Tak dapat dipungkiri dalam beberapa tahun terakhir ini dunia mode memang telah mengalami perubahan demi perubahan yang cukup signifikan. Belum lagi ditambah dengan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung kurang lebih dua tahun ini. Dengan berbagai pembatasan yang dilakukan, hal ini telah memaksa industri mode untuk mengubah struktur pertunjukan langsung yang telah dipertahankan selama ini dan merangkul format baru yaitu digital show.
Terlepas dari “kericuhan” yang dihadirkan atas larangan bepergian ini, tentu ada hikmah yang bisa dipetik, yaitu fashion week tak lagi terbatas pada jarak dan waktu. Sekarang, orang-orang dari belahan dunia mana pun sudah bisa mengakses fashion show dari kenyamanan rumah masing-masing.
Namun Bazaar sangat menyadarinya, bila Anda orang awam yang kurang familier denganseluk-beluk dunia fashion, memang rasanya sangat mudah tenggelam dan kewalahan ketika diajak berdiskusi tentang dunia kreatif yang satu ini. Banyak terminologi yang terasa asing di telinga. Belum lagi membahas seputar kalender mode, musim-musim (sebagai penanda koleksi) dan diterapkan dalam dunia ini, hingga kota-kota tempat fashion show biasanya diselenggarakan.
Baca juga: Mengenal Musim di Dunia Fashion
Untuk itu, di sini Bazaar pun siap menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin berkeliaran dalam benak, terutama dari hal yang paling dasar seperti apa itu pekan mode? Mengapa ini menjadi acara krusial atau bisa dikatakan inti dari dunia mode itu sendiri hingga bagaimana caranya bagi Anda yang mungkin seorang desainer atau memiliki brand pakaian untuk mempresentasikan koleksi Anda selama pekan mode.
Baca terus untuk menemukan jawaban atas keingintahuan Anda, terutama mengenai Paris Fashion Week dan keistimewaannya:
Apa itu Fashion Week?
Sebelum masuk lebih dalam tentu kita perlu mengerti dahulu apa itu fashion week.
Jadi, fashion week atau yang dalam Bahasa Indonesianya pekan mode adalah sebuah acara di industri fashion yang berlangsung sekitar satu minggu di mana para perancang busana, brand atau rumah mode mempresentasikan koleksi terbaru mereka di runway kepada para calon pembeli dan awak media. Perhelatan ini sendiri sangat krusial karena menjadi barometer atau trend forecast untuk busana apa yang akan populer dan yang akan masuk ke dalam butik enam bulan ke depan.
Umumnya dan yang paling terkenal, pekan mode dilangsungkan di empat kota besar atau yang dikenal juga dengan julukan “Big Four” yang terdiri dari New York, London, Milan, dan Paris (berurutan sesuai waktu pergelarannya). Namun di luar dari itu ada juga kota-kota lain yang turut menyelenggarakan pekan mode walaupun skala dan sorotannya tak sebesar empat kota tersebut. Contohnya seperti Los Angeles Fashion Week, Seoul Fashion Week, Arab Fashion Week, bahkan Indonesia juga punya dengan sebutan Jakarta Fashion Week.
Lalu bagaimana sejarah Paris Fashion Week & mengapa ia menjadi perhelatan yang istimewa?
Yang membuat gelaran Paris Fashion Week menjadi sangat istimewa adalah karena Paris merupakan basis bagi pekan mode dan bisa dibilang juga sebagai cikal bakal dari perhelatan akbar yang kita kenal hingga hari ini.
Perjalanan ini dimulai di awal tahun 1850-an ketika seorang penjahit bernama Charles Fredrick Worth pertama kali mempresentasikan koleksi busananya yang dipakaikan kepada seorang model secara langsung, ini merupakan sebuah ide yang sangat inovatif di zaman itu. Sejak saat itu, Charles pun menjadi sosok krusial dalam membuka panggung untuk industri mode Prancis.
Namun ketika Prancis di bawah kekuasaan Nazi selama Perang Dunia II, peragaan busana akhirnya harus mencari alternatif lokasi lain. Dan yg akhirnya terpilihlah Amerika Serikat sebagai pemangku tongkat estafet. Pada tahun 1943, New York Fashion Week (yang awalnya disebut "Press Week”) akhirnya sukses diselenggarakan (kemudian disusul dengan Milan pada tahun 1958, Florence di 1972, dan London Fashion Week pada 1984).
Kemudian di tahun 1945, Paris kembali secara perlahan mengukuhkan diri sebagai pusat mode dengan Chambre Syndicale de la Haute Couture mengharuskan rumah mode yang merilis koleksi couture untuk menyajikan koleksi setidaknya 35 look yang terdiri dari pakaian untuk dikenakan pada siang dan malam, memiliki setidaknya 20 anggota staf, dan bahwa setiap desain harus menyertakan perlengkapan dan dibuat sesuai pesanan khusus bagi pelanggan.
Baru di tahun 1973 Paris Fashion Week pertama yang diakui (dan yang seperti kita kenal hingga saat ini) diadakan tepatnya pada bulan Oktober 1973 di Istana Versailles (salah satu pertunjukan ikonis dan dikenal juga sebagai “Battle of Versailles") yang diorganisir oleh Fédération Française de la Couture (atau dalam Bahasa Indonesianya Federasi Mode Prancis) dan menampilkan 3 koleksi yang terdiri dari: haute couture, ready-to-wear, dan koleksi pakaian pria dalam satu pertunjukan.
Dan tahukah Anda bahwa nama resmi dari acara ini adalah "Semaine des Créateurs de Mode"? Ya, kendati demikian nama Paris Fashion Week (atau yang dikenal juga dengan singkatan PFW) adalah sebutan yang paling umum atau berskala internasional yang digunakan.
Lebih lanjut, acara di Paris Fashion Week terus terbagi menjadi 3 kategori besar hingga sekarang dan terdiri dari presentasi koleksi ready-to-wear, haute couture, serta pakaian pria yang dihelat di bawah kendali Federasi Mode Prancis. Tiap tahunnya, Paris Fashion Week (yang biasanya berlangsung di akhir Februari hingga awal bulan Maret) menampilkan lebih dari 100 show yang turut dimeriahkan oleh deretan nama rumah mode papan atas seperti Chanel, Dior, Lanvin, Loewe, Balmain, Stella McCartney, Louis Vuitton, Balenciaga, Valentino, hingga Yves Saint Laurent yang menyelenggarakan pertunjukan di tempat-tempat bersejarah seperti Carrousel du Louvre hingga Grand Palais.
Di samping menampilkan koleksi sesuai dengan pembagian musim yang ada di kalender mode yaitu Spring/Summer dan Fall/Winter, ada juga kesempatan lain bagi desainer untuk memamerkan koleksi 3 bulan setelah presentasi utama di fashion week dengan tujuan untuk menghindari para klien menunggu rilis busana musim baru terlalu lama yang dinamakan sebagai Cruise atau Resort collection.
Cikal bakal koleksi Cruise atau yang tak jarang dikenal juga dengan nama Resort sendiri lahir dari minat para segelintir pelanggan jet-set yang mungkin ingin pergi berlayar dan atau yang memiliki kebiasaan untuk berpelesir sepanjang tahun.
Salah satu pelopor atau penggagas koleksi tengah musim ini adalah pendiri label mode Chanel kurang lebih 100 tahun yang lalu. Tampaknya Coco Chanel mengamati tingginya intensitas perjalanan yang dilakukan oleh para pelanggan borjuis-nya. Untuk itu biasanya koleksi Cruise/ Resort memiliki desain yang adaptif, chic, serta yang paling penting cocok untuk digunakan entah ketika berada di musim dingin maupun musim panas.
Selain Cruise/ Resort, ada pula koleksi tengah musim lain yaitu Pre-Fall dengan deretan brand ternama mulai dari Dior, Chanel, hingga Louis Vuitoon konsisten merilis koleksi-koleksi di luar agenda empat musim besar.
Mengenal perbedaan antara Couture dan Haute Couture
Satu lagi yang membuat industri mode di Paris istimewa dan berbeda dari kota-kota lain yang menyelenggarkan pekan mode. Hal ini terjadi karena Paris memiliki couture dan haute couture.
Pertama mari kita bahas mengenai couture. Coutureyang berarti “sewing” atau “dressmaking” merupakan karya busana yang dibuat langsung dengan keahlian tangan dan tentu saja memiliki elemen keunikannya sendiri.
Sedangkan haute couture adalah sebutan khusus yang dibuat oleh pemerintah Prancis. Untuk memenuhi syarat sebuah brand layak untuk disebut sebagai haute couture, seperti yang telah dipaparkan sekilas pada bagian sejarah perkembangan industri mode pada masa awal di Paris, lini tersebut harus memiliki studio yang berbasis di Paris dengan setidaknya memiliki 15 karyawan tetap dan menampilkan setidaknya 35 look dalam sebuah pertunjukan, dua kali setahun.
Tak sampai di situ saja, setiap tahun Chambre Syndicale de la Haute Couture juga akan memperbarui terus daftar brand couture resmi yang memenuhi spesifikasi.
Daftar ini sendiri juga dapat terus berubah. Misalnya Givenchy, label yang telah eksis sejak tahun 1952 sempat dikeluarkan dari daftar haute couture pada musim Semi 2013. Maka dapat disimpulkan tidak ada brand terlepas dari seberapa hebat prestise mereka, yang dapat menghindari pedoman yang pertama kali diberlakukan pada tahun 1945 tersebut.
Berikut adalah daftar anggota brand yang berhak menyandang titel haute couture:
- Adeline André
- Alexandre Vauthier
- Alexis Mabille
- Bouchra Jarrar
- Chanel
- Christian Dior
- Frank Sorbier
- Giambattista Valli
- Givenchy
- Jean Paul Gaultier
- Julien Fournié
- Maison Margiela
- Maison Rabih Kayrouz
- Maurizio Galante
- Schiaparelli
- Stéphane Rolland
Selain memiliki anggota tetap, haute couture juga memiliki anggota koresponden yang adalah rumah mode yang berbasis di luar Prancis namun juga ikut berpartisipasi dalam pergelaran Paris Couture Week, daftarnya meliputi:
- Atelier Versace
- Elie Saab
- Fendi Couture
- Giorgio Armani Privé
- Iris van Herpen
- Valentino
- Ulyana Sergeenko
- Viktor & Rolf
Ada pula anggota kelompok ketiga yang disebut sebagai anggota tamu (yang bisa berbeda-beda namanya tiap musim), yang di antaranya terdiri dari:
- Azzaro
- AZ Factory
- Balenciaga
- Bueberry
- Comme des Garçons
- Coperni
- Jil Sander
- Raf Simons
- dll. (Klik di sini untuk melihat daftar lengkapnya)
Salah satu brand yang sempat menggemparkan di masanya (tepatnya untuk koleksi Spring 2017) karena berhasil masuk dalam jajaran anggota tamu dan mempresentasikan koleksinya pada gelaran Couture Week adalah label streetwear yang didirikan oleh Demma Gvasalia dan Guram Gvasalia, Vetements.
Kehadirannya dalam salah satu pertunjukan paling prestisius di jagat mode menjadi istimewa karena Vetements yang dikenal akan siluetnya yang oversized, motif logo yang disesuaikan berorientasi pada budaya pop, dan (kembali lagi) aliran yang dianutnya yaitu streetwear. Tak tanggung-tanggung, untuk debutnya di panggung couture, Vetements turut berkolaborasi dengan 18 brand yang di antaranya terdiri dari Levi's, Dr. Martens, Eastpak, Reebok, Comme des Garçons, Champion, Manolo Blahnik, dan masih banyak lagi.
"Butuh dana sekitar kurang lebih 3 - 15 miliar rupiah untuk mengadakan sebuah acara fashion show."
Bagaimana caranya agar dapat mempresentasikan koleksi di PFW?
Untuk dapat mempresentasikan karya koleksi, Anda perlu mendaftarkannya terlebih dahulu lewat situs resmi Fédération de la Haute Couture et de la Mode dengan beberapa ketentuan seperti:
- Anda setuju dengan struktur hukum
- Anda setuju dan memiliki setidaknya satu koleksi yang dikomersialkan
- Anda siap untuk berpartisipasi dalam kalender resmi Paris Fashion Week dalam jangka panjang
*Harap diperhatikan bahwa koleksi yang secara eksklusif terdiri dari aksesori, pakaian renang, pakaian dalam, dan/atau pengantin tidak memenuhi syarat untuk masuk ke Kalender Resmi Paris Fashion Week.
Formulir pengajuan juga akan diperiksa secara saksama terlebih dahulu untuk menentukan kelayakan dalam mempresentasikan karya Anda di Paris Fashion Week. Dan seperti yang dilansir dari situs web fashionunited.uk, ada pula biaya masuk dengan rate harga yang signifikan, yang diperkirakan antara 200.000 hingga 1.000.000 dolar Amerika (atau sekitar 3 - 15 miliar rupiah).
Contoh brand fashion terbaru yang resmi bergabung dengan Paris Fashion Week adalah lini Gabriela Hearst di tahun 2020 silam.
“Kami telah menjadi label internasional dengan sebagian besar klien kami tinggal di luar Amerika. Itu sebabnya pada Februari 2018 kami memutuskan untuk membuka showroom dan rumah kami di Paris,” tulis Gabriela mengenai perjalanannya masuk sebagai anggota Federasi Mode Prancis seperti yang dikutip dari Vogue. “Dan yang terpenting, selalu menjadi impian bagi setiap desainer untuk tampil di Paris,” lanjutnya.
Untuk mengetahui persyaratannya yang lebih lanjut Anda dapat mengakses situs Fédération de la Haute Couture et de la Mode di sini.
"Bila acara tersebut tidak tertera di jadwal yang disusun oleh Fédération de la Haute Couture et de la Mode, maka fashion show tersebut merupakan perhelatan acara di luar dari Paris Fashion Week."
Apakah ada pertunjukan lain selain Paris Fashion Week?
Selain agenda pertunjukan yang disusun oleh Federasi Mode Prancis, memang tak menutup kemungkinan juga bagi brand-brand lain untuk mempresentasikan koleksinya di Paris pada waktu yang bersamaan selama Pekan Mode Paris berlangsung.
Untuk mengetahui brand-brand apa saja yang menjadi bagian dari kalender acara resmi yang disusun oleh Federasi Mode Prancis, Anda dapat memeriksanya di situs resmi Paris Fashion Week (Anda dapat mengaksesnya dengan klik di sini). Bila acara tersebut tidak tertera di jadwal yang disusun oleh Fédération de la Haute Couture et de la Mode, maka fashion show tersebut merupakan perhelatan acara di luar dari Paris Fashion Week.
Fenomena brand-brand Indonesia yang mempresentasikan koleksi selama Paris Fashion Week
Lantas yang menjadi pertanyaan besarnya, bisakah Anda pemilik sebuah brand yang tidak masuk dalam anggota Federasi Mode Prancis (sebetulnya pada dasarnya tidak hanya di Paris saja tetapi berlaku juga pada kota-kota penyelenggara fashion week semua juga memiliki badan pengawas seperi Federasi Mode Prancis) tetapi ingin untuk tetap mempresentasikan koleksi Anda selama pekan mode bisa untuk melakukannya?
Seperti yang telah disinggung di poin sebelumnya, jawabannya adalah sangat mungkin, ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila ingin ikut mempresentasikan koleksi selama masa pekan mode. Jalur pertama yang dapat Anda lakukan adalah bila diundang secara resmi oleh federasi-federasi lain maupun agensi yang ada di sana.
Buktinya seperti dua label Indonesia yaitu Sean Sheila dan Jewel Rocks yang mendapatkan undangan resmi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan L’Adresse Paris Agency. Walaupun dua brand tersebut tidak memamerkan koleksi mereka di runway, tetapi Sean Sheila dan Jewel Rocks terdaftar secara resmi untuk tampil di Showroom for Indonesia Designers selama Paris Fashion Week 2022.
Atau contoh nyata lain yang kali ini datang dari desainer Sebastian Gunawan dan Tex Saverio yang juga memenuhi undangan dari Asian Couture Federation (ACF) untuk memamerkan karya adibusanamereka selama pekan mode Paris Haute Couture Week di tahun 2016 silam.
Ada juga cara kedua untuk dapat menampilkan koleksi Anda adalah dengan menyelenggarakan fashion show secara mandiri, yaitu dengan menyewa sebuah tempat lalu mengundang para tamu untuk dapat menyaksikan presentasi koleksi dari brand milik Anda sendiri di luar jadwal resmi yang telah disusun oleh Federasi Mode Prancis dan melangsungkannya pada waktu yang sama dan di kota yang sama dengan fashion week.
Mengenal re-see (kegiatan setelah show)
Ternyata setelah fashion show selesai, ada lebih banyak agenda yang menanti dan salah satunya adalah kegiatan yang disebut sebagai re-see. Apa itu re-see? Ini merupakan kesempatan spesial yang diberikan oleh para brand-brand mode bagi para rekan-rekan media yang telah menghadiri fashion show untuk melihat kembali koleksi yang telah dipresentasikan di runway.
Jadi setelah show berlangsung (biasa dengan jadwal yang sudah ditentukan), para rekan media berkesempatan untuk kembali melihat dan mengulik secara lebih mendetail mulai dari memegang, mencoba, merasakan material dari karya, hingga menerima penjelasan lebih rinci mengenai cerita di balik pembuatan oleh para PR brand untuk seluruh koleksi yang telah dipresentasikan di hari sebelumnya.
"Biasanya tiket pertunjukan fashion show tidak dapat dibeli, melainkan hanya diperoleh melalui undangan."
Bagaimana cara untuk bisa menonton fashion show langsung selama Pekan Mode?
Perlu diakui untuk mendapat kursi menyaksikan presentasi fashion show bukanlah hal yang mudah, biasanya para brand-brand akan mendahulukan untuk mengisi kuota kursi penonton bagi para media terutama editor fashion dari seluruh belahan dunia, klien VVIP, potential buyers, dan juga bagi selebriti, influencers, hingga tamu pribadi.
Sehingga dapat disimpulkan biasanya tiket pertunjukan tidak dapat dibeli, melainkan hanya diperoleh melalui undangan.
Sekarang setidaknya Anda sudah memiliki bekal bukan tentang pengetahuan mengenai sejarah, perkembangan, hingga bagaimana caranya untuk mempresentasikan koleksi Anda di pekan mode?
(Foto & Sumber: Courtesy of Harper's Bazaar Indonesia, Bazaar UK, Bazaar US, Rizal Halim, fashionunited.uk, fashionweekonline, fashionweekonline, urbansider, observer, vogue, Instagram @ladresseparis.agency, @parisfashionweek)