Berasal dari Inggris, Simak Sejarah Tradisi Afternoon Tea Sampai Menjadi Budaya Populer

Awalnya muncul untuk menyiasati rasa lapar di sore hari



Berbicara soal sejarah Inggris rasanya kurang lengkap tanpa terbayang soal Royal Family dan teh. Yang perlu kita ketahui bersama, ada perjalanan panjang yang akhirnya membuat teh menjadi minuman favorit hingga berubah menjadi tradisi dan event sosial sampai sekarang.

Apa itu afternoon tea?

Sesuai namanya, afternoon tea dikenal sebagai kegiatan minum teh di sore hari sebagai selingan menuju makan malam. Di Inggris, afternoon tea biasanya dilakukan sebagai selebrasi acara khusus seperti ulang tahun, pesta pra pernikahan, dan acara berkumpul. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada pukul 3 sampai 5 sore. Finger foods berupa hidangan seperti sandwich, scones, dan kue manis biasanya disajikan sebagai teman minum teh.

Bukan kegiatan minum teh biasa, afternoon tea memiliki tata cara khusus yang perlu Anda perhatikan, apa saja?

1. Mulai dari dress code yang umumnya smart casual.

2. Nah cara memegang cangkir dan mengaduk tehnya pun perlu perhatian khusus. Sebagai tips dasar gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk memegang telinga cangkir, sementara jari tengah digunakan sebagai untuk menopang bagian bawah. Hindari jari kelingking mencuat keluar sebab ini adalah big no di setiap acara afternoon tea.

3. Lalu saat mengangkat teh, pastikan saucer tetap di meja, kecuali Anda sedang berdiri. Pastikan pegangan cangkir berada di kanan dalam posisi searah jarum jam 3.

4. Aduk teh dua hingga tiga kali searah jarum jam 6 ke jam 12 perlahan tanpa suara dan tanpa membuat cairan di dalam cangkir Anda tampak seperti "pusaran."

5. Terakhir, ambillah makanan savoury terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan scones dan hidangan manis lainnya.

Foto: Courtesy of Alice


Sejarah afternoon tea

Ada perjalanan panjang sampai akhirnya teh menjadi sesuatu yang melekat dengan orang Inggris, namun kami akan menyingkatnya untuk Anda. Sejarah menyebut bahwa awalnya kebiasaan minum teh di Inggris dibawa oleh Catherine of Braganza dari Portugal. Saat pindah ke Inggris setelah menikah dengan King Charles II pada 1662, ia membawa teh sebagai bagian dari barang pribadinya. Teh yang dulunya hanya digunakan sebagai minuman kesehatan kemudian menjadi populer sebab Catherine menikmatinya sebagai minuman sehari-hari.

Anna Maria Russell, courtesy of britishmuseum.org


Kemunculan afternoon tea lalu diawali sebagai siasat untuk menunggu waktu makan malam. Zaman-dahulu sekitar tahun 1700-an hingga awal 1800-an, kalangan bangsawan hanya makan dua kali dalam sehari yakni saat sarapan dan makan malam, diselingi dengan light lunch.

Namun semakin lama waktu makan malam semakin mundur hingga sampai pukul 7 malam atau lebih. Untuk mengisi perut di sela jam makan siang menuju makan malam itu, dipilihlah makanan ringan dengan teh sebagai pendampingnya. Inilah kemudian yang membawa kita ke kisah Anna Maria Russell di sekitar pertengahan abad ke-19.

Makan malam yang disajikan pukul 8 malam membuat wanita yang juga dikenal sebagai the 7th Duchess of Bedford itu kesal. Karena merasakan "the sinking feeling", sahabat sekaligus Lady of the Bedchamber Ratu Victoria tersebut ingin mengurangi rasa laparnya dengan santapan ringan. Ia kemudian meminta teh, roti, dan butter di sore hari sebagai selingan menuju makan malam. Seiring waktu, ia mengundang teman-temannya untuk menemaninya menikmati teh di kamar kediamannya di Wobburn Abbey.

Kebiasaan ini Anna lanjutkan sampai ia kembali ke London dan sejak saat itulah afternoon tea semakin populer di kalangan upper class. Ritual ini biasa dilakukan di drawing room dan para wanita mengenakan gaun lengkap dengan sarung tangan dan topi saat menghadirinya. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang menjadi budaya dan event sosial sampai sekarang. Ialah The Langham Hotel's Palm Court di London yang menjadi salah satu penerus penyedia layanan afternoon tea di Britania Raya bergaya aristokrat.


Menikmati afternoon tea di Jakarta

Foto: Courtesy of Alice

Nyatanya, Anda tak perlu menjadi orang Inggris tulen untuk menikmati afternoon tea. Kegiatan ini sebenarnya sudah sering kita dengar sebagai tema saat berkumpul bersama kolega maupun sahabat.

Di Jakarta, salah satu tempat yang menawarkan layanan British afternoon tea klasik dapat Anda temui di Alice di The Langham, Jakarta. Menggabungkan esensi afternoon tea otentik dengan sentuhan modern, Alice menjanjikan pengalaman minum teh mewah yang berkesan dengan sajian terkurasi yang mereka tawarkan. Ada beragam hidangan savoury yang bisa Anda nikmati, sebut saja seperti Smoked Salmon Vol Au Vent dan Brioche Truffle Egg Topped with Caviar sebagai appetizer, Wagyu Beef Tartare dan Lobster Doughnut.

Foto: Courtesy of Alice

Jangan lupa untuk mencicipi Billionaire Burger yang menjadi all-time favorite dan signature Alice. Yang membuatnya istimewa adalah 30 days dry aged beef patty di dalamnya yang disajikan bersama dengan beef wagyu, beef bacon, Truffle Aioli, dan edible gold 24 karat di atas burger. Sementara untuk makanan manis, Anda bisa mencoba Valrhona Chocolate cakes dan sweet pink Rose Macarons. Selain afternoon tea, Alice sebagai sebuah grand cafe bergaya art deco ini juga menawarkan gourmet Eropa yang dapat menjadi opsi bersantap saat brunch dan makan malam elegan.

Created by Harper's Bazaar Indonesia for ALICE, LANGHAM


(Foto: Courtesy of Alice, britishmuseum.org)