Louis Vuitton telah mengatakan bahwa mereka tidak akan menghasilkan karya busana Michael Jackson yang akan muncul di autumn/winter 2019 menswear show setelah penayangan dokumenter Leaving Neverland. Program ini mewawancarai dua pria yang menuduh sang bintang pop itu melakukan pelecehan seksual terhadap mereka sebagai anak-anak.
Film dokumenter ini pertama kali ditayangkan pada tanggal 25 Januari di Sundance, minggu setelah Louis Vuitton menyajikan pertunjukan menswear pada tanggal 17 Januari. Referensi Michael Jackson terdapat pada kaus dengan gambar dancing feet, dan detail gayanya yang memakai kaus kaki putih yang dipasang dengan sepatu loafers, sarung tangan khasnya, atas berkilau dan loose button-up shirt bewarna putih. Creative director, Virgil Abloh mengatakan pada saat itu bahwa ia ingin "membuat poin tentang kemanusiaan dalam pandangan Michael Jackson”.
Sejak saat itu, merek tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa film dokumenter itu telah menyebabkan brand-nya "sangat menderita" dan berkata bahwa mereka tidak mengetahui tentang program tersebut ketika koleksi menswearnya telah disajikan.
“Saya sadar bahwa sehubung dengan film dokumenter ini, pertunjukan tersebut telah menimbulkan reaksi emosional. Saya akan memberikan aturan yang keras atas segala bentuk pelecehan anak, kekerasan atau pelanggaran terhadap hak asasi manusia, ”kata Virgil. "Niat saya atas pertunjukan ini adalah untuk menunjukkan Michael Jackson sebagai seorang seniman budaya pop yang hanya merujuk pada kehidupan publiknya sebagaimana kita semua tahu dan warisannya yang telah mempengaruhi seluruh generasi seniman dan desainer."
Ketua dan CEO Louis Vuitton, Michael Burke menggambarkan tuduhan ini sebagai "sangat meresahkan dan mengganggu".
"Keselamatan dan kesejahteraan anak sangat penting bagi Louis Vuitton," ujarnya. "Kami berkomitmen penuh untuk menanggapi tujuan ini."
(Penulis: Ella Alexander; Artikel ini disadur dariBazaar UK; Alih bahasa: Danes Wara; Foto: Courtesy of Bazaar UK)