Apakah Crash Diet Baik Untuk Menurunkan Berat Badan?

Helen Bond selaku ahli diet membagikan pro dan kontra sekaligus risiko crash diet untuk menurunkan berat badan.



Crash diet menggoda Anda dengan iming-iming hasil penurunan badan yang cepat dan relatif mudah untuk memperbaiki masalah yang biasa timbul setelah melakukan diet. Cara crash diet yang populer termasuk diet jus, diet detox selama tujuh hari, military diet, dan diet keto yang populer. Meski crash diet selalu menjanjikan penurunan berat badan yang cepat meski belum, yang masih menimbulkan tanda tanya adalah apakah cara diet demikian dapat dipertahankan atau justru membahayakan kesehatan Anda dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, kami berbincang dengan ahli diet yakni Helen Bond tentang pro, kontra, dan risiko yang mungkin timbul dari crash diet untuk menurunkan berat badan.


Apa itu crash diet?

Crash diet adalah cara penurunan berat badan yang dilakukan dalam waktu yang singkat dengan memangkas sejumlah makanan dari kelompok makanan inti guna mengurangi berat badan secara cepat.



Mengapa orang-orang melakukan crash diet?

Diet yang memberikan hasil penurunan berat badan dalam waktu singkat bisa saja sangat menggoda, apalagi bila Anda memiliki target atau hadir dalam sebuah acara.

"Crash diet adalah upaya penurunan berat badan dengan kalori yang sangat rendah di mana Anda makan secara ketat dalam periode waktu yang singkat," ucap Helen.

Ia kemudian melanjutkan, "Crash diet sering kali menjadi menarik di mata orang karena menawarkan solusi yang cepat untuk masalah jangka panjang. Diet semacam ini kerap kali menjanjikan jika berat badan Anda turun dengan cepat tanpa melakukan banyak upaya. Lemak tubuh yang turun biasanya mencapai lebih dari 2 pon (kurang lebih 1 kilogram) dalam satu minggu." Helen juga menjelaskan bahwa pembatasan asupan kalori dan makanan yang ketat tidak bertahan lama. Setelahnya, orang-orang akan kembali ke kebiasaan makannya yang akan mengembalikan berat badan ke kondisi semula.


Risiko kesehatan ketika melakukan crash diet

Apa risiko kesehatan yang mungkin mengancam Anda yang melakukan crash diet? Meskipun crash diet mudah untuk dilakukan, Anda biasanya diminta mengurangi asupan karbohidrat dan ini dapat berdampak pada kesehatan Anda.

"Crash diet bukanlah cara yang baik karena nutrisinya tidak seimbang dan dapat mengarah pada kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang," jelas Helen.

"Gula darah yang rendah juga membuat kita merasa lelah, mudah marah, kurang konsentrasi, dan tidak mampu beraktivitas dengan baik, sementara rasa lapar yang berlebihan dapat membuat kita makan terlalu banyak dan tak jarang memilih santapan yang kurang sehat sehingga berat badan kembali seperti semula," lanjutnya.


Efek samping crash diet

Pelaku crash diet sering terjebak dalam siklus diet yo-yo dan menerapkan prinsip 'all or nothing'saat makan, sehingga berat badan mereka seringkali bertambah dan kehilangan kepercayaan diri untuk menurunkannya kembali dalam jangka panjang.

Menurut Helen dan National Health Service di Inggris, efek samping yang timbul akibat crash diet adalah gejala-gejala sebagai berikut:

  1. Sistem imun yang lemah
  2. Dehidrasi
  3. Pusing
  4. Buang air besar yang tidak teratur
  5. Kelelahan
  6. Mudah marah
  7. Sakit kepala
  8. Rambut rontok


Kesimpulan

Diet yang baik adalah cara yang dapat dilakukan secara berkelanjutan dalam jangka panjang dan crash diet bukanlah salah satunya.

Sebuah percobaan yang menerapkan diet rendah kalori sedang dilakukan untuk menyembuhkan penyakit diabetes pada penderita diabetes tipe 2. Diet ini berada di bawah pengawasan dokter-dokter spesialis yang memantau tingkat gula darah serta kesehatan para pasien. Hal tersebut tentu berbeda dengan crash diet tanpa ahli yang mendampingi.

"Bila Anda mengartikan diet dengan memberikan batasan waktu, maka Anda hanya mengubah apa yang Anda makan di waktu tersebut," kata Helen. "Hasilnya, ketika Anda menyelesaikan diet maka Anda akan kembali ke kebiasaan semula yang mengonsumsi makanan kurang sehat sehingga berat badan juga akan kembali bertambah."

Helen menjelaskan bahwa prinsip untuk mengurangi berat badan dan menjaganya adalah dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi, diet seimbang dengan tetap mempertahankan jenis-jenis makanan dari kelompok empat sehat dan lima sempurna, makan dalam porsi yang pas, dan aktif secara fisik.

Namun seberapa banyak olahraga yang Anda perlukan? Helen menambahkan, "Setidaknya lakukan latihan aerobik secara intens selama 150 menit seminggu dan latihan kekuatan setidaknya dua kali seminggu."

Jika Anda serius memperhatikan target kesehatan dan kebugaran, Anda sebaiknya memikirkan tentang pilihan gaya hidup sehat jangka panjang untuk mencapai dan menjaga berat badan yang sehat, bukan justru melakukan diet ketat dalam waktu singkat.




(Penulis: Anna Bonet dan telah di-review oleh dr. Louise Wiseman MBBS, BSc (Hons), DRCOG, MRCGP; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto: Courtesy of Bazaar UK)