Penyebab Perut Sulit Ramping

Mulai dari giat berolahraga, menjaga pola makan, hingga detoks telah dilakukan. Namun perut rata tak kunjung nampak. Apa sebabnya?



Perut ramping dan siluet pinggang yang indah umumnya jadi target penting para wanita. Jika olahraga dan diet tak memberikan hasil, bagaimana cara mengembalikan percaya diri ke tempat semula? Kemungkinan ada kaitannya dengan otot tubuh Anda. Tak hanya wanita yang sudah melahirkan saja, siapapun yang kerap bertambah atau berkurang bobot tubuhnya, bisa memiliki problem otot bernama diastasis recti.

Kondisi diastasis recti adalah adanya jarak terpisah di antara otot inti (core muscle) yang disebut linea alba. Jaraknya bisa mencapai lebih dari 2 cm. Padahal, otot inti merupakan otot yang berperan sebagai titik tengah gravitasi tubuh. Seluruh gerakan tubuh berasal dari otot inti. Core muscles juga merupakan penopang perut, panggul, pelvis, dan tulang belakang, hingga tak heran bila disebut 'belt of muscles'.

Tidak hanya mengganggu secara estetika, masalah diastasis recti ini juga dapat menimbulkan sederet penyakit lainnya seperti nyeri pinggul, postur tubuh memburuk, tumpuan tulang tidak stabil, disfungsi panggul, masalah urinal, hingga konstipasi akut.

Dr. Marco Faria Correa, seorang ahli bedah asal Brazil yang berpraktik di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena – Singapura, menjelaskan, “Jika jarak linea alba yang terdeteksi masih 1-2 cm, maka bisa diatasi dengan terapi fisik atau fisioterapi. Namun bila lebih dari 3 cm maka butuh tindakan operasi.”

Diastasis recti bisa diatasi dengan dua bedah berbeda. Pertama dengan metode terbuka, yang mencakup penghilangan kulit atau abdominal dermolipectomy, dengan kondisi pasien memiliki banyak lipatan kulit (abdominal apron). Setelah kulit dibedah, otot inti yang meregang akan dirapatkan kembali dengan cara dijahit. Jika dibayangkan, proses ini seperti memakai korset bergaya klasik yang memiliki tali temali. Akan ada sedikit bekasi luka pada area bikini, namun kelebihan metode ini ialah mengencangkan perut sembari mengangkat daerah pubis sehingga perut dan area pinggul tampak lebih rata.

Cara lainnya adalah dengan teknik endoscopic abdominoplasty, menggunakan robot pengoperasi bernama "daVinci Surgical". Metode kedua ini tepat bagi yang tidak memiliki abdominal apron dan menghindari memiliki bekas luka signifikan.

Robot dikendalikan oleh ahli bedah melalui monitor. Keuntungannya, luka yang dibuat tidaklah besar, hanya sayatan berbentuk lubang sangat kecil untuk memasukkan aplikator - aplikator pembedah. Dari ruang itulah alat-alat tersebut merekatkan kembali jarak pada diastasis recti.

Durasi yang diperlukan sekitar dua hingga empat jam, disesuaikan dengan tingkat keparahan diastasis recti masing-masing pasien. Bagi pasien wanita yang ingin kembali hamil setelah melakukan bedah ini, tak perlu khawatir, karena sebagian besar mereka yang hamil setelah melakukan perbaikan diastasis recti, tidak perlu melakukan perekatan kembali. Sebab, satu kali bedah saja sudah bagus dan membuat perut langsing. Jika otot inti sudah dijahit, maka kaitannya jadi lebih kencang sekaligus elastis.

Artikel selengkapnya dapat dibaca juga di majalah Harper's Bazaar Indonesia edisi Maret 2018.

(Foto: improvisor©123RF.com)