Menemukan jati diri, pasti pernah menjadi pergelutan batin setiap individu. Sama halnya dengan Douglas Diaz, lelaki asal Amerika Serikat yang memutuskan meninggalkan pekerjaannya sebagai arsitek di New York untuk hijrah menjadi seniman.
Ia menjalani shukke, sebuah ungkapan dari bahasa Jepang yang berarti meninggalkan rumah. Atau dapat diartikan juga sebagai keputusan meninggalkan zona nyaman. Awalnya, Douglas memutuskan pergi ke Jepang meski sebelumnya ia memiliki kehidupan yang mapan di New York.
"Kehidupan saya di New York bisa dikatakan sukses. Saya mampu menghasilkan uang untuk membeli rumah atau mobil. Namun pada suatu titik, kehidupan terasa dangkal, seperti tidak menjadi diri sendiri."
Ia berkelana sampai ke Nara, salah satu kota terpenting di Jepang jika Anda membicarakan sisi spiritualnya. Di sana, Douglas bertemu dengan sebuah keluarga kecil di mana sang ayah berprofesi sebagai seniman. Saat itu pula ia mulai belajar mengenai meditasi zen, yang akhirnya memberi banyak pengaruh untuk Douglas saat menggambar.
Setelah dua setengah tahun tinggal di Jepang, Douglas menemukan melodinya. Ia menggunakan warna hitam dari pensil grafit dan warna putih kanvas untuk mengosongkan diri hingga emosi baru dapat terbentuk. Meski hanya menggunakan warna hitam dan putih, karyanya begitu penuh dengan emosi, sebuah ekspresi bisu yang begitu sarat makna.
Ia mencuri perhatian banyak pencinta seni hingga akhirnya bisa membuat ekshibisi sendiri di Jepang. Di sana Douglas juga bertemu dengan beberapa teman dan kekasihnya dari Bangkok. Mereka kemudian mendorong Douglas untuk pindah dan menapaki kehidupan baru di Bangkok, sebuah keputusan sulit yang membuatnya sangat ketakutan.
"Menurut saya rasa takut adalah sebuah pertanda baik. Jika saya merasa sangat ketakutan, artinya saya harus melakukannya."
Douglas sempat memamerkan karyanya di Art Stage Singapura sebelum sampai di Indonesia. Ia memilih Art:1 untuk menggelar ekshibisi solonya yang pertama bertajuk Shukke. Lima ruangan di dalam galeri diubahnya menjadi bilik-bilik spiritual yang berbicara tentang conflict, departure, homeless, journey, dan unknown hingga bulan Juli mendatang.
Foto: Courtesy of Douglas Diaz, courtesy of Art:1