Pernahkah Anda terpikir bagaimana para calon mempelai BAZAAR (atau calon mempelai dimanapun) melakukan persiapan pernikahan? Merancanakan, menjalani hubungan sembari menjalani transisi dari berpacaran hingga bertunangan, sampai mempersiapkan hari besar tentu bukanlah hal yang mudah. Maka dari itu, editor pernikahan di bazaar.com dan ahli dari industri bridal hadir untuk menjawab pertanyaan para calon mempelai, pengiring pengantin, orangtua, dan tamu yang berusaha untuk tetap terlihat elegan di tengah riuhnya persiapan pernikahan. Mulai dari urusan padu padan gaya, etika, tradisi, ekspektasi, hingga tekanan dalam merencanakan pernikahan itu sendiri.
Dear Harper's BAZAAR: Saya dan tunangan memulai perencanaan pernikahan kami dengan bantuan keluarga terdekat. Sebelumnya kami sudah mendengar cerita dan mimpi buruk tentang bagaimana para calon mempelai dan pihak keluarga terlibat dalam perseteruan tentang siapa yang akan membayar untuk apa serta mengenai hal-hal yang mereka harapkan dari acara yang akan kami gelar. Hanya saja, kami bukanlah tipe pasangan yang mengharuskan adanya kehadiran setiap item esensial dalam pernikahan; saya bahkan belum yakin untuk menggunakan pengiring pengantin nantinya, ide untuk melempar buket bunga serta memakai garter yang menurut saya terlihat memalukan, dan orangtua saya sudah pasti tidak mampu untuk membiayai pernikahan secara penuh dengan sendirinya. Yang mau saya tanyakan adalah, tradisi apakah yang masih berlaku dan harus kami ikuti dan manakah tradisi yang sekiranya dapat kami abaikan? Di dunia modern dewasa ini, apakah etika yang pantas untuk merencanakan pernikahan, dari berbagai segi? -Anonim
Dear Anonim: Tarik nafas yang dalam. Semuanya akan menjadi baik-baik saja. Kami selalu menerapkan paham bahwa semua orang harus melakukan apa yang menurut mereka benar dan sesuai dengan kepribadian Anda dan sebagai calon mempelai -namun kami mengerti bahwa masalah orangtua, kepercayaan maupun ekspektasi sosial dapat menghalangi pengaplikasian paham tersebut. BAZAAR pun bertanya pada ahli etika, Myka Meier untuk membeberkan mitos seputar hari pernikahan dan mengidentifikasi tradisi yang pantas dilanjutkan maupun yang harus ditinggalkan.
“Para calon mempelai sekarang cenderung merencanakan pernikahan dengan tradisi abad-21.” Meier menjelaskan. Namun, meskipun para pasangan tidak lagi bersikeras bahwa keluarga calon mempelai wanitalah yang harus bertanggung jawab akan seluruh biaya pernikahan, memahami etika layak untuk menangani situasi yang memicu perseteruan adalah hal penting. Dibawah adalah semua jawaban dari pertanyaan spesifik mengenai permasalahan berhubungan dengan etika yang kemungkinan besar akan terjadi dalam pengurusan pernikahan.
Apakah keluarga mempelai wanita masih membayar seluruh biaya pernikahan?
“Sudah lewat masanya dimana keluarga mempelai wanita diharapkan untuk memberi dana terbanyak dalam perencanaan pernikahan. Merupakan sebuah hal yang lumrah dewasa ini bagi calon mempelai untuk berkontribusi dengan cara menyisihkan tabungan untuk acara pernikahan mereka. Atau bagi keluarga calon mempelai pria untuk menyumbangkan sebagian dana mereka. Bahkan kerabat terdekat mungkin saja menawarkan bantuan finansial untuk beberapa keperluan penting. Contohnya, nenek Anda yang berkeinginan untuk membelikan gaun bridal.
Meski begitu, jangan pernah berasumsi bahwa keluarga akan membayar biaya pernikahan. Jika keluarga Anda sudah mengatakan bahwa mereka ingin berkontribusi, maka alangkah baiknya untuk berdiskusi dengan orangtua dari kedua belah pihak dan bertanya berapa jumlah yang hendak mereka keluarkan untuk pernikahan tersebut. Ketika Anda berdiskusi tentang anggaran, jangan lupa untuk mencari tahu apakah ada suatu kondisi di balik semua itu. Tentunya Anda tidak ingin menerima biaya untuk kemudian mengetahui suatu adanya suatu kondisi dibalik itu."
Haruskah mempelai wanita membeli baju pengiring pengantinnya sendiri?
“Tidak juga. Mempelai wanita tidak mempunyai obligasi apapun untuk membiayai gaun pengiring pengantin, namun jika Ia mampu dan ingin melakukannya, tentu saja akan lebih baik dan lebih diapresiasi. Pengiring pengantin yang tidak mampu untuk membeli gaun yang dipilih harus bersuara dan menjelaskan kepada mempelai bahwa gaunnya tidak sesuai anggaran; pada kasus ini, mempelai dapat memilih opsi untuk membayar semua biaya pengiring pengantin. Harusnya itu tidak menjadi masalah bila mereka memiliki hubungan erat.”
Apakah mempunyai bar berbayar di pesta pernikahan suatu hal yang baik?
“Mempunyai bar minuman berbayar di acara pernikahan tidak pernah menjadi hal yang baik-baik saja. Resepsi pernikahan tidak seharusnya menjadi ajang untuk berpesta. Jika Anda memiliki anggaran ketat atau lebih memilih untuk menggunakan dana untuk hal lain yang lebih penting, sebaiknya Anda membatasi menu yang tersedia di dalam bar. Anda dapat menawarkan wine atau craft beer pada seluruh tamu, atau satu jenis liquor untuk disajikan dalam bermacam cara; seperti menawarkan menu andalan ataupun segelas martini. Jangan lupa untuk melarang bartender meninggalkan mangkuk tip pada bar tersebut -jika bisa, buat perjanjian tertulis perihal ini dengan pihak catering atau penyewa tempat-.”
Dapatkah para calon mempelai mengirim pemberitahuan Save The Date dan undangan pernikahan mereka via email?
Selagi informasi yang dikirim menyertai semua detail penting, tentu saja pemberitahuan dan undangan dapat dikirim via email. Namun begitu, undangan yang dicetak di atas kertas memang terasa lebih elegan. Anda dapat menggunakan jasa semacam Paperless Post, atau mempekerjakan desainer grafis untuk membuat sesuatu yang dapat Anda kirim secara digitalatau menggunakan jasa email seperti mailchimp. Jangan lupa, pemberitahuan Save The Date tidak harus sama dengan desain pada undangan Anda. Pemberitahuan Save The Date harus selalu disertai oleh tanggal pernikahan, kota, serta destinasi dari pernikahan tersebut. Anda juga dapat menyertakan link atau tautan untuk membuka website pernikahan. Untuk pernikahan pelesir, jangan lupa untuk menyertai informasi tambahan tentang detail travel seperti nama yang akan dicantumkan pada kamar. Jangan pernah menyertai daftar pembelanjaan hadiah pada pemberitahuan Save The Date ataupun undangan, Sebaiknya, cantumkan daftar pembelanjaan hadiah pada website pernikahan Anda.”
Siapa yang akan mendapatkan undangan dengan +1?
“Calon mempelai yang ingin membatasi jumlah tamu harus membuat semacam pedoman atau guideline untuk kerabat yang masih melajang atau yang akan membawa kencan ke pesta pernikahan mereka. Peraturan standard yang menyatakan bahwa siapapun yang sudah bertunangan atau tinggal dengan pasangan harus diundang sebagai pasangan dan mencantumkan nama keduanya pada undangan. Adalah suatu hal yang sopan juga untuk menawarkan mereka yang bepergian dari luar kota seorang pendamping jika memungkinkan.
Beberapa aturan tambahan dapat ditambahkan pada pedoman tersebut seperti: Tamu yang sudah berpacaran lebih dari 6 bulan atau setahun dapat membawa pasangan mereka sendiri, atau satu sampai dua kerabat yang masih melajang diperbolehkan untuk membawa kencan jadi mereka tidak merasa terlupakan. Atau, Anda dapat memutuskan bahwa hanya mereka yang termasuk dalam panitia pernikahan yang dapat membawa kencan. Jika calon mempelai mempunyai banyak teman yang masih melajang, Anda dapat mengundang mereka semua untuk datang dan bergaul dengan para tamu yang hadir. Ingatkan mereka bahwa banyak yang menemui calon pasangan mereka di pesta pernikahan!”
Haruskah mengundang anak kecil ke pesta pernikahan?
“Kehadiran anak kecil pada pesta pernikahan bisa jadi menggemaskan. Dengan setelan rapih dan gaun cantiknya, mereka pasti bersenang-senang. Namun apakah orangtua mereka dapat bersenang-senang juga? Mungkin saja tidak. Calon mempelai harus memberlakukan aturan apakah mereka akan mengundang anak kecil ke pesta mereka atau hanya membatasi jumlah seperti keponakan dan anak baptis mereka. Jika beberapa anak kecil akan hadir sebagai bagian dari pernikahan, Anda dapat menyewa satu ruangan khusus untuk mereka pada saat resepsi dengan pengasuh khusus, menu makanan khusus anak, maupun hiburan seperti video games dan buku mewarnai. Orangtua tetap berada dalam radius tidak jauh dari anak mereka sewaktu-waktu keadaan darurat terjadi, tapi setidaknya mereka dapat bersenang-senang juga.
Jika sudah diputuskan bahwa tidak akan ada anak kecil yang diundang, jelaskan hal tersebut kepada orangtua mereka bahwa Anda ingin memastikan mereka bersenang-senang di pesta pernikahan. Anda dapat menjelaskan dengan cara ini: “Walaupun kami menyayangi anak kalian, ini adalah acara untuk orang dewasa. Jangan khawatir, kami turut menyertai nomer telepon untuk keadaan darurat yang berhubungan dengan anak jika kalian ingin menyewa pengasuh selama acara pernikahan berlangsung.”
Dapatkah Anda meminta para tamu untuk mengenakan atribut black tie ke pesta pernikahan semi formal?
“Normalnya, pada acara yang mewajibkan atribut black tie, tamu wanita akan hadir dalam gaun panjang menjuntai dan tamu pria akan mengenakan tuxedo. Acara black tie seharusnya hanya diadakan pada hari Sabtu, namun sekarang Anda dapat melangsungkan pesta pernikahan formal hari apapun. Jika Anda khawatir para tamu tidak akan mengenakan atribut yang diharapkan, tambahkan kartu kecil di dalam undangan bertuliskan “Formal Attire” atau “Black Tie” untuk memperjelas aturan tersebut. Jika memutuskan untuk mengadakan pesta pernikahan formal, undangan Anda pun seharusnya dicetak dan dikirim selayaknya, bukan dikirim menggunakan email. Meja tamu pun harus diatur dengan perabot china berkualitas baik. Makanan harus diletakan di atas piring dan disajikan oleh pelayan, namun Anda dapat meletakan makanan tambahan khusus untuk keluarga di pinggir meja jika Anda mau. “
Artikel ini disadur dari www.harpersbazaar.com
(Alih bahasa: Arinta Wirasto, Foto: dok. Bazaar)
Portfolio fotografi:
Fotografi oleh: Kay Moreno
Editor Fashion: Michael Pondaag
Model: Angelica, Thomas (Forna), Adrian (Snap Inc.), Diego, Gerarrd (Image Management)
Make Up & Hair: Qiqi Franky & Team
Stylist Assistant: Arinta Wirasto & Kesya Moedjenan
Properti: mOreno & Co. Photography
Portfolio pada teaser:
Fotografi oleh: Rinal Wiratama
Editor Fashion: Michael Pondaag
Model: Delano (8 Management), Ruckho(Forna), Bruna (Damn. Inc), Marcella & Dara Marcella (Wynn), Sveta (21mm), Reti Ragil (Look Models)
Digital Imaging: Indarno
Stylist Assistants: Veronica Arviana & Arinta Wirasto