Alasan Pengantin Wanita Mengenakan Veil

Cadar putih yang dikenakan oleh para pengantin wanita terdahulu ternyata memiliki fungsi yang sangat berbeda.



Cadar putih atau veil yang dikenakan oleh para pengantin wanita terdahulu ternyata memiliki fungsi yang sangat berbeda.

Belakangan ini, tradisi sebuah pernikahan yang sudah ada sejak nenek moyang membuat Bazaar tertarik untuk menelusuri satu per satu alasan di balik tiap tradisi yang selama ini telah kita ikuti tanpa bertanya-tanya. Seperti misalnya, para pengapit dipilih untuk menjaga sang pengantin dari roh-roh jahat yang ingin mengganggu jalannya hari sakral tersebut.

Penemuan terbaru Bazaar mengambil legenda dibalik sebuah aksesori pernikahan yang tak akan pernah dilupakan oleh wanita manapun. Veil atau cadar, yang kini digunakan sebagai sentuhan akhir yang sempurna untuk sang pengantin, ternyata digunakan sebagai simbol perangkap untuk hal yang magis dan jahat.

Cadar pertama kali diperkenalkan pada masa kekaisaran Roma, saat selembar kain merah digunakan untuk menutupi rambut hingga ujung kaki sang pengantin wanita. Mengapa warna merah? Merah konon dianggap sebagai simbol api yang dapat membuat roh jahat ketakutan, sehingga tidak mengacaukan hari penting sang pengantin.

Cerita lain yang sering pula ditemukan, adalah kegunaan cadar sebagai penyamaran bagi sang pengantin agar tidak terlihat oleh roh-roh jahat, serta imaji bahwa sang pengantin wanita tidak boleh terlihat oleh pengantin pria sebelum mereka berdua mengucapkan janji suci mereka. Ini menjadi simbol bahwa kepemilikan sang wanita telah berganti, dari sang ayah menjadi sang suami.

Sebagai tambahan, cadar terdahulu didesain agar terasa seberat mungkin bagi sang pengantin wanita, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk kabur.

Setelah membaca fakta-fakta di atas, apakah Anda akan berpikir dua kali sebelum mengenakan veil?


(Bazaar Brides, Harper's Bazaar UK. Alih bahasa: Ninette Marasuchi. Foto: Getty Images)