Ke Mana Harus Pergi, Menginap, dan Bersantai di Inggris sebagai Pencinta Drama Periode Sejati

Alias itinerary liburan sempurna untuk para Austenites di seluruh dunia.

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Saya dapat menonton Pride and Prejudice (versi 2005, tentu saja) dengan mata tertutup. Mulai dari lamaran penuh luka batin Mr. Darcy di tengah badai hingga cara Tom Hollander mengucapkan “boiled potatoes” secara berlebihan, setiap detail dari adaptasi tercinta ini seperti terpatri di dalam kimia otak saya. Begitu seriusnya saya mencintai drama periode.

BACA JUGA:Panduan Lengkap Bridgerton Season 4 yang Perlu Anda Ketahui

Bagi begitu banyak orang, Pride and Prejudice adalah “gerbang masuk” menuju dunia drama periode yang luar biasa. Dari romansa era Regency lainnya (lihat: Bridgerton atau adaptasi Jane Austen lainnya yang tak terhitung), hingga kisah cinta Gotik yang murung (Jane Eyre, perlu saya jelaskan lagi?), pedesaan Inggris dipenuhi inspirasi sinematik. Wajar saja jika pulau ini menjadi destinasi liburan yang sempurna bagi para penggemar drama periode di mana pun berada.

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Selama satu pekan musim gugur di pedesaan Inggris baru-baru ini, saya melakukan perjalanan melintasi wilayah North Yorkshire dan Peak District, menelusuri kembali jejak yang sebelumnya dilalui para tokoh perempuan favorit saya dalam film, dan sesekali, Jane Austen sendiri. Sahabat terbaik saya, yang harus diakui sudah bertahun-tahun tidak menonton Pride and Prejudice,ikut serta, membuktikan bahwa seseorang tidak perlu bisa menghafal seluruh pengakuan cinta Mr. Darcy kata demi kata untuk menikmati perjalanan ke utara.

Di bawah ini, saya merinci semua bagian favorit kami dari perjalanan tersebut, mulai dari tempat-tempat tak terlupakan yang kami kunjungi hingga hotel-hotel terbaik tempat kami menginap.

Tempat Menginap

Tak ada kekurangan hotel bersejarah yang indah di pedesaan Inggris bagian utara. No. 1 York by Guesthouse adalah pilihan memikat bagi mereka yang menyukai gaya butik; hotel ini merupakan townhouse era Regency yang masuk dalam daftar Grade II, namun koleksi suite, bar, dan restorannya dipenuhi sentuhan kemewahan modern. Hotel ini mendapat poin tambahan berkat lokasinya yang strategis, hanya 10 menit berjalan kaki dari York Minster, sebuah katedral Anglikan dengan sejarah yang membentang hingga tahun 627 Masehi.

Foto: Courtesy of Instagram @guesthousehotels

Jika Anda bepergian ke selatan dari York, Anda bisa mempertimbangkan untuk menginap semalam di The Peacock at Rowsley, sebuah manor house abad ke-17 yang telah berfungsi sebagai hotel selama berabad-abad. Hotel ini dipertahankan dengan sangat hati-hati, termasuk taman-taman tertatanya yang indah, lobi berkarpet tartan yang hangat, serta barnya yang terasa seperti melangkah langsung ke sebuah kedai era tahun 1600-an. Hotel ini juga memiliki restoran dengan menu musiman yang menggunakan bahan-bahan dari para petani dan pencari bahan lokal di Derbyshire. (Salah satu makanan terbaik yang kami santap sepanjang perjalanan ini berasal dari restoran tersebut: olesan mentega truffle yang lembut di atas roti hangat yang empuk dan baru dipanggang, bukti bahwa bahkan hidangan paling sederhana pun bisa terasa istimewa lewat sentuhan inovasi yang tepat.)

Selama bertahun-tahun, The Peacock juga telah menjadi tempat menginap sejumlah bintang drama periode, termasuk Keira Knightley, Matthew Macfadyen, dan Judi Dench. (Mendapat kesempatan menginap di kamar yang pernah ditempati Mr. Darcy? Saya langsung setuju.)

Tempat yang Harus Dikunjungi

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Setiap langkah di pedesaan utara Inggris dipenuhi sejarah dan warisan budaya. Ada Holy Trinity Church di York, sebuah gereja abad pertengahan nan sederhana dengan elemen asli yang berasal dari abad ke-12, yang digunakan sebagai lokasi syuting untuk serial BBC Gentleman Jack. Kota Bakewell juga punya pesona tersendiri. Para penggemar Jane Austen mungkin mengenalinya sebagai kota yang dikunjungi Elizabeth Bennet sebelum pergi ke Pemberley dalam salah satu bab Pride and Prejudice; bahkan, legenda lokal menyebutkan bahwa Jane Austen menulis sebagian besar novel itu saat tinggal di Rutland Arms Hotel, yang hingga kini masih beroperasi.

Namun, bintang utama kawasan ini adalah deretan estate dan rumah-rumah megahnya. Castle Howard adalah salah satu properti paling menakjubkan di seluruh negeri. Dengan pintu masuk berkubah lukisan yang menjulang dan sayap istana bergaya Barok, rumah ini pernah menjadi lokasi syuting Bridgerton (sebagai kediaman keluarga Duke of Hastings) dan Brideshead Revisited. Harewood House adalah rumah Georgia luar biasa lainnya yang terletak di Harrogate, terkenal akan pemandangan pedesaannya yang begitu dramatis hingga Anda seolah bisa membayangkan Colin Firth berjalan melintasi ladang hanya dengan celana breeches-nya. Meski rumahnya indah, sejarahnya kelam. Harewood House dibangun oleh Edwin Lascelles, seorang pedagang gula Karibia yang mengumpulkan kekayaannya dari perdagangan transatlantik dengan memperdagangkan orang-orang yang diperbudak. The Harewood House Trust dan keluarga marga Lascelles masa kini berupaya memastikan sejarah ini diakui dengan benar, bekerja sama dengan komunitas lokal melalui pameran dan berbagai acara publik.

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Haddon Hall, salah satu rumah abad pertengahan yang paling terawat di seluruh Inggris, menawarkan sekilas kehidupan penuh warna di era Tudor, lengkap dengan jalan setapak dari batu yang telah menghalus karena dilintasi pengunjung selama 900 tahun, serta galeri-galeri megah yang masih dibingkai ukiran kayu Elizabethan asli. Tak heran, lokasi yang penuh nuansa ini telah muncul di berbagai produksi film, termasuk The Other Boleyn Girl, Mary Queen of Scots, The King, dan tiga adaptasi berbeda dari Jane Eyre karya Charlotte Brontë.

Salah satu rumah favorit saya selama tur adalah Newby Hall, sebuah mansion abad ke-17 yang diyakini menginspirasi Downton Abbey, berkat keberadaan pemilik lamanya, Lord Grantham versi dunia nyata dan putrinya, Lady Mary. Peaky Blinders, Victoria, dan Mansfield Park versi ITV hanyalah beberapa judul yang pernah mengambil gambar di properti ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, rumah tersebut yang dibuka untuk publik hanya setengah tahun, juga menjadi tuan rumah bagi bangsawan sebenarnya, termasuk Pangeran Charles sebelum menjadi raja dan sang ibu suri.

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Namun, pièce de résistance yang tak terbantahkan adalah Chatsworth House. Rumah megah yang pertama kali dibangun pada tahun 1553 ini menerima lebih dari 600.000 pengunjung setiap tahunnya. Tidak sulit untuk memahami alasannya. Setiap ruang dirancang untuk memberikan kesan mendalam, mulai dari mural Julius Caesar karya Louis Laguerre yang menjulang di Painted Hall hingga ruang tamu kerajaan yang seluruh dindingnya dilapisi permadani dan secara harfiah dibangun untuk menyambut seorang raja.

Mengelilingi rumah tersebut terdapat taman seluas 105 acre, yang telah mengalami banyak perkembangan sepanjang 500 tahun sejarahnya. Versi modernnya kini menghadirkan labirin yew raksasa, rumah kaca dengan tiga iklim berbeda, air mancur yang berjalan dengan sistem gravitasi, serta kuil Cascade berusia 300 tahun.

Chatsworth House telah mengantongi banyak kredit lokasi syuting selama beberapa dekade terakhir, termasuk untuk The Duchess, Peaky Blinders, dan The Crown. Namun, peran paling ikonisnya adalah sebagai Pemberley, rumah milik Tuan Darcy di Derbyshire dalam adaptasi Pride and Prejudice tahun 2005. Ada kemungkinan bahwa Jane memang mendasarkan Pemberley dari kunjungannya sendiri ke Chatsworth pada tahun 1811. Novel tersebut bahkan menyebut Chatsworth secara langsung, dan beberapa deskripsi fisik tentang Pemberley pun sesuai dengan ciri-ciri unik yang dimiliki Chatsworth.

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Perlu diingat bahwa, bergantung pada lokasi yang Anda kunjungi, Uber dan taksi dapat sangat jarang, dan menyewa mobil juga tidak disarankan jika Anda tidak terbiasa mengemudi di sisi jalan yang berbeda. Jika menggunakan transportasi umum, pastikan untuk memeriksa jadwal bus, karena kedatangannya bisa berjarak setengah jam atau lebih. Bagi mereka yang memiliki anggaran lebih, mempertimbangkan untuk memesan tur privat dapat menjadi pilihan yang lebih praktis untuk mencapai seluruh destinasi yang diinginkan. Ekspedisi Yorkshire menawarkan tur satu hari maupun beberapa hari di York, Edinburgh, London, dan lainnya, sehingga para pelancong dapat melihat negara tersebut melalui perspektif lokal. Beberapa ekspedisi juga secara khusus berfokus pada lokasi-lokasi yang mungkin menarik bagi para penggemar drama periode. (Tur Brontë, misalnya, akan menjadi pilihan ideal bagi siapa pun yang memiliki ketertarikan mendalam pada tokoh Heathcliff.)

Tempat untuk Bersantai

Foto: Courtesy of Instagram @buxtoncrescent

Butuh pijat setelah seharian menjelajahi berbagai rumah bersejarah? Tidak masalah. Inggris Utara merupakan tempat bagi beberapa destinasi spa terbaik di negara ini.

Rudding Park di Harrogate, kota Inggris yang pada era Victoria terkenal akan mata air alaminya yang kaya mineral, merupakan resor spa dan hotel pemenang berbagai penghargaan yang menawarkan hidroterapi serta perawatan khusus lainnya mulai dari £64, atau sekitar $85. Jika menginap di sana, hotel ini menyediakan kamar spa yang dilengkapi dengan ruang uap, sauna, atau bak spa pribadi.

Di sebelah selatan Harrogate terdapat Buxton, kota lain yang juga dikenal berkat khasiat regeneratif dari air hangat mata air alaminya. Meskipun pemandian di wilayah tersebut dapat ditelusuri hingga era Romawi kuno, Buxton Crescent modern berlokasi di dalam bangunan Georgia berstatus Grade I yang awalnya dibangun pada akhir abad ke-18 untuk Adipati Devonshire ke-5 (yang, kebetulan, merupakan leluhur keluarga yang kini memiliki Chatsworth House). Spa ini menawarkan serangkaian perawatan tubuh, wajah, dan kecantikan. Fasilitasnya pun sangat lengkap, dengan akses ke berbagai kolam termal, sauna, ruang uap, dan gua garam.

BACA JUGA:

Museum Victoria & Albert di Britania Raya akan Menggelar Pameran Megah Coco Chanel

Tertarik Membaca Sastra Klasik? 8 Novel Karya Jane Austen Berikut Ini adalah Jawabannya!

(Penulis: Chelsey Sanchez; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Syiffa Pettasere; Foto: Courtesy of BAZAAR US; Edited by SS)