Pada tahun 2020 silam, Asia Newgen Fashion Award (ANFA) telah sukses dilaksanakan. Kompetisi tahunan itu diinisiasi oleh majalah Harper's Bazaar di area Asia Tenggara, seperti Thailand, Indonesia, dan Singapura serta India.
Seperti yang diketahui, ANFA adalah sebuah ajang kompetisi yang mempertemukan ragam desainer muda dari beberapa negara yang tentunya amat bertalenta. Dibimbing oleh para mentor dan juri yang ahli pada bidangnya, mereka yang terpilih akan hadir dan mewarnai panggung fashion secara global. Kontes yang telah dilangsungkan sejak tahun 2013 ini dihadirkan untuk dapat memamerkan kreativitas para desainer lokal yang segar, baru, dan berkarakter kuat. ANFA pun mencerminkan kepedulian majalah Harper's Bazaar terhadap para perancang muda dengan terus menggapai mereka yang berjiwa kreatif dan kerap memiliki perspektif baru di dalam karya-karyanya. Editor in Chief Harper’s Bazaar Indonesia, Ria Lirungan, menjadi salah satu sosok yang mengisi bangku dewan juri.
ANFA 2020 pun menghasilkan tiga pemenang dari Indonesia, yaitu Alyza Bachmid (ab), Denniel Richard (Tanah Le Saé), dan Stefani Evelyn (Sevelyna). Perbedaan fokus utama yang dimiliki oleh ketiga desainer lokal itu membuat mereka dengan mudah menonjol secara kuat. Alyza Bachmid memanfaatkan pengalaman traveling-nya dalam menghadirkan koleksi menarik yang fokus pada aspek sustainability, sedangkan Denniel Richard fokus pada konsep genderless dan pesona klasik akannya. Stefani Evelyn pun dikenal dengan usahanya dalam mencapai relevansi modern.
Setelah menjadi sponsor utama dari ajang bergengsi tersebut, JD.ID kembali berkolaborasi bersama Harper’s Bazaar dalam menghadirkan ragam koleksi dari para desainer yang tergabung dalam perjalanan ANFA pada laman JD.ID.
JD.ID sendiri memang memiliki kepedulian tinggi akan industri mode Indonesia, khususnya terhadap para desainer lokal. Melalui berbagai macam program yang disuguhkan, dukungan mereka terhadap para desainer lokal tampak melalui baju-baju yang dijualnya, di mana mereka hanya memasarkan produk asli, bukan berupa tiruan.
Kolaborasi tersebut tentunya akan menghadirkan label-label karya pemenang ANFA 2020, yaitu ab oleh Aliza Bachmid, Tanah Le Saé oleh Denniel Ricahrd, dan Sevelyna oleh Stefani Evelyn. Tak hanya mereka, para alumni ANFA pun turut bergabung dalam menyemarakkan kolaborasi tersebut, di antaranya adalah label dari Alifia Maqnuun, Kelly Valerie, Wilsen Willim, Eureka Official oleh Frederika Cynthia Dewi, Moral oleh Andandika Surasetja, dan Dua oleh Dea Yuliana.
Berikut adalah profil dari masing-masing desainer yang ikut serta dalam JD.ID Online Fashion Festival beserta koleksi yang bisa langsung Anda beli:
Denniel Richard – Tanah Le Saé
Label karya Denniel Richard ini menjadikan genderless sebagai salah satu konsep utamanya. Terinsipirasi dari eksplorasi seni, romansa, dan emosi, Denniel menjadikan gaya edgy serta efek dekonstruksi sebagai narasi utama yang ia sampaikan menggunakan permainan warna dan tekstur. Melalui hal tersebutlah dirinya dapat bercerita, berkespresi, dan menunjukkan pemikirannya. Ia pun tak lupa dalam mengamali aspek sustainability pada tiap rancangannya, membuatnya terasa spesial. Pengaplikasiannya pun tampak dari pemilihan bahan dan pewarnaan, di mana dirinya tidak melibatkan bahan polyester dan penggunaan metode pewarnaan sintetik demi meminimalisir pembuangan limbah mode.
Tertarik untuk melihat koleksi lengkapnya? Cek di sini?
Stefani Evelyn - Sevelyna
Desainer muda yang satu ini terus berkarya dalam menghadirkan pakaian melalui pembuatan tekstil, seperti teknik hand-linking non-stitched, bordir, dan applique. Menurutnya, hal tersebut dapat memberikan kesan unik dan ajaib pada setiap rancangannya. Permainan konsep layaknya seni abstrak pun diaplikasikannya. Walaupun begitu, ia tetap memastikan bahwa tiap item fashion yang dihasilkan tetap dapat dikenakan secara nyaman oleh para penggunanya. Sains, alam, dan lingkungan pun menjadi inspirasi utama bagi Stefani dalam berkarya.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai karya-karyanya? Klik di sini.
Alyza Bachmid – ab
Mengutamakan aspek sustainability, Alyza Bachmid memprioritaskan dan memanfaatkan material busana berbahan organik pada setiap rancangannya, yang rata-rata diambil dari sumber pengrajin lokal. Selain aspek yang satu itu, sang desainer juga ingin mengedepankan fungsional dan sisi praktikal dari tiap rancangannya, di mana hal tersebut ia jadikan landasan utama dalam proses berkaryanya.
Inspirasi dari segala rancangannya ia dapatkan melalui pengalaman perjalanan dan eksplorasi kreatifnya. Ia pun tak hentinya bereksperimen untuk memasukkan aspek terbaik bagi karya labelnya itu.
Tertarik untuk membeli? Lihat di sini.
Alifia Maqnuun – Alifia Maqnuun
Berbekal eksperimen dan teknik dekonstruksi, Alifia Maqnuun senantiasa hadir dengan mempresentasikan rangkaian koleksi yang memuat spirit street style. Alumni ANFA tahun 2017 ini selalu tertantang untuk menciptakan karya yang unik, yang hadir dari ide liar dan kreativitas secara penuh. Mengutamakan siluet sederhana dan edgy, wanita yang satu ini ingin meyakinkan dan mendorong para wanita untuk dapat mencoba gaya yang tidak berasal dari ‘zona nyaman’ mereka. Utilitarian adalah napas yang paling esensial di dalam rancangannya dan baginya label yang ia hadirkan adalah bentuk perwujudan dari kesenangan dan kebebasan berkreasi.
Jika Anda tertarik untuk membelinya, klik tautan ini.
Kelly Vallerie – Kelly Vallerie
Pada tahun 2019 silam, perwakilan dari Indonesia, Kelly Vallerie, dinobatkan sebagai pemenang dari ANFA 2019. Pencapaian tersebut didapatkannya berkat kemegahan dan kualitas karya-karya yang dihasilkan. Gaya avant-garde tampak jelas dalam tiap rancangannya, yang menunjukkan kemampuannya dalam berkutat dengan kompleksitas dan eksperimen. Ia pun telah membuktikan kehebatannya dalam mearamu fitur-fitur busana dan menjadikan tiap bagian sebagai detail yang fungsional, namun tetap memancarkan kesan ekstravaganza. Anda akan menemukan serangkaian palet warna muted, seperti hitam dan rona bumi pada koleksinya yang menggunakan material menawan, seperti corduroy, linen slub, dan spandek.
Ingin melihat lebih banyak koleksinya? Cek di sini.
Wilsen Willim – Wilsen Willim
Kemeja bernuansa klasik tampaknya menjadi andalan dari desainer pria yang satu ini. Tiap koleksinya adalah perwujudan rupa dari kenaifan, elemen jenaka, dan detail eksperimental. Dengan berani, segala unsur tersebut ia aplikasikan melalui siluet sederhana dan tailored finishing. Ciri khas dari label tersebut adalah penggunaan teknik felting, origami folding, lukisan tangan, dan tenun artisanal. Alumni ANFA 2016 ini pun menawarkan kain berbahan nyaman yang disesuaikan dengan hasil akhir berkualitas tinggi.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai karya-karyanya? Klik di sini.
Andandika Surasetja – Moral
Kekuatan utama yang dimiliki oleh Andandika Surasetja adalah ekplorasi konsep secara mendalam. Hal tersebut ia tuangkan dalam sebuah storytelling memikat yang berfungsi sebagai fondasi utama sang label. Andandika kerap menemukan inspirasi dari pengalaman yang sangat pribadi dan rasa ingin tahunya yang terus berkembang. Karyanya dicirikan dengan penggunaan print, warna, campuran kain, dan layering. Melalui label Moral miliknya, ia terus mengembangkan diri dalam menyediakan ragam pilihan bagi pria maupun wanita. Tanpa ragu, sang desainer memadukan kegembiraan muda yang diwarnai dengan keajaiban eksistensial.
Ingin melihat lebih banyak koleksinya? Cek di sini.
Frederika Cynthia Dewi – Eureka Official
Berada pada tahun ANFA yang sama dengan Andandika Surasetja, Frederika menghadirkan sebuah label yang memiliki arti “seruan untuk menemukan sesuatu”. Oleh karena itu, menemukan penemuan baru dalam dunia fashion membangkitkan semangat dari label yang satu ini. Label yang didirikan pada tahun 2019 ini mengutamakan pakaian yang canggih dan fungsional dengan memperhatikan ragam macam detail.
Sang desainer pun mendedikasikan karya-karyanya bagi para individu yang berani, feminin, dan menghargai seni dari sebuah proses. Masih terinspirasi dari batik tradisional, ia mempertahankan proses pewarnaan tradisional wax-resist, sementara sumber inspirasi motif pada setiap koleksinya akan berbeda sehingga dapat menyampaikan cerita yang unik dan otentik.
Tertarik untuk membeli? Lihat di sini.
Dea Yuliana – Dua
Serupa dengan apa yang dilakukan oleh Frederika, Desainer Dea Yuliana memanfaatkan teknik batik crack. Teknik tersebut pun didampingi dengan kehadiran siluet bervolume yang mampu menciptakan efek megah dan unik. Untuk menciptakan sang siluet dengan sempurna, ia memanfaatkan material bertekstur, seperti denim dan chambray. Berkonsep artisanal basic piece, ia menghadirkan elemen maskulin dengan nuansa feminin dalam koleksi busana siap pakai. Rancangan karyanya pun memanfaatkan teknik layering yang subtil dengan penerapan warna netral dan hitam.
Anda dapat membeli koleksinya melalui link ini.
(Penulis: Fatimah Mardiyah; Foto: Courtesy of JD.ID)