan mata ke tubuh bagian atas, bukan ke arah kakinya yang lumpuh.
Salah satu kurator pameran juga bercerita bahwa Frida Kahlo konsisten berpenampilan menarik untuk teman-teman dan kerabatnya, meskipun dalam kondisi sakit.
"Selama hidupnya, Frida Kahlo belum sempat mencicipi kesuksesan sebagai seorang seniman. Ia sendiri sebenarnya tidak melukis untuk mengejar kesuksesan. Frida pernah berkata, 'saya melukis diri saya sendiri karena saya sering merasa sendirian'. Padahal ia adalah seseorang yang dipandang, bahkan hingga saat ini pun publik melihatnya sebagai sosok karismatis, unik, dan sangat menarik," tutur Claire Wilcox sebagai co-curator pameran.
Pameran ini mengajak para pengunjung untuk menelusuri kisah hidup Frida Kahlo yang sangat menyentuh. Diawali dari kisah Frida di masa kecil ketika ia pertama kali terpapar virus polio di usia delapan tahun, kecelakaan fatal yang menimpanya saat ia berusia 18 tahun, hingga bagaimana kondisi fisiknya mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia.
Bagaimana Frida Kahlo membalut tubuhnya dengan koleksi busana yang distingtif dan penuh warna seolah menunjukkan semangat hidup yang tinggi--di balik rasa kesepian yang menyelimutinya. Selain itu, ia juga menggunakan fashion sebagai medium untuk menyuarakan ideologi politik yang dianutnya (Frida dikenal aktif dengan gerakan feminisme dan LGBTQ), sekaligus metode untuk mengungkapkan identitasnya sebagai individu.
Untuk menyempurnakan keutuhan cerita yang dipaparkan secara visual di pameran Frida Kahlo: Making Her Self Up, V&A turut meluncurkan sebuah buku yang mengupas seluk-beluk kisah sang seniman lewat buku bertajuk sama.
Bagi Anda yang hendak melancong ke London, Anda dapat mengunjungi pameran ini di museum Victoria & Albert yang berlokasi di Cromwell Rd, Knightsbridge, London SW7 2RL. Tiket masuk seharga £15 dapat dibeli melalui situs resmi V&A.
(Foto: courtesy of Victoria & Albert Museum)