Pada penyelenggaraan Art Basel lalu di bulan Maret silam di Hong Kong, sebuah label jam tangan prestisius, Audemars Piguet, turut menampilkan peranan pentingnya.
Oleh sebab komitmen yang kuat untuk kreativitas dan inovasi, Audemars Piguet pun bekerja sama dengan Art Basel sebagai associate partner resmi untuk Art Basel di tahun 2013 dan tahun-tahun kemudian.
Eksistensinya di Art Basel pun dapat dinikmati melalui presentasi lounge yang konseptual.
Tidak sekadar berbagi cerita perjalanannya dengan display karya jam-jam tangan, Audemars Piguet turut mempersembahkan karya seni di Collectors Lounge dengan menggandeng seniman-seniman yang tengah mencuat namanya.
Kolaborasi yang dilakukannya tersebut selalu menciptakan sebuah karya yang unik tentang interpretasi sejarah atau DNA Audemars Piguet.
Sebagai salah satu manufaktur pembuatan jam tangan tertua, ia telah mencatat namanya dalam sejarah sebagai kreator haute horlogerie di tempat kelahirannya, Vallée de Joux.
Kini, tepatnya pada Art Basel tahun ini, Vallée de Joux tidak hanya menjadi legenda. Tempat ini menjadi sumber inspirasi Cheng Ran, seniman asal daratan Tiongkok yang diajak berkolaborasi.
Wujudnya berupa instalasi video di bawah tajuk Circadian Rhytm yang menangkap lanskap alam menawan.
Di samping itu, juga ada karya seni dengan nama Second Nature, kreasi Sebastian Errazuriz. Desain pahatan kayu ini merupakan hasil evolusi dari karyanya di tahun sebelumnya.
Sebagai euforia lounge-nya di Art Basel 2017 Hong Kong, sebuah perayaan pun dihelat di Zuma yang dihadiri sekitar 900 tamu.
Senada dengan tema alam asal Audemars Piguet, hingga latar pohon dan lanskap pegunungan Jura pun terpajang secara brilian.
Foto: Courtesy of Audemars Piguet