Pesona Oriental dan Tradisional di Peragaan Busana Biyan

Sekuntum flora cantik didaulat menjadi tajuk koleksinya berupa infusi negeri Jepang yang berinteraksi dengan elemen tradisional Indonesia.

Finale "Seruni" oleh Biyan


Sekuntum flora cantik didaulat menjadi tajuk koleksinya berupa infusi negeri Jepang yang berinteraksi dengan elemen tradisional Indonesia, nuansa tribal dari Sumba.

Masih menjadi saksi mata pesta mode, ballroom Hotel Mulia Senayan kembali didaulat sebagai panggung perhelatan show tunggal Biyan Wanaatmadja. Melangkah ke tahun lalu, panggung catwalk masih sama berupa lantai kayu yang sejajar dengan bangku penonton di barisan awal.

Lantas tibalah derap langkah sederet model membawakan karya inggil dari maestro Indonesia di bidang fashion ini. Bak uraian prosa berima, rangkaian busananya menghipnotis mata dengan intonasi yang sama indahnya, jauh dari kebosanan monoton.

Sebaliknya terukir kekaguman dengan pemilihan kata yang seirama. Semakin romantis dengan taburan confetti yang sesekali jatuh ketika model berlalu. Tak menjadi penanda usainya perayaan mode, ia malah stabil hadir untuk menekankan sisi emosional. Deskripsi tepat untuk mewakili koleksi bertajuk Seruni untuk musim Spring/Summer 2015.

Realisasinya tampil pada gaun-gaun dan busana yang seakan-akan menari karena material ringannya dalam rupa mantel kimono dan gaun flowy bermotif bunga chrysanthemum yang dicetak di atas kain sutra. E

sensi Seruni juga ditampilkan oleh blus, jaket, dan potongan busana lainnya yang mengangkat material tulle dengan ornamen embroidery pola khas Jepang seperti tanaman, bunga, dan burung bangau.

Tak ingin lari terlampau jauh, Biyan masih memegang kendali untuk mengisi eksistensi tradisi lokal dengan mempresentasikan balutan motif tribal Sumba ke format outerwear dan gaun dengan translasi permainan tekstur kain, sulaman, hingga manik-manik yang bersiluet modern.


(Gusti Aditya, Foto: Insan Obi)