Pada 14 Desember lalu, Harper's Bazaar Indonesia menjadi salah satu tamu undangan pertama yang menyaksikan pembukaan ekshibisi megah dalam merayakan semua wewangian keluaran Chanel, bertajuk Le Grand Numéro de Chanel. Tak sendiri, Laura Basuki, model sekaligus aktris Indonesia, juga menjadi list selebriti yang perdana mengeksplorasi pengembaraan penciuman tersebut.
Berlokasi di Grand Palais Éphémère, Chanel menyulap sebuah "kaleidoskop penciuman" menjadi pameran untuk wewangian melalui beragam petualangan sensoris yang unik, hasil kurasi Thomas du Pré de Saint Maur, selaku Head of Global Creative Resources for Fragrance & Beauty, Fine Jewelry & Watches.
Pameran ini dibagi menjadi beberapa ruangan instalasi, ketika menelusurinya, Anda seolah sedang memasuki berbagai babak dari setiap cerita dan identitas seluruh wewangian dari Chanel. Imaji tersebut dikemas dengan cerdik dan brilian, seolah sedang menunjukkan rupa wewangian dengan kecantikan yang berbeda. Dari pertunjukan kabaret, tarian kontemporer, musik live, pameran arsip-arsip Chanel yang (mungkin) belum pernah Anda lihat sebelumnya, instalasi seni, konsultasi bersama ahlinya, sampai penerapan realitas virtual.
Begitu memasuki pintu, Anda akan disambut pertunjukan musik kabaret yang membuat suasana begitu meriah. Selangkah lagi menuju balik layar, Anda akan disuguhkan dengan instalasi megah dan spektakuler. Dominasi warna emas yang memberi kesan luksuri ada pada tiap elemen dekorasi, di samping tentunya dua warna ikonis Chanel, hitam dan putih. Para penari kontemporer mengitari ruangan secara beriringan, para magician dengan senang hati menghibur tiap pengunjung, bar di tengah menjadi sebuah meeting point yang sempurna.
Ruangan pertama, didedikasikan untuk wewangian No5, proyeksi prestisius terarah menuju langit-langit bangunan ditemani suara musik yang meneduhkan, belum lagi fasad kaca teralis yang secara implisit jika terkena pendar cahaya membentuk angka lima (angka favorit Gabrielle Chanel) dan logo double C yang ikonis.
Di ruangan No5 juga menampilkan karya seni Andy Warhol yang belum pernah diperlihatkan kepada publik, serta pengalaman VR interaktif di mana Anda seolah berperan sebagai perfumer pertama Chanel No5, Ernest Beaux, di tahun 1921. Selain itu para pengrajin khusus yang membuat teknik Baudruchage (teknik proteksi botol dan pengecapan agar cairan parfum tidak bocor) berada di sudut ruangan untuk mempresentasikan kepada pengunjung.
Menuju ruangan berikutnya, Chance, Anda akan disambut dengan suasana hiruk pikuk khas belakang panggung. Ruangan ini terinspirasi dari sisi Gabriel Chanel yang kerap mempunyai tekad untuk menciptakan "peluang" bagi dirinya sendiri. Bentangan meja backstage yang penuh lampu, jajaran riasan makeup yang menggoda, sampai sarana interaktif di mana Anda dapat menghirup aroma parfum Chance dengan cara menggemaskan. Pengalaman yang begitu disukai para Gen-Z.
Keluar dari backstage, Anda disambut dengan panggung Moulins, ketika Gabriel Chanel bernyanyi menjadi Coco di tahun 1901. Anda juga berkesempatan ditantang untuk mengasah roda keberuntungan dengan empat tantangan berhadiah langsung dan nyata!
Memasuki arena maskulin di zona Bleu, warna langit kebiruan mendominasi seisi ruangan. Tak digambarkan secara harfiah, apakah ini langit pada jam 6 pagi atau senja jam 6 malam. Ingar bingar memenuhi seisi ruangan, musik bertempo cepat yang seolah memacu adrenalin.
Di sini gedung pencakar langit seolah menjadi hidup, langkah kaki Anda menjadi cepat mengakses ruangan berikutnya yang lebih santai dan kalem. Speakeasy bar di pojok bangunan diisi dengan suara jazz dan blues untuk memahami evolusi wewangian Bleu yang secara berkala berinovasi menjadi lebih intens, dari tahun 2010, 2014, menuju 2016.
Ruangan berikutnya benar-benar membutuhkan teknologi, zona Les Exclusifs de Chanel dibuat bagaikan mahakarya seni bergerak di mana Anda dapat menghirup 18 aroma distingtif yang memiliki karakter serta kepribadian yang kuat.
Para ahli terapis dengan siap sedia menemani Anda menemukan alter ego Anda di antara 18 wewangian Les Exclusifs de Chanel. Di ruangan yang nyaris gelap ini sungguh sukses membangkitkan kekaguman dan emosi. Sebuah penelurusan yang penuh misteri namun tetap anggun, mewah, dan punya unsur keberanian.
Di ruangan terakhir yang menjadi favorit saya, Coco Mademoiselle, dirancang istimewa untuk membuat dunia baru yang penuh kelembutan, namun tetap misterius dan menggoda.
Berjalan di terowongan dengan sekumpulan petunjuk, seolah sedang mendalami pencarian jati diri.Di sini kreasi tanpa batas menciptakan imajinasi unik namun tetap cantik, Anda seperti berada di sebuah kapal luar angkasa yang didominasi warna pink khas Coco Mademoiselle.
Intinya, teknologi merupakan hal mendasar dalam pengoperasian pameran Le Grand Numéro de Chanel. Jika Anda sedang berada di Paris dan ingin mendatangi ekshibisi ini, Anda bisa langsung melakukan reservasi di sini. Pameran Le Grand Numéro de Chanel berlangsung hingga 9 Januari 2023.
(Foto: Courtesy of Chanel)