Beberapa waktu lalu, Bazaar berbincang dengan Emilia Achmadi, seorang ahli gizi sekaligus pengatur strategi kesehatan, mengenai beberapa diet yang sedang populer di Indonesia. Salah satu yang menarik bagi Bazaar adalah ketika berbicara tentang diet yo-yo. Sebenarnya bagaimana diet yo-yo ini terjadi di dalam tubuh kita? Emilia pun menjelaskan analoginya berikut ini.
"Diet yo-yo itu ada kaitannya dengan cara kita menurunkan berat badan," kata Emilia. Menurutnya, tubuh manusia tidak boleh kekurangan lebih dari 2 - 3 kilogram dalam sebulan, hal itu dikarenakan metabolismenya akan menurun.
Jika diilustrasikan kira-kira seperti ini, "Kita mengurangi makan secara ekstrem. Atau bahkan tidak sarapan, menyantap menu makan siang dengan sedikit, kemudian makan malam juga porsi kecil. Memang benar tubuh akan langsung kekurangan berat badan secara drastis dalam satu bulan, namun hormon di dalam tubuh kita akan bereaksi." jelas Emilia.
"Akan ada restitusi terhadap kalori karena tidak ada asupan makanan. Tubuh jadi berpikir 'Baik, bulan depan saat tubuh ini masuk makanan apapun, maka akan langsung kami simpan jadi lemak'. Ini namanya survival mode!" tambahnya lagi.
Baca juga: Bahaya Diet Yo-yo bagi Kesehatan
Ya, bayangkan tubuh akan mengambil semua asupan makanan menjadi lemak, belum lagi demi pertahanan hidup maka pembakaran kalorinya jadi sedikit. Dan, di satu sisi Anda juga tidak berolahraga, maka tak heran bila berat badan kembali naik. "Jika bobot tubuh turun secara drastis, maka akan naik juga dengan cepat. Parahnya, nanti Anda akan susah pula untuk menurunkannya kembali," kata Emilia, "Hal ini serupa dengan konsep antibiotik, kalau diminum secara tidak benar tentu khasiatnya tidak ampuh lagi," tambahnya lagi.
Lagi pula arti diet menurut kebanyakan orang Indonesia sudah salah kaprah. Pernyataan itu terlontar dari Emilia, "Di sini, diet itu adalah makan lebih sedikit, makan jarang, demi menurunkan berat badan. Padahal makna yang sebenarnya dari kata diet adalah pola makan. Ya, mengatur pola makan untuk menaikkan berat badan atau menurunkan berat badan, bisa pula demi persiapan sebuah kompetisi seperti lari maraton dan hiking."
Nah, sekarang apakah Anda sudah yakin dengan metode diet yang sedang dijalankan? Untuk mendapat informasi tentang Best Diet 2017 secara lengkap dan detail seperti diet keto, diet GM, dan lain-lain, Anda dapat membacanya di majalah Harper's Bazaar Indonesia edisi Juni 2017.
(Foto: Anastasiia Kazakova/Shutterstock)